Assalamu'alaykum wr.wb.
Ba'da tahmid dan shalawat.

Untuk yang bagian terakhir ini, ane ingin berbagi khusus tentang Kuala Kencana yang kalau kata orang ibarat kota dalam kota, karena Kuala Kencana tersebut berada dalam kota Timika namun akses untuk kesananya agak terbatas.

Setelah berbagai rutinitas kerjaan yang melelahkan, dipastikan beberapa hari kedepan tidak ada agenda pengapalan (shipping) seperti biasanya. Ane pun berinisiatif menjelajah ke kota Timika, mencoba mencari nilai-nilai eksotis dan estetika di bumi Papua ini. Setelah mendapat masukan dari teman-teman sembari mencari referensi di om google, akhirnya pada 1 Oktober 2013 ane membulatkan tekad untuk berkeliling.
Pada tanggal 1 Oktober 2013, pukul 04.30 ane bersiap sholat Subuh di tempat favorit ane yaitu Masjid Al-Ikhlas, Amamapare portsite.




Setelah subuh, ane persiapan mandi dan sarapan dulu di mess hall bareng karyawan staff PTFI yang lain. Kemudian tepat pukul 06.00 ane uda menunggu di shelter penyeberangan, bersiap menyeberang menggunakan long boat.




Tak lama berselang, long boat yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Bersama dengan karyawan shift malam yang akan pulang, ane juga naik ke atas long boat M/V Tipoeka.







Pukul 06.20, ane sudah tiba di pelabuhan seberang dan bersiap mengantri di shelter bus PTFI yang letaknya tidak jauh dari sana. Shelter ini disediakan oleh PTFI untuk memfasilitasi karyawan lokal yang bekerja di portsite serta penduduk lokal yang tinggal di sekitarnya.



Berbeda ketika ane pertama kali tiba di bandara dan dijemput dengan Ford Everest yang memakan waktu kurang lebih sejam, kali ini ane menggunakan bus karyawan untuk menuju ke kota. Bus yang ane tumpangi akan menuju ke Terminal Gorong-gorong yang akan memakan waktu kurang lebih 2-2,5jam.



Perjalanan panjang ini dimanfaatkan oleh para penumpangnya untuk beristirahat. Lihat saja di dalam bus yang ane tumpangi, semua penumpangnya yang kebanyakan pelajar tertidur lelap terkecuali ane. Kenapa ane tidak tidur? Karena ini adalah hari petualangan ane dan ane ingin menikmati setiap detik perjalanan ini untuk melihat panorama di sekitar.

Setelah perjalanan panjang nan melelahkan, tibalah akhirnya ane di Terminal Gorong-gorong.







Segala fasilitas bus-bus dan terminal ini kesemuanya dibangun oleh PTFI. Dari berbagai hal yang ada di terminal, ada satu tulisan yang membuat ane tertarik. Kenapa ane bilang menarik, karena biasanya larangan yang umum kita temui adalah membuang puntung rokok. Sedangkan kali ini yang dilarang meludah pinang, tapi dari situ ane jadi tau juga bahasa Inggrisnya pinang, hehe..




Dari terminal Gorong-gorong, ane mengikuti penumpang yang lain berjalan ke arah luar terminal, menyeberangi bendungan kecil. Setibanya di seberang, ane pun mencari ojek mengikuti saran teman kerja semalam sebelumnya.
Berikut suasana di sepanjang perjalanan ojek ane yang memakan waktu kurang lebih 15 menit.








Dengan menghabiskan goceng untuk ojek, ane pun tiba di terminal angkutan umum. Disana, sesuai saran, ane mencari angkutan dengan warna emas. Karena angkutan inilah yang akan membawa ane ke Kuala Kencana (mohon maaf gan, ane lupa foto terminal dan angkotnya). Setelah memakan waktu kurang lebih setengah jam dan memakan duit sembilan ribu rupiah, ane tiba di terminal.




Ternyata disini ane harus ganti angkot sekali lagi dengan warna biru untuk sampai hingga ke dalam (dan lagi-lagi ane lupa foto tuh terminal) dan menghabiskan dana sekitar goceng.










Foto-foto lain di Kuala Kencana






















Pada akhirnya, inilah penghujung thread ane. Ane tidak akan menceritakan perjalanan pulang ane ke Amamapare portsite karena hanya mengulang rute yang sama seperti keberangkatan.

Sekian kisah perjalanan ane di Freeport Indonesia. Semoga thread ane bisa menambah wawasan agan-agan semua.

Jika berkenan, ane minta ya gan, no

Terima kasih

Wassalamu'alaykum wr.wb.

-me80-