Salam Indonesia Raya

Semoga masih ada orang baik, jujur, amanah dan orang cerdas untuk memimpin bangsa dan negara yg besar ini.
Selalu tetap optimis ada secercah harapan untuk Indonesia yg lebih baik.

Ramainya bursa caleg dan capres mendekati tahun 2014 dimana akan di selenggarakan pilleg dan pemilu untuk memilih pemimpin rakyat Indonesia.

Terlalu banyak janji2 manis terlontar dari mereka2 yg merasa mewakili rakyat. Dan berulang2 kali rakyat dibodohi oleh janji2 palsu mereka yg tidak terealisasi. Baik itu janji partai ataupun perorangan.
Tidak sulit untuk mengingat janji2 manis dan palsu mereka yg sudah terpilih.

Janji "Katakan Tidak Untuk Korupsi" tapi kenyataan mereka masuk bui karena korupsi?

Janji "Mengaku Bersih" tapi kenyataannya terlalu bersih sehingga pendapatan negara dan uang proyek dari anggaran negara mereka bersihkan tanpa di sisakan untuk rakyat?

Janji "Jujur, Amanah, dan Fathonah" tapi kenyataannya kok fathonah malah kena kasus bermasalah?

Janji "Dekat Dengan Rakyat dan Bekerja Untuk Rakyat" tapi kenyataannya itu lumpur lapindo terlalu dekat dengan rakyat dan rakyat disuruh bekerja untuk membersihkan lumpur lapindo karena disebut bencana alam?

Janji "Penegakan Hukum" tapi kenyataannya penegakan hukum hanya untuk rakyat kecil(Tumpul di atas dan tajam ke bawah) orang miskin ambil singkong di bui lama karena lapar sedangkan koruptor yg kenyang ambil uang rakyat di berikan fasilitas dan hukuman ringan?

Janji "Pembangunan Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan" tapi kenyataannya masih ada anak2 yg berjuang untuk sekolah bergelantungan di jembatan seadanya penuh resiko dan sekolah2 yg seperti gubuk reot mau rubuh?

Dan masih banyak janji2 lain yg tidak bisa di ungkapkan dengan kata2

Mungkin inilah penyebab meningkatnya jumlah "Golput" dari tahun ke tahun. Inilah penyebab masyarakat menjadi apatis dan pesimis terhadap calon pemimpinnya.

Penyebab Golput;
> Rakyat takut salah pilih.
> Rakyat menilai tidak ada kriteria pemimpin yg baik.
> Rakyat sudah bosan dan kapok terhadap janji2 manis dan palsu.

Lalu kalo seperti itu yang tersisa sekarang adalah pemilih cerdas dan pemilih bodoh.

Pemilih cerdas adalah pemilih yg selalu optimis bahwa diantara yg terburuk masih ada yg baik.

Pemilih bodoh adalah pemilih yang berdasarkan loyalitas, pemilih bayaran sebagai mata pencaharian pemilih penjilat, pemilih yg tidak mau tahu atas pilihannya dan pemilih yg belum dapat pencerahan dari pemilih pintar.

Golput adalah massa mengambang yg tidak mau memilih entah karena kapok, trauma, sibuk dan pesimis.

Disinilah tugas pemilih pintar untuk memberitahukan kepada pemilih bodoh bahwasanya memilih bukan sekedar memilih tapi harus kenal siapa yg dipilihnya, tau rekam jejak dan seluk beluk siapa yg dipilihnya, membuka ruang informasi yg jelas dan akurat tentang calon pilihannya.

Pemimpin besar tidak datang dengan tiba2 tapi melalui proses yang panjang. Pemimpin besar tidak luput dari caci maki, hinaan baik fisik maupun hati.

Sebagaimana contoh pemimpin besar melalui perjuangan yg panjang; Rasulullah Muhammad, Isa Al Masih, Sidharta Gautama, Soekarno, Nelson Mandela, Umar bin Khatab, Mahatma Gandhi, Fidel Castro, dll.

Pemimpin besar takut ketika rakyat memilihnya karena memimpin adalah musibah untuknya.
Pemimpin besar tidak akan bisa tidur nyenyak kalo masih ada rakyatnya yg kekurangan.
Pemimpin adalah orang yg terakhir dihisab pertanggung jawabannya.

Semoga trit yg sederhana ini dapat menggugah kawan2 untuk selalu optimis bahwa ada perubahan menuju Indonesia yg lebih baik.


Ane percaya di kaskus masih banyak orang2 pintar, cerdas dan baik.

Semoga pemilih cerdas, pemilih bodoh dan golput tau arti memilih dan dipilih.

Jika anda belum merasa sanggup untuk memimpin setidaknya anda harus sanggup untuk memilih dan memberikan yg terbaik untuk calon pemimpin dan pemimpin anda.

Sumber: AL-Fakir
Tulisan ane sendiri berupa pendapat, curahan hati kepada Indonesia Raya