Jakarta - Komnas Perempuan mengklarifikasi ke BK DPR adanya pertanyaan yang dianggap melecehkan ketika uji kepatutan dan kelayakan calon komisioner Komisi Penyiaran Indonesia. Anggota dewan dinilai kerap melontarkan pertanyaan yang tak relevan ketika meguji kompetensi calon pejabat publik.

"Komnas Perempuan mempertanyakan kualitas pertanyaan yang diarahkan kepada sejumlah kandidat perempuan yang sama sekali tidak relevan dengan tujuan uji kelayakan," ujar Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah dalam siaran persnya, Rabu (11/12/2013).

Yuni memaparkan komisinya mendapat laporan adanya pertanyaan dan komentar yang dilontarkan anggota dewan seputar fisik, penampilan dan status hubungan personal calon perempuan yang dikemas dalam candaan. "Tetapi bernuansa melecehkan," ujarnya.

Pertanyaan ini sebut Yuni potensial mengganggu integritas maupun konsentrasi kandidat perempuan. Kondisi ini untuk jangka panjang dapat menghalangi munculnya kandidat-kandidat perempuan yang potensial menjadi pejabat publik atau untuk duduk di posisi-posisi strategis dalam institusi negara

Komisinya telah menyurati BK DPR pada 22 Juli 2013 untuk mengklarifikasi uji kelayakan KPI pada 2-3 Juli 2013. Yuni berharap BK DPR dapat menindaklanjuti permintaan klarifikasi tersebut.

"Komnas Perempuan mendorong agar uji kelayakan dan proses seleksi lainnya dapat dilakukan lebih serius, professional dan menghormati Hak Asasi Perempuan," sambungnya.

[url]http://news.detik..com/read/2013/12/12/041422/2439489/10/komnas-perempuan-pertanyaan-fit-and-proper-test-di-dpr-sering-tak-relevan?n991102605[/url]

Mudah2 an bukan pertanyaan sekelas anak2 TK...ha....ha... atau baru bangun tidur langsung nanya...