kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
SOS Bandara Soekarno-Hatta
Tidak lama lagi Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera berlaku. Pada tahun 2015 tidak akan ada lagi hambatan bagi warga di 10 negara ASEAN untuk berusaha di mana pun di wilayah Asia Tenggara ini. Semua menjadi serba terbuka, termasuk dalam lalu lintas udara. Industri penerbangan ASEAN akan menyatu.

Sebagai negara terbesar dalam hal wilayah maupun jumlah penduduk serta kekuatan ekonomi, Indonesia akan menjadi pasar bagi negara ASEAN lainnya. Pertumbuhan yang pesat dalam jumlah penumpang pesawat udara, Indonesia menjadi sasaran bagi maskapai negara-negara lain.

Pemerintah sudah menetapkan bahwa tidak semua bandar udara yang ada di Indonesia bisa dimasuki oleh maskapai negara lain. Hanya lima kota saja yang akan dibuka untuk dimasuki negara lain yaitu Medan, Makassar, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.

Lima kota itu bisa menjadi hub bagi maskapai negara ASEAN untuk terbang ke kota tujuan yang lain. Namun untuk penerbangan di dalam Indonesia, tetap tidak diizinkan dan hanya maskapai penerbangan Indonesia yang boleh beroperasi di dalam wilayah Indonesia.

Jumlah maskapai penerbangan di Indonesia sendiri jumlahnya banyak. Armada yang dimiliki juga terus bertambah. Dengan semakin profesionalnya pengelolaan maskapai penerbangan yang ada sekarang ini, kalangan industri penerbangan Indonesia tidak takut untuk bersaing saat kebijakan langit terbuka diterapkan tahun 2015.

Garuda Indonesia sekarang menjadi salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia. Armada yang dimiliki terus diremajakan, sehingga Garuda menjadi salah satu maskapai dengan rata-rata pesawat masih tergolong baru.

Lion Air juga tidak hanya membangun produk baru seperti Wing Air dan Batik Air di dalam negeri, tetapi mendirikan perusahaan patungan di Malaysia dan Thailand. Mereka siap untuk menangani penerbangan di dalam ASEAN ketika kebijakan langit terbuka diterapkan.

Satu yang menjadi tantangan bagi kita justru dalam pengelolaan bandar udara. Fasilitas yang kita miliki sekarang tidak mampu menampung lagi perkembangan jumlah maskapai maupun penumpang pesawat terbang.

Bandara terbaik yang kita miliki, yaitu Soekarno-Hatta, sekarang ini sudah ketinggalan zaman. Bandara Soekarno-Hatta ketika dibangun tahun 1979 didasarkan atas perhitungan 20 juta penumpang. Sekarang ini jumlah penumpang yang bepergian dari Soekarno-Hatta sudah mencapai 50 juta penumpang.

Yang lebih memprihatinkan adalah fasilitas untuk pesawat-pesawat yang datang. Kalau kita lihat kondisi Bandara Soekarno-Hatta nyaris tidak ada tempat yang tidak dimanfaatkan untuk parkir pesawat. Bahkan di antara dua pesawat yang menggunakan belalai keberangkatan, sekarang ini ditempatkan lagi satu pesawat untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.

Kondisi ini sebenarnya tidak bisa dibenarkan. Ada batasan jarak minimal yang seharusnya diberikan di antara ujung sayap dua pesawat. Namun semua aturan itu kita terabas karena memang tidak seimbangnya fasilitas yang ada di bandara dengan jumlah pesawat yang dimiliki maskapai-maskapai penerbangan.

Konsekuensi yang dihadapi dari kondisi bandara yang serba terbatas ini adalah antrean serta keterlambatasan pesawat yang akan terbang dan mendarat. Sekarang ini keterlambatan yang terjadi sudah di atas 30 menit, karena harus menunggu giliran untuk bisa terbang maupun mendarat.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat kekurangan bahan bakar, setiap pesawat diwajibkan untuk menambah volume bahan bakar bagi keperluan penambahan terbang selama 20 menit. Semua ini terpaksa dilakukan karena kepadatan bandara membuat pesawat-pesawat harus siap untuk berputar-putar terlebih dahulu di kota tujuan beberapa saat.

Keadaan yang kita hadapi di bandara sekarang ini boleh dikatakan sudah SOS, Save Our Soul. Kita bisa diperingatkan oleh asosiasi penerbangan internasional karena sudah membahayakan keselamatan penerbangan.

Kita harus memberikan perhatian khusus dan tidak bisa main-main dengan kondisi sekarang ini. Harus ada upaya yang dilakukan untuk membuat bandara yang ada di Indonesia layak untuk disinggahi. Ini sekaligus untuk mengembalikn efisiensi dari maskapai penerbangan kita.

Tanpa ada kesungguhan untuk menuntaskan masalah ini maka kita sulit untuk bisa menjadi pemenang dalam era langit terbuka ASEAN. Padahal kita tentu semua berharap menjadi pemenang di era Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti.
0
2.6K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.