Indonesia menghentikan semua kerjasama militer

November 21, 2013
Oleh: Michael Bachelard, Mark Kenny, David Wroe

Tindakan pencari suaka Australia di Indonesia telah dilemparkan ke dalam kekacauan dengan Jakarta menarik steker pada semua kerjasama militer sebagai balasan atas penolakan pemerintah Abbott untuk menjelaskan penyadapan telepon dari Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Hubungan antara Canberra dan Jakarta telah turun ke tingkat terendah sejak krisis Timor Timur sebagai Presiden Indonesia memerintahkan pasukan negaranya untuk menghentikan latihan bersama dengan Australia di Darwin, dan angkatan laut untuk menghentikan setiap patroli bersama untuk memerangi penyelundupan manusia.

"Bagaimana kita bisa melakukan semua ini jika kita tidak yakin bahwa tidak ada penyadapan militer kita, yang bekerja untuk kepentingan kedua negara?" Dr Yudhoyono mengatakan.
Dr Yudhoyono: "Tidak ada lagi era Perang Dingin."

Dr Yudhoyono: "Tidak ada lagi era Perang Dingin." Foto: Achmad Ibrahim

Memburuknya hubungan tiba-tiba dikirim pemerintah Abbott dalam pembicaraan krisis, dengan Perdana Menteri Tony Abbott meminta waktu untuk mengatasi DPR dalam waktu singkat untuk menekankan rasa hormatnya kepada hubungan dan keinginannya untuk melihat diperbaiki.
Iklan

'' Saya ingin mengungkapkan di sini, di ruangan ini yang dalam dan tulus saya menyesal tentang malu kepada Presiden dan Indonesia yang disebabkan oleh laporan media baru-baru ini,'' katanya untuk kedua kalinya hari itu.

"Presiden menunjukkan bahwa ia akan segera akan menulis kepada saya. Saya ingin meyakinkan DPR bahwa saya akan menanggapi surat Presiden cepat, lengkap dan sopan. Seperti biasa, saya benar-benar berkomitmen untuk membangun hubungan yang paling dekat mungkin dengan Indonesia , karena itu adalah sangat dalam kepentingan kedua negara kita.''

Sebagai tanggapan, Pemimpin Oposisi Bill Shorten menggambarkannya sebagai masalah bersama.

'' Ini memang tim Australia saat. Ini adalah sesuatu yang telah terjadi baik di Indonesia dan Australia. Kita perlu untuk berjalan jalan ini bersama-sama. Negara-negara lain telah memutuskan isu-isu serupa, kita bisa juga,'' katanya.

Hanya bulan lalu Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro sepakat untuk menyebarkan pesawat patroli maritim angkatan lautnya untuk memantau aktivitas penyelundupan manusia di sepanjang daerah pesisir selatan, dan untuk memperkuat patroli angkatan laut.

Seorang juru bicara angkatan laut Indonesia dikonfirmasi pada Rabu malam bahwa patroli tersebut telah ditangguhkan, namun mengatakan langkah tidak akan mempengaruhi kepolisian, yang menyediakan sebagian besar bantuan Indonesia ke Australia pada penyelundupan manusia.

Dr Yudhoyono mengatakan setelah pertemuan krisis di istana presiden dengan menteri luar negeri, menteri koordinasi untuk kepala keamanan dan intelijen bahwa penangguhan kerjasama militer akan tetap di tempatnya sampai ia telah mendapatkan "penjelasan yang jelas [dari Australia] dan bagi Australia untuk mengambil tanggung jawab ".

"Insya Allah, malam ini aku akan mengirim surat kepada Tony Abbott menuntut sikap resmi Australia dan penjelasan ... dan kemudian kita akan melihat apa yang bisa kita lakukan di masa depan," katanya.

Penjelasannya harus "tidak diberikan melalui pengaturan dalam negeri Australia," tambahnya.

Presiden berbicara hangat dari hubungan dengan Australia, namun mengatakan ia telah memerintahkan penangguhan atau review terhadap beberapa bidang kerjasama, terutama pada berbagi informasi dan pertukaran intelijen.

"Saya juga telah meminta militer untuk menghentikan sementara tentara bersama dan latihan angkatan laut dan juga untuk menghentikan sementara operasi militer terkoordinasi, patroli bersama,'' katanya.

"Seperti yang Anda ketahui, masalah penyelundupan manusia telah bermasalah baik di Indonesia dan Australia, sehingga kita memiliki operasi militer terkoordinasi atau patroli terkoordinasi di laut, tetapi sampai masalah ini semua jelas akan berhenti."

Dr Yudhoyono juga menyerukan kode etik yang mengikat antara Australia dan Indonesia dalam kerjasama tentang isu-isu militer, intelijen dan penyelundupan manusia.

Dia mengatakan keputusan oleh Australia untuk menyadap telepon genggamnya dan orang istri dan lingkaran dalam mereka adalah'' sulit untuk dicerna''.

'' Tidak ada lagi era Perang Dingin. Itu adalah hal yang umum kemudian untuk memata-matai negara-negara blok yang berbeda, tapi hari ini tidak seperti itu lagi. Negara bermusuhan dapat menekan satu sama lain, tetapi antara Indonesia dan Australia kita tidak blok-blok yang berbeda, apalagi bermusuhan satu sama lain ... mengapa ketuk seorang teman, bukan musuh?''

Posisi diekspresikan melalui Twitter

Presiden Indonesia Yudhoyono kembali turun ke twitter semalam untuk meringkas posisinya, mengatakan 4.023.000 pengikutnya via @ SBYudhoyono bahwa ia akan mengambil tiga langkah "sambil menunggu pernyataan resmi dari Pemerintah Australia".

Yang pertama adalah untuk menunggu "penjelasan dan bagi Australia untuk mengambil tanggung jawab".

Yang kedua adalah: "Sejumlah agenda kerjasama akan dikaji ulang: pertukaran informasi, intelijen dan pelatihan antara Republik Indonesia dan Australia, dan isu penyelundupan manusia".

Yang ketiga adalah untuk menuntut "Diperlukan protokol, atau kode etik, dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kerjasama di berbagai bidang untuk mempertahankan hubungan kedua negara".

Pada saat yang sama, telah terjadi pencurahan kemarahan terhadap Australia di Twitter. Hashtag # GanyangAustralia , yang berarti "Hancurkan Australia", telah menjadi titik kumpul populer bagi warga Indonesia untuk menanggapi tuduhan mata-mata dan respon Australia sejauh ini.

sumber: http://translate.google.com/translat...0.html&act=url