Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Bahan Renungan, Sekarang Ane Gak Takut Di Bata, yang Bata juga belum tentu baik... :)

wingercutrockAvatar border
TS
wingercutrock
Bahan Renungan, Sekarang Ane Gak Takut Di Bata, yang Bata juga belum tentu baik... :)
Jadi Manusia Kok Takut Di Hina ?

Kebanyakan manusia memang takut di hina, takut mendapat celaan atau kesalahannya diketahui orang lain. Rasanya memang ada yang aneh, di hina kok takut, di cela kok marah, di kata-katai kok cemberut. Loh memangnya kenapa kalau di hina orang, di cela orang ? Apa lantas kalau di hina ada sesuatu yang hilang dari dirimu ? Kalau di cela, ada yang berkurang dari anggota badanmu atau perasaanmu menjadi sakit karena hinaan atau celaan tersebut ? Lagi pula kenapa mesti sakit perasaanmu di hina orang, ada apa denganmu ? Di hina, di cela kok perasaanmu menjadi sakit ? Apa kamu kira kamu adalah malaikat yang bebas dari segala dosa ? Apa kamu kira kamu manusia yang paling baik, manusia insan kamil, manusia yang sempurna, yang bebas dari kesalahan dan dosa apapun ? Kalau kamu menjawab “Ya” apa tidak salah ? Siapa yang menilai dirimu seperti itu ? Siapa yang memberikan kamu julukan manusia paripurna seperti itu ? Rasanya tak ada, siapapun dia, siapapun orangnya, apapun pangkat dan jabatannya, apapun gelar yang disandangnya. Tak ada manusia yang dalam hidup dan kehidupannya bebas dari kesalahan dan dosa-dosa. Kalau ada manusia yang mengaku bahwa dirinya paling suci, dirinya paling benar, dirinya paling baik, dirinya sudah sempurna, maka berani saya katakan , wajib kita tidak mepercayainya ! Loh gimana ukurannya ?

Bukankah yang mengetahui manusia yang paling bertaqwa, paling suci, paling benar, paling sempurna hanya Allah ? Ya, tak ada manusia lain yang berhak menilai orang lain dengan kata-kata manusia suci, kecuali Tuhan yang mengatakan dalam firmanNya.

Mangapa kita jangan hanyamenilai orang dengan kata-kata suci ? Karena manusia sering menilai orang lain dari “luarnya”, dari “pakaiannya” dari “bungkusannya” , padahal sering kali bagian luar dari manusia justru “topeng”nya , bukan yang sebenarnya, buka “aslinya” Banyak sekali orang tertipu, menilai orang lain karena penampilanya, yang luar biasa, karena jas yang di kenakannya, karena mobil mewah yang di pakainya, jam tangan, sepatu, baju dan lain sebagainya. Manusia sering kali “silau” melihat kemegahan luar manusia, sehingga kadang-kadang menjadi terpesona karenanya. Padahal sering kali ditemukan orang-orang yang bernampilan demikian adalah orang-orang yang membungkus dirinya sedemikian rupa, agar dirinya kelihatan sempurna.

Bila itu yang menjadi ukuran, pantas saja manusia takut akan hinaan, celaan atau cacian. Nah kalau dirinya di hina atau di cela , marahnya bukan main. Bahkan bisa menimbulkan dendam, apa lagi hinaan atau celaannya di depan umum, apa lagi bila yang di cela atau yang dihina adalah orang-orang yang merasa terhormat, karena pangkat dan jabatannya. Padahal, juga sering kita temukan orang-orang yang merasa terhormat itu adalah “ maling “ karena mereka adalah koruptor-koruptor yang bebas berkeliaran karena belum ditangkap, tidak tertangkap, susah di tangkap atau bahkan tak bisa ditangkap, karena kelihainnya, atau yang lebih tepat karena kelicikannya. Jadi orang tersebut tetap “terhormat” di mata manusia, karena kelihatannya”bersih”.

Nah sudah sepantasnya kita kembali berintropkesi diri, jangan-jangan kita sudah merasa diri bersih, suci dan benar, bahkan mungkin mengaku paling bersih, paling suci dan paling benar dibandingkan manusia lainnya disekeliling kita. Kalau itu yang terjadi, wah harus-benar-benar banyak istgifar, harus banyak banyak mengaca diri, benarkah apa yang sudah kita katakan ? Bila benar, apa ukurannya, apa indikatornya, apa parameternya ? Jangan-jangan kita hanya menjadi “setan aku-aku” Bukan kah setan atau Iblis merasa dirinya lebih baik dari Adam ? Bukankah Iblis mengatakan bahwa dirinya lebih baik dari Adam , karena iblis menganggap bahwa api lebih baik dari tanah?

Nah, kalau diri sendiri mengatakan paling bersih, paling suci dan paling benar, jangan-jangan sudah mengikuti jejak setan itu atau Iblis, si “mbahnya” setan. Karena orang yang sudah menganggap diri paling bersih, paling suci dan paling benar adalah orang yang lupa akan firmanNya yang mengatakan : “ Janganlah kamu mengatakan dirimu suci “ Jangankan manusia biasa, Nabi Muhammad SAW yang jelas-jelas Kekasih Allah, manusia yang paling sempurna sejagat raya, manusia yang paling baik budi pekertinya, manusia yang akhlanya lansung mendapat pujian dari Yang Maha Pencipta, Manusia yang namanya disandingkan dengan asma Allah, manusia yang sebutannya selalu dibarengkan dengan sebutan Allah dalam dua kalimat syahdat dan di dalam sholat, Beliau tak pernah mengatakan :” Aku paling bersih, paling suci dan paling benar “ Coba cari di hadist yang manapun, siapapun yang meriwayatkan, rasanya saya belum pernah baca, Beliau berkata demikian. Padahal Beliau manusia yang paling pantas mendapat julukan manusia paling bersih, paling suci dan paling benar, namun karena kerendahan hati Beliau atau kehalusan budi pekerti Beliau, kata-kata tersebut tak keluar dari mulut Beliau sendiri.

Beliau adalah manusia yang jelas – jelas paling suci, paling bersih dan paling benar, tapi Beliau tak lepas dari hinaan, celaan, caci maki bahkan di juluki majnun, si gila, oleh orang-orang disekelilingnya, orang-orang yang tahu betul bahwa sejak muda, Beliau sudah mendapat julukan “ Al Amin” yang terpercaya, namun semuanya itu tak membuat Beliau bebas dari hinaan, celaan dan caci maki. Nah, kalau Beliau saja yang jelas-jelas manusia suci, masih di hina, dicela, di caci maki, apa lagi kita, yang jangan –jangan memang benar-benar hina, tercela dan pantas untuk di maki maki. Hanya saja kita sering, karena kesombongan, merasa tak pantas untuk di hina, di cela atau di maki ? Makanya ketika di hina, di cela atau di caci maki, menjadi marah, dendam bahkan kalau bisa membalas dengan hinaan, celaan dan caci maki yang lebih dasyat lagi !

Kalau mengikuti jejak langkau Beliau, ketika di hina, di cela atau di caci maki, bahkan di intimidasi dengan ancaman sekalipun , Beliau justru mendoakan orang-orang yang menghinanya, mencelanya, mencaci maki dirinya. Rasanya memang berat, ketika di hina, di cela, di caci maki kok mendoakan, berat itu, karena merasa diri sudah paling suci, paling bersih dan paling benar. Padahal kalau mandoakan dan berkata “Alhamdulillah” ketika mendapat hinaan, celaan atau caci maki, itu sudah pendidikan luar biasa untuk jiwa, jiwa menjadi terbiasa dan biasa saja, ketika mendapat hinaan, celaan dan caci maki, bahkan tak lagi meperdulikannya. Buat apa diperdulikan ? Bukankah dengan memperdulikannya, hati menjadi sakit, perasaan menjadi gundah gulana, bahkan bisa bisa mengganggu jam tidur alias tak bisa tidur, karena hatinya sakit, perasaan luka, hatinya perih dan air mata terus menerus mengalir.

Nah bukankah itu jadi merugikan diri sendiri ? Jadi, sungguh aneh, menjadi manusia kok takut di hina ? Biarkan aja, anggap saja angin lalu, kalau bahasa gaulnya “ cuek aja, emangnya gue pikirin (EGP) “ Loh iya, kenapa mesti dipikirin ? Di hina, di cela atau di caci maki, kok dipikirin ? Loh keenakan yang menghina dong, kan itu berarti tujuannya tercapai, orang yang menghina akan puas. Kan tujuan orang menghina itu adalah menjatuhkan mental orang yang dihinanya, mental orang yang di hina makin jatuh, dia makin senang. Loh jadi buat apa menyenangkan si penghina, iya kan ? Cuek aja, biarin aja, sabodo aja, ngapain dipikirin. Kalau kamu berkata : “ Habis kepikiran, gimana dong ? “ Ya banyak-banyak istigfar aja, Itu lebih baik, dari pada mikirin penghinaan.

Sebenarnya, saat kau di hina, di cela atau di caci maki, semestinya kau ucapkan “ Alhamdulillah”, alhamdulilah masih ada orang yang menghina, alhamdulillah masih ada orang yang mencela, alhamdulillah masih ada orang yang mencaci maki. Loh ini apa-apaan sih ? Di hina, di cela dan di caci maki, kok Alhamdulillah ? Lah iya, kan itu berarti kau sedang diperingatkanNya, sedang ditunjukiNya, jangan-jangan hidayah sedang diturunkanNya kepadamu, Kok bisa ? Karena saat kau sedang di hina, di cela atau dicaci sedemiikian rupa, itu artinya Dia sedang menghilangkan kesombonganmu, Dia sedang membersihkanmu dari penyakit-penyakit hati, bukankah kamu mengatakan di atas tadi, bahwa “ aku paling bersih, paling suci dan paling benar ? “ Nah saat itulah, kau “ ditampar” sedemikian rupa olehNya, hingga jiwa terkapar, berdarah-darah, perih dan sebagainya. Jadi, mengapa takut di hina, di cela dan di caci maki ? Nah, lebih alhamdulillah lagi, kalau kamu di anggap atau di katakan “gila”, kalau kamu sudah mendapat”cap” yang satu ini, dari orang sekelilingmu, maqommu, meningkat.

Untuk yang terakhir ini, “berat” membahasnya, untuk itu, saya cukupkan sekian. Terima kasih.

Spoiler for sumur:


Buka
Spoiler for Yang Mau Bata silahka:
0
1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.