Ane bekerja sebagai Operator Alat Berat Jenis Excavator gan. Sebagai OAB terkadang ane ditempatin di pedalaman. mau share pengalaman dikit. Ane pernah bekerja di pedalaman L*mp*ng l tepatnya di daerah M*suji. Disana senjata api bukanlah hal yg aneh gan. Hampir di tiap rumah memiliki senjata api. Mulai dari bedil locok (senapan dari pentol korek yg diisi gotri atau paku, senapan rakitan bahkan ada senapan organik bekas daerah konflik di ujung barat negara ini.
Senjata ini bukan untuk tindak kejahatan gan, melainkan untuk berbury atau menjaga ladang dari hewan hama seperti b*bi utan dll.
Ane dulu pas krja disana pernah dipinjemin Senapan Rakitan oleh Warga sekitar yg akrab. buat jaga2 n berburu. Kalo gak salah kaliber 5,5mm gan
Ane dulu pernah nembak babi segede kebo gan.
Dan ane dikit2 tau cara membuatnya. Tapi ane gak berani bikin.

Mungkin agan2 ada yg udah tau atau ada jga yg masih penasaran kenapa selongsong peluru bisa mental sendiri ataupun waktu dikokang manual seperti senjata sniper. Ane bisa sedikit ngasih penjelasan. mohon maaf bila pictnya gak jelas atau gak bagus. ane gak jago gambar gan

Amunisi terdiri dari beberapa bagian
- Body
- Primer
- Rim
- Pryektil



Di bagian bawah Amunisi terdapat cekungan kedalam yg disebut Rim.
Fungsi dari Rim adalah sebagai tempat untuk mengait selongsong ketika akan dilonttarkan setelah ditembakan.
Di dalam dudukan Amunisi atau Extractor terdapat pengait kecil untuk mengait Selongsong ketika bergerak kebelakang agar selongsong tidak tertinggal di chamber(jaming). baik itu karena gerakan recoil, gas operate, atau pun kokang manual.
Ketika Selongsong terdorong kebelakang Selongsong akan dikait oleh pengait kecil Selongsong ikut tertarik kebelakang. Setelah Extractor mencapai batas gerakan ke belakang Selongsong akan tertabrak pengait statis di dinding chamber yg mendorong selongsong keluar dari Extracto.



[spoilr=ketabrak dan mental]