Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

noel18Avatar border
TS
noel18
Hal kecil(yang penting) yang kadang kita lupakan
Pelajaran memang bisa datang dari mana saja, tidak harus selau dari buku-buku, motivator, internet, bahkan dari teman-teman di sekitar kita pun pelajaran itu bisa kita dapat. Asal kita mau sedikit mengamati.Nah, pelajaran yang satu ini saya dapat dari teman senasib seperjuangan pada masa kuliah saya (sekarang pun juga masih kuliah sih) , jadi walaupun teman saya ini sama slengeannya kaya saya, sama ga benernya , haha, tapi ada satu sikap dia yang membuat saya acungi jempol, apa itu? Yaitu dia kalau makan selalu menghabiskannya sampai butir nasi yang terakhir.

Saya pun juga sebenarnya kalau makan jarang menyisakan makanan, hanya beberapa kali saja,insya Allah dihabiskan, namun habis versi –nya saya dan kebanyakan orang biasanya sih pasti masih menyisakan beberapa butir nasi. Ya, jadi tidak habis sampai butir nasi yang terakhir. Sepintas mungkin ini merupakan hal kecil , hal biasa, tapi apa iya begitu?

Coba kita lihat perhitungan di bawah ini..,

Spoiler for lihat gaan:


Ternyata eh ternyata ya masih banyak kasus kelaparan di di dunia ini, di saat kita besok berpikir mau makan apa, di belahan bumi yang lain mungkin ada yang bingung besok bisa makan atau tidak. Lalu apakah dengan kita selalu menghabiskan sampai sebutir nasi bisa mengurangi kasus-kasus kelaparan yang terjadi? Mungkin secara langsung tidak, tapi setidaknya kita menghargai diri kita dan makanan itu sendiri, dan bahkan hal itu bisa melatih kita utuk berpikir dua kali sebelum makan.Apakah mau makan secukupnya apa mau makan berlebihan? Yah itu pilihan, asal syaratnya satu, dihabiskan.

Sejak kecil pun ayah dan ibu kita mungkin sering cerewet mengingatkan kita soal menghabiskan makanan ini, “jangan buang-buang makanan, ntar nasinya nangis “,atau “hargai kerja keras petani, bikin beras ga gampang”. Yah nasihat orangtua pasti maksudnya selalu baik.

Oh ya, Kalian tau saat2 yang paling nikmat menyantap makanan? Ya, pada saat kita benar-benar kelaparan, bahkan nasi dan kerupuk pun sangat nikmat rasanya. Kalau bagi kita yang muslim, mungkin ketika bulan ramadhan ketika saat berbuka puasa setelah seharian benar-benar berpuasa, mungkin ditambah dengan bekerja dan berolahraga. Waktu berbuka rasanya pasti nikmat sekali, sebenarnya, mungkin itu salah satu intinya puasa, mengajarkan sedikit penderitaan untuk pemahaman yang mahal harganya

Saya sendiri pun pernah mengalami saat2 kelaparan , dulu waktu masa kaderisasi masuk organisasi pecinta alam di kampus,waktu kegiatan survival di hutan, di mana hanya boleh makan dan minum hanya dari bahan-bahan yang tersedia di hutan, rasanya perut keroncongan sekali saat itu, saya benar-benar merasakan lapar yang sebenar-benarnya lapar. Lalu baru saat acara penutupan lah saya benar-benar merasakan nikmatnya apa itu makanan. Seharusnya sih itu menjadi salah satu pelajaran yang berharga yang saya alami soal makanan, karena merasakan langsung apa itu lapar. Namun, entah kenapa pelajaran berharga tersebut menguap begitu saja seiring hari-hari ,buktinya? Kadang-kadang saya masih menyisakan makanan. yah mungkin salah satu penyebabnya hal ini belum terpatri ke alam bawah sadar, berarti belum dibiasakan.

Oh ya, apa kalian sering sebal, jengah kalau melihat berita-berita mengenai pejabat-pejabat koruptor ? Kalau iya, sama, saya juga. Contohnya mungkin yang membuat kita sebal, ketika pejabat-pejabat tersebut menumpuk harta kekayaannya dengan korupsi dan apalah itu , dan kita bertanya-tanya, “memangnya gaji dia kurang apa?” Lalu kita berkomentar,”di wilayah kekuasaan pejabat tersebut,banyak sebenarnya yang perlu di perbaiki di sektor pendidikan, infrastruktur ,dsb, lebih baik dia gunakan harta kekayaannya itu untuk membantu sesama, tidak etis rasanya seorang pejabat bermewah-mewahan di saat ada rakyatnya yang masih kesusahan”, mungkin kira-kira begitu inti komentar-komentarnya dari yang saya baca di media massa dan saya lihat di televisi.

Saya sering berpikir bagaimana kalau seandainya kita yang diberitakan di media massa, di televisi. Isi beritanya mengenai kita yang selalu makan mewah, selalu makan berlebihan , dan sering menyisakan makanan. Lalu yang menontonnya adalah saudara-saudara kita yang kelaparan, lalu berkomentar, “mubazir banget nasinya”,”mending buat kita”, “ga etis rasanya makan berlebihan di saat masih ada yang kelaperan”,dsb, kesimpulannya,berarti mungkin aja sebenarnya, sejatinya kelakuan kita ga berbeda jauh sama koruptor-koruptor itu, pejabat penumpuk harta itu, hanya mungkin di ruang lingkup yang lebih kecil dan ga di beritain aja. Jadi ingat , selalu ngaca dulu, biar ganteng

Ya, mungkin menyisakan makanan bagi kita yang berkecukupan ini merupakan hal-hal kecil (yang penting) yang kadang kita lupakan, tapi mungkin tidak bagi yang sedang kelaparan. Jadi ya, intinya, diinget-inget dan dibiasain aja, untuk selalu berusaha menghabiskan makanan sampai butir nasi yang terakhir. Yang penting berusaha menghabiskan dulu deh…

Cuma mau menuangkan isi pikiran,cuma mau ngingetin sih, tapi jangan lupa ngingetin saya juga yaa, trima kasih
0
1.4K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.