--ane ngefanz berat ama penulis artikelnya hehe (semoga orangnya ga tau.. kan ane bisa malu klo ketauan----


Bahaya Laten Miras
Minuman keras selama ini seringkali menjadi pemicu lahirnya tindak kekerasan. Sayangnya, pemberantasannya masih setengah-setengah.

Minuman keras selama ini seringkali menjadi pemicu lahirnya tindak kekerasan. Sayangnya, pemberantasannya masih setengah-setengah.

Miras memberikan stimulasi yang bisa membuat orang tidak berani menjadi berani melakukan sesuatu. Jika hal ini terjadi, efek domino yang dimunculkan kemudian adalah orang yang terpengaruh di bawah pengaruh minuman keras (miras) akan dengan sangat mudah melakukan Ihwal di luar batas kewajaran, bahkan kepada orang terdekatnya sekalipun. Pada dasarnya sejarah alkohol sama panjangnya dengan sejarah umat manusia itu sendiri. Untuk itu, penanganan terhadap penyakit masyarakat tidak hanya bisa sepenuhnya diserahkan kepada polisi.

Partisipasi aktif dari masyarakat juga sangat menentukan guna melakukan pemberantasan terhadap bahaya minuman keras. Tindakan yang bersifat persuasif sangat dibutuhkan guna membangun pemahaman yang komprehensif akan bahaya minuman beralkohol. Begitu juga dengan pendekatan edukatif oleh pemerintah. Pihak yang berwenang juga tidak hanya cukup melakukan razia terhadap penyebaran dan distribusi miras itu sendiri. Lebih dari itu, sejak dini harus dilakukan langkah-langkah antisipasi agar peredaran narkoba, miras, perjudian, dan sejenisnya bisa diredam.

Dilematisnya kemudian adalah distributor atau pabrik miras yang memasok akan rela mengganti bila dagangan penjual miras disita petugas sehingga toko tersebut tidak dirugikan. Kampanye bahaya alkohol ke berbagai daerah yang memiliki korban miras tinggi merupakan salah satu upaya yang bisa dilalui guna melakukan antisipasi sejak dini terkait bahaya miras. Namun, aspek eksternal juga harus dilihat seperti persoalan ekonomi, akses terhadap pendidikan formal yang semakin sulit, dan berbagai hal lain yang terkait dengan apa yang mengakibatkan seseorang mau mengonsumsi minuman keras.

Ke depan pemberantasan peredaran miras mestinya tidak hanya dilakukan pada tingkatan penjual. Seringkali asumsinya: asal tidak ada penjual, tidak akan ada pembeli. Tapi, sebaiknya juga dilakukan terhadap peminumnya. Masyarakat bisa berpartisipasi dengan melakukan pendekatan persuasif terhadap lingkungan dan tempat di mana dia berada.

Begitu juga dengan mata rantai distribusi minuman keras harus mampu diungkap guna mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya. ●