Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andonk.ndonkAvatar border
TS
andonk.ndonk
Kopi Merapi, Kopi Asli Jogjakarta
FYI aja ya ni gan


Spoiler for Anti Repost:


Zaman kolonial di Jogjakarta, kopi adalah salah satu primadona. Kopi Meneer, begitu Belanda menyebut jenis kopi yang ditanam di kaki Merapi ini. Kopi Meneer ini jenis robusta tapi bijinya lebih kecil. Meski berbiji kecil, kopi ini sangat disukai oleh orang Belanda di Jogjakarta.

Demikian cerita Sumijo, Ketua Koperasi Kebun Makmur Desa Petung, Kepuharjo Merapi saat ditanya mengenai perkebunan kopi di Jogja. Ia adalah satu dari sekian banyak petani kopi di Merapi yang mewarisi perkebunan dari nenek moyang.

“Tahun 1992 kami mengganti bibit robusta dengan yang lebih besar. Tujuannya untuk meningkatkan hasil produksi dan cocok dengan lidah orang Indonesia saat ini,” jelas Sumijo kepada beritajogja.co.id saat ditemui setelah acara jumpa pers event Pekan Ngopi Jogja di Kafe Paradise, Sabtu (21/9).

Pergantian ini dikarenakan petani kopi di Jogja tidak bisa bersaing dengan pedagang besar dengan tetap mempertahankan biji kopi robusta yang relatif lebih kecil. Terlebih harga kopi di pasaran cenderung fluktuatif, sedangkan harga pupuk terus melambung tinggi.

Namun, jalan terjal ditapak para petani kopi. Meski produksi ditingkatkan, pedagang besar tetap tidak tersentuh. Mereka tetap menguasai pasar kopi di Jogjakarta. Di warung, pasar, dan sejumlah tempat lain. Belum ada tempat bagi kopi merapi.

Sebab lainnya, karena petani kopi merapi belum satu komando. Petani kopi memasarkan produksi kopinya sendiri-sendiri. Sumijo berujar, menyatukan petani kopi ini yang sulit. Butuh waktu 12 tahun bagi Sumijo dan para petani lainnya bersatu.

Pada 2004, akhirnya mereka sepakat mereka membentuk Asosiasi Petani Kopi Kabupaten Sleman. Setelah terbentuknya asosiasi, para petani mulai memasarkan produk Kopi Merapi di bawah Kelompok Usaha Bersama (KOB). Mereka mulanya hanya menitipkan kopi di kedai-kedai kopi. Lama-kelamaan, permintaan semakin meningkat hingga ke masyarakat luas. Banyak juga yang memesan langsung.

Kopi Merapi mulai naik di pasaran. Tahun 2007, KOB Kopi Merapi mendapat SNI award untuk produk Arabica Merapi dan Robusta Merapi. KOB menjadi satu-satunya badan bukan PT yang mendapat penghargaan untuk jenis minuman kopi.Penghargaan ini memantik mereka untuk membuat koperasi bernama Kebun Makmur.

Mengubah Konsep Pasca Erupsi

Erupsi Merapi 2010 mengubah nasib kopi asli Jogja yang mulai dilirik Eropa ini. Warisan perkebunan kopi di Merapi awalnya ratusan hektar. Namun, erupsi membuat luas perkebunan menyusut hingga puluhan hektar dan terpisah. Sisanya kini ada di Desa Petung dan Jalan Kaliurang Km 19,5. Jumlah produksi turun drastis.

“Padahal sebelum erupsi kami sempat mengekspor Kopi Merapi ke Jerman. Waktu itu ada orang Jerman yang tertarik dan suka dengan kopi kami. Selain membawa ke Jerman, ia juga minta dikirimkan ke Amerika. Tapi apa daya, ada ujian dari yang di atas,” kenangnya.

Pasca erupsi, Sumijo dan para petani kopi mulai bangkit. Mereka mulai kembali memproduksi Kopi Merapi. Mereka juga mengubah cara pemasaran. Hotel dan restoran menjadi sasaran tembak penjualan produk mereka. “Kopi kami banyak dipesan hotel atau restoran. Contohnya Royal Ambarukmo. Kami tidak lagi nitip di warung atau pasar, sebab kami dianggap saingan oleh pedagang kopi besar. Pasti tahu lah gimana bisnis itu” terangnya.

Bagi warga Jogja atau di luar yang ingin mencicip atau membeli Kopi Merapi selain di hotel atau restoran, juga bisa datang ke Desa Petung di lereng merapi. Harganya memang lebih mahal di banding jenis kopi lain.”Setengah kilo kopi sekitar Rp1oo ribu. Memang masih mahal, sebab rasanya ekslusif,” tambahnya.

Harapan Sumijo dan petani kopi merapi lainnya, produk mereka nanti bisa ditemui di tempat penjualan oleh-oleh. Wisatawan yang datang ke Jogja jadinya tidak hanya mengenal bakpia atau gudeg sebagai bagian dari Jogja, namun juga kopi.

Karlina Damiri Chandra, Ketua Asosiasi Duta Indonesia, yang konsen di bidang perkopian menilain potensi Kopi Merapi untuk mendunia sangat besar. Kopi Merapi hanya perlu dipromosikan ke nasional maupun internasional. “Kopi Merapi ini bisa jadi pemantik untuk meningkatkan kualitas kopi dalam negeri. Tinggal dipromosikan oleh banyak pihak, potensinya besar,” katanya kepada beritajogja.co.id yang dijumpai dalam acara yang sama.

Semoga Bermanfaat, n terus rajin membaca

Sumber PrimerBerita Jogja
0
3.3K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.