.portgasdace.Avatar border
TS
.portgasdace.
Dari Stres, Energi Kesadaran Hingga Kesehatan (Kesehatan)


Masyarakat modern harus menghadapi tekanan atau stres dari berbagai aspek, yang membuat orang menjadi tegang, gusar serta was-was. Ketegangan dan rasa gusar yang berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai penyakit modern.

Sedikitnya 2/3 penyakit yang diidap masyarakat modern berasal dari faktor psikologis atau kejiwaan, yang sering disebut penyakit psikosomatis. Dan dalam hal ini, salah satu faktor utama penyebabnya adalah stres.

Stres dapat didefinisikan sebagai stimulasi atau tantangan dari hal apa pun yang dapat mengacaukan fungsi normal, atau mengacaukan reaksi psikologis atau reaksi kesehatan tubuh. Ia dapat dipicu oleh berbagai kondisi dari dalam maupun luar, seperti penyakit, rasa sakit atau konflik emosional.

Perbedaan antara stres positif dengan stres negatif, dapat diibaratkan sebagai senar pada biola, untuk bisa menghasilkan musik yang indah diperlukan senar dengan tegangan yang optimal, tapi jika tegangan senar terlalu tinggi maka senar tersebut akan putus.

Stres Penyebab Gangguan Kesehatan - Kesadaran Memiliki Energi
Menurut dokter ahli saraf Konrad Kail, Presiden American Association of Naturopathic Physicians, “Meskipun stres pada dasarnya bukan penyakit, tapi jika tidak ditangani dengan baik, stres dapat memicu bertambah parahnya berbagai penyakit, termasuk alergi, radang sendi (rematik), asma, aterosklerosis, kanker, radang usus besar, diabetes, emphysema, gastritis atau radang lambung, hipertensi, hipoglykemia, sindrom neuromuscular, masalah berbahasa, serta maag.

Darimana atau bagaimana pun stres itu berasal, reaksi biokimia manusia terhadap stres relatif dapat diperhitungkan. Stres dapat menyebabkan penyakit, dan penyakit dapat meningkatkan stres, yang kemudian menjadi lingkaran setan yang semakin memperparah keadaan penyakit.”

Stres yang kronis dapat berdampak secara langsung terhadap sistem kekebalan tubuh, jika tidak diatasi dengan baik, maka akan serius merusak kesehatan. Saat ini diperkirakan 70-80% pasien yang berobat ke dokter adalah disebabkan oleh penyakit yang ada kaitannya dengan stres. Gejala yang timbul akibat stres pada tubuh antara lain adalah sakit kepala, jantung berdetak keras, kesakitan, sesak tenggorokan, telapak tangan berkeringat, letih lesu, mual atau diare.

Riset membuktikan, penekanan fungsi kekebalan tubuh erat kaitannya dengan berbagai kondisi yang dipicu oleh berbagai stres, termasuk duka akibat kehilangan sanak keluarga, perceraian, kehilangan pekerjaan, ujian di sekolah atau tes pekerjaan, depresi, rasa kesepian dan kurang tidur.

Profesor Frederick Levenson yang mengajar di Hofstra University dan New York Modern Psychoanalytic Studies Center mengatakan, “Hal apa pun yang menyebabkan seseorang berada dalam kondisi tidak dapat meredakan kondisi kecemasan tingkat tinggi akan menyebabkan timbulnya endogen karsinogen (zat pemicu kanker, red.) yang sangat tinggi.”

Michael Marmot yang berkecimpung dalam penelitian yang melibatkan 7.372 objek riset sejak 1997 menjelaskan, tingkat pengendalian diri seseorang dalam pekerjaan akan berdampak pada risiko mengidap penyakit jantung. Secara lebih konkrit, bagi orang yang memiliki tingkat pengendalian diri yang rendah terhadap pekerjaan akan lebih berisiko tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Faktor ini terbukti lebih penting daripada beban pekerjaan atau standar pendapatan.

Fisikawan telah membuktikan, segala benda padat di dunia terbentuk oleh partikel yang senantiasa berputar. Partikel-partikel ini memiliki frekuensi getaran yang berbeda, getaran bersama partikel-partikel inilah yang menyebabkan dunia tampak seperti saat ini.

Tubuh manusia pun demikian: ilmuwan telah mengukur frekuensi getaran pada tubuh manusia akan berbeda seiring dengan perbedaan kondisi kesadaran yang berbeda, dan akan menimbulkan frekuensi energi yang berdampak jangka panjang. Frekuensi energi yang dihasilkan dari kondisi kesadaran yang berbeda, tidak hanya dapat berdampak pada perasaan seseorang, tapi juga dapat berpengaruh pada keyakinan bahkan juga berdampak pada perilaku terhadap diri sendiri maupun orang lain.

David R. Hawkins menggunakan prinsip fundamental kinesiologi tubuh manusia, selama 20 tahun masa uji klinis, objek penelitiannya meliputi warga AS, Kanada, Meksiko, Amerika Selatan, Eropa Utara dan berbagai negara lainnya, termasuk orang dari berbagai suku bangsa, kebudayaan, profesi, dan usia, yang mengakumulasi jutaan data dan ribuan kali uji klinis, dan melalui proses perhitungan statistik yang presisi, didapati bahwa tingkat kesadaran manusia yang berlainan mempunyai indeks energi yang relatif berbeda pula.

Ia menggambarkan kesadaran seseorang antara angka 1-1000 : hal apa pun yang menyebabkan kesadaran seseorang berada di bawah 200 (20.000 Hz) antara lain arogan atau sombong (175), marah (150), takut (100), kesedihan (75), apatis atau acuh (50), dosa (30) dan malu (20), semua itu dapat melemahkan tubuh. Kesadaran yang negatif seperti ini memiliki tingkat energi yang negatif (kurang dari 200).

Disaat seseorang berada dalam kondisi “energi kesadaran yang negatif”, berarti ia sedang melemahkan dirinya sendiri, sekaligus juga melukai orang lain. Contoh, pikiran jahat dapat menimbulkan energi negatif dan dapat melukai diri sendiri juga orang lain.

Frekuensi energi positif berasal dari kondisi kesadaran berupa keberanian (200), kemudian semakin tinggi antara lain ialah: rasa puas (250), optimis dan mau maju (310), memaafkan dan harmonis (350), memahami makna kehidupan (400), belas kasih (500), kebahagiaan (540), bersyukur dan damai (600), mencapai pencerahan (700-1000). Ini adalah frekuensi “energi kesadaran positif” mulai 200-1000 yang dapat membuat tubuh semakin kuat, dan mengubah frekuensi getaran partikel di dalam tubuh manusia, yang dapat memperbaiki kesehatan jiwa dan raga.

Dari teori penelitian energi medis di atas terhadap kesadaran tubuh manusia dapat disimpulkan bahwa, saat manusia berada dalam kondisi stres, sangat sedikit terdapat “energi kesadaran positif”, dan biasaya berada dalam “energi kesadaran negatif” (ketakutan, tegang, gusar, was-was).

Jika tidak mampu melepaskan diri dari kesadaran negatif dan energi negatif ini, lambat laun akan terakumulasi di dalam tubuh, dan akan merusak sel-sel, organ tubuh serta kemampuannya, sehingga mendatangkan penyakit.

Sesama Kaskuser harus meninggalkan Comment dan Rate ya.

jangan lupa ya gan emoticon-Blue Guy Cendol (L)
0
1.3K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.