Jakarta - Hari ini tanggal 2 Oktober 2013 masyarakat Indonesia merayakan hari batik nasional. Namun ironis, bahan baku kain pembuat batik tenun masih diimpor dari China dan India.

"Sampai saat ini, kita masih harus impor karena bahan baku kain pembuat batik ini masih kurang," ungkap Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (2/10/2013).

Sebagai catatan, tahun 2012 saja, impor untuk jenis kain tenun dicetak batik yaitu sebanyak 677,4 ton dengan nilai US$ 23,3 juta, dan kain tenun yang dicetak dengan proses batik sebanyak 199,2 ton dengan nilai US$ 1,8 juta.

"Kita juga masih kesulitan bahan baku kain untuk batik. Permintaan baju batik di dalam negeri sangat tinggi tetapi pengusaha juga perlu bahan baku murah. Jadi ini harus dilihat secara komprehensif," katanya.

Bayu yang pada hari ini menggunakan baju batik berpola berwarna hitam mengaku cukup bangga dengan baju batik. Namun ia berpesan agar masyarakat Indonesia terus mencintai batik terutama produksi lokal dan tentu saja mengerti arti dari pola baju batik yang sebenarnya.

"Lebih bangga kalau pakai batik anak bangsa sendiri. Mari kita betul-betul pahami tipenya, parang artinya apa, Sidomukti dan Sidomulyo itu apa artinya, jadi tidak sekedar pakai baju batik. Di sisi lain juga banyak baju batik impor yang di-print dan itu bukan batik," cetus Bayu.

[URL="http://finance.detik..com/read/2013/10/02/141158/2375531/1036/ironis-bahan-baku-kain-batik-masih-impor-dari-china-dan-india"]sumber[/URL]