Samantha Lewthwaite, janda pengebom bunuh diri Jermaine Lindsay di kereta bawah tanah London pada 7 Juli 2005, yang diduga terkait dengan penyerangan terhadap pusat perbelanjaan Westgate di Ibu Kota Nairobi, Kenya, pada pekan lalu itu dilaporkan mulai memeluk Islam saat masih duduk di sekolah menengah atas (SMA) ketika dirinya berusia 17 tahun.

Perempuan 29 tahun itu juga menjadi buruan Interpol atas rencananya untuk melakukan pengemboman di sebuah resor di Kenya pada 2011, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (29/9).

Menurut laporan media Inggris, saat usianya masih 17 tahun Samantha bertemu dengan Jermaine Lindsay di dunia maya, pria Inggris kelahiran Jamaika yang juga seorang muslim. Dia menikah dengan Jermaine tiga tahun kemudian.

Samantha dikabarkan memeluk Islam ketika dirinya berusia 17 tahun dan mulai mengenakan jilbab.

Samantha menjadi satu dari empat pelaku yang bertanggung jawab atas pemboman di London pada 2005 lalu, yang menewaskan 52 orang. Saat itu, dia mengutuk aksi terakhir dari suaminya itu dan mengatakan bahwa pikirannya telah diracuni oleh para ekstremis.

Surat kabar the Daily Mail menulis bahwa menurut teman masa kanak-kanak Samantha dirinya pernah menghabiskan liburan musim panas ketika masih berusia 11 tahun dan 12 tahun dengan campuran anak-anak muslim dan kulit putih.

Teman-teman masa kecilnya juga mengatakan bahwa Samantha kemudian mulai tertarik dengan seorang bocah muslim. Anak laki-laki itu tiga atau empat tahun lebih tua daripada dia.

"Dia (Samantha) tinggal di daerah yang banyak dihuni kaum muslim. Saya pikir hal itu benar-benar mempengaruhi dia," kata seorang temannya, yang mengenal Samantha semasa remaja, seperti dikutip the Daily Mail.

Temannya itu mengatakan Samantha mulai terobsesi dengan Islam dan mereka berdua mulai menghadiri pertemuan-pertemuan dengan kaum muslim lainnya.

Dari situ, Samantha akhirnya memeluk Islam tidak lama setelah bertemu dengan Jermaine Lindsay di sebuah ruang bincang-bincang dunia maya Islami.