Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sadono46Avatar border
TS
sadono46
Rupiah Turun, Pengusaha Merugi
VIVAnews - Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional (LPJKN) mengungkapkan,
pelemahan nilai tukar rupiah telah menambah beban yang dipikul pengusaha di sektor itu.

Sebelumnya, mereka terkena dampak kenaikan upah minimum regional dan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Ketua LPJKN, Tri Wijayanto, Rabu 25 September
2013, mengungkapkan, ketiga faktor itu
menyebabkan usaha di sektor konstruksi
terguncang. "Nilai tukar sejak awal tahun sudah
turun sekitar 20 persen," katanya.

Menurut Tri, pelemahan rupiah telah memicu
kenaikan harga material pokok. Sebab, beberapa
bahan material masih berupa produk impor.
Tri mencontohkan, untuk aspal, kebutuhan dalam
negeri dalam satu tahun mencapai 1,6 juta ton.
Sementara itu, yang bisa dipenuhi dari pasokan
dalam begeri hanya 700-800 ribu ton. "Otomatis,
kondisi ini membuat Indonesia harus mengambil dari negara lain," ujar dia di Jakarta.

Situasi ini, dia melanjutkan, semakin memberatkan
pengusaha, karena sebelumnya pemerintah juga
menaikkan UMR sebesar 40 persen untuk wilayah
Jakarta. Selain itu, ada kenaikan harga BBM sebesar 40-50 persen.

Akibatnya, menurut dia, ongkos produksi meningkat, karena terdapat tambahan biaya tenaga kerja dan transportasi.

Untuk itu, Tri mengungkapkan, LPJKN mewakili
pengusaha di sektor konstruksi, meminta
pemerintah mengeluarkan kebijakan guna mengatasi kondisi tersebut. Apalagi, dia menambahkan, margin keuntungan di sektor industri konstruksi hanya 2-4
persen.

"Margin ini sangat tipis. Jika harga bahan material
menghabiskan 60 persen dari total biaya proyek,
kontraktor akan rugi," katanya.

Tri menjelaskan, beberapa harga material utama di
sektor konstruksi yang terkena dampak pelemahan
rupiah di antaranya kenaikan harga aspal 15-20
persen, besi beton (10-15 persen), beton readymix
(12-17 persen), dan solar industri sebesar 10-15
persen.

Hari ini, berdasarkan data transaksi aktual antar
bank, BI menetapkan kurs referensi dalam Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di level Rp11.569 per dolar AS. Kurs referensi itu kembali melemah tipis dibanding Selasa di posisi Rp11.535 per dolar AS. (eh)
0
469
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
BisnisKASKUS Official
70KThread11.6KAnggota
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.