Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

SatriaJogjaAvatar border
TS
SatriaJogja
Awas, Ada Modus Baru Penipuan di Jogja
Helo agan2 dan aganwati kaskuser Regional Jogja. Ane newbie mau sharing ni. Pada selasa 10 September 2013 lalu saya meminjamkan sebuah kamera digital SLR merk Canon kepada seseorang yang mengaku bernama Yuliawan. Setelah si calon peminjam melakukan transfer uang muka pembayaran sewa, maka pada selasa pagi tersebut saya mengantarkan kamera tersebut. Pada awalnya si peminjam meminta agar kamera diantar ke bandara (ia mengaku staf umum di bandara), namun 45 menit sebelum jam yang ditentukan untuk pengantaran si peminjam meminta agar kamera diantarkan ke Rumah Sakit Bethesda saja karena dia mau sekalian periksa. Akhirnya sekitar jam 8.15 pun saya ketemu dengan orang tersebut dengan membawa kamera yang mau dipinjam. Waktu itu ketemu di depan pintu keluar RS Bethesda. Setelah saya sampai depan RS, si peminjam kemudian keluar menemui saya dengan kondisi pipi kiri diperban dan menggunakan masker penutup wajah warna hijau. Waktu itu dia langsung memberikan kartu identitas berupa KTP dan beberapa surat penting sebagai jaminan. Waktu itu saya langsung cek identitas tersebut dengan jaminan-jaminanya. Karena terlihat cukup meyakinkan maka saya pun menyerahkan kamera ersebut setelah peminjam membayar kekurangan uang sewa. Setelah kamera diserahkan maka orang tesebut lalu berjalan masuk kembali ke Bethesda.

Setelah meninggalkan rumah sakit saya baru menyadari bahwa saya sudah melakukan 2 kesalahan, yaitu pertama tidak meminta peminjam membuka masker untuk melihat kecocokan identitas yang diberikan dengan wajah aslinya. Kesalahan kedua saya tidak meminta peminjam menunjukkan identitas pembanding seperti SIM, KTM, dll. Saya baru menyadari hal tersebut setelah sekitar 1 km kemudian dari lokasi. Waktu itu saya seperti kehilangan kesadaran karena dengan mudahnya langsung mempercayai orang tersebut.

Pada sore harinya, peminjam kembali meghubungi via sms untuk meminta konfirmasi perpanjangan masa peminjaman. Saya pun menyetujuinya dengan meminta uang sewa hari kedua ditransfer melalui bank. Peminjam pun menyetujui dan dia akan melakukan transfer hari rabu jam 9.00 sekalian berangkat kerja. Ternyata saya tunggu sampai sore tidak ada konfirmasi dari pelaku dan saya cek di rekening juga belum masuk transfer tersebut. Sampai situ saya belum curiga dan berpikiran bahwa mungkin si pelaku akan melakukan transfer pada saat pengembalian kamera.

Pada kamis pagi 12 september 2013 sekitar jam 7.00 saya mau menelpon peminjam karena kamera akan saya ambil pagi itu jam 9.00 sesuai kesepakatan. karena nomer handphone peminjam tidak aktif setelah saya hubungi berkali-kali, maka saya berinisiatif menelusuri langsung ke alamat ID yang digunakan sebagai jaminan tersebut. Alamatnya yaitu di daerah Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Akhirnya setelah mencari beberapa waktu ketemu juga dengan rumah alamat yang tertera. Waktu itu yang menemui saya adalah ibu pemilik identitas tersebut. Setelah saya perlihatkan ktp dan surat-surat, ibu tersebut membenarkan bahwa identitas tersebut adalah benar putranya, namun tidak mengetahui jika anaknya meminjam kamera. Setelah saya sebutkan ciri-ciri orang yang meminjam kamera saya ternyata berbeda dengan anaknya yang bernama Yuliawan tersebut. Kemudian pihak keluarga pun berusaha menghubungi dengan menelpon anaknya tersebut yang sedang berada dirumah mertua di desa sebelah. Tidak lama kemudian anaknya tersebut kebetulan pulang.

Nah setelah saya ceritakan, ternyata pemilik KTP yaitu Yuliawan sendiri adalah korban penipuan. Kejadian yang dialaminya yaitu dia membaca sebuah iklan kredit motor tanpa uang muka di Harian Tribun Jogja. Karena kebetulan sedang mencari motor second secara kredit, maka diapun menghubungi pelaku. Setelah tanya jawab dengan orang yang menjanjikan kredit tersebut, akhirnya dia diminta untuk bertemu menyerahkan syarat-syarat yang berupa KTP dan surat-surat berharga lainya. Waktu itu keduanya bertemu di Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta(UNY) sesuai permintaan pelaku. Waktu itu si pemberi pinjaman mengaku bernama Firman yang statusnya sebagai mahasiswa di UNY dan merangkap bekerja di showroom motor. Setelah menyerahkan KTP dan surat-surat tersebut, maka dia dijanjikan akan dirproses pengajuan kreditnya. Setelah selesai maka identitas tersebut akan segera dikembalikan. Namun ternyata sore harinya dia menghubungi pemberi pinjaman tersebut namun nomernya tidak aktif. Sampai situ dia masih berbaik sangka bahwa mungkin handphone yang bersangkuan sedang mati atau baterai habis. Sehari kemudian dia pun kembali menghubungi pelaku namun nomer tersebut tidak aktif juga. Waktu itu dia curiga bahwa dia telah ditipu si pelaku. Akhirnya karena sampai hari senin 9 september 2013 nomer pelaku tidak juga bisa dihubungi, dia memutuskan untuk melakukan laporan penipuan serta kehilangan surat kendaraan ke kepolisian.Mengetahui hal tersebut maka kamipun sepakat untuk membuat laporan penipuan dengan dia sebagai saksi dan identitas miliknya yang digunakan sebagai barang bukti. Setelah laporan selesai maka pihak kepolisian menyerahkan identitas dan surat-surat tersebut kepada pemilik.

Inti dari modus penipuan diatas dapat dirangkum sebagai berikut. Pertama pelaku penipuan membuat iklan kredit motor tanpa uang muka pada surat kabar lokal (dalam kasus ini Harian Tribun Jogja). Setelah ada calon korban yang menghubungi, pelakupun mengajak korban bertemu untuk pemrosesan kredit. Dalam kesempatan ini pelaku meminta korban untuk menyerahkan identitas diri berupa KTP serta surat-surat penting seperti BPKB, STNK, Kartu Keluarga, dsb. Si pelaku pun meminta untuk membawanya terlebih dahulu untuk diproses dengan janji setelah selesai akan segera dikembalikan. Nah setelah berhasil membawa surat-surat penting tersebut pelaku pun kabur dengan nomer handphone yang sudah tidak aktif lagi. Nah setelah kabur membawa surat-surat tersebut maka kemudian pelaku mencari rental kamera (pada kasus saya) dan meminjam dengan identitas dan jaminan surat-surat penting milik orang lain yang dia bawa kabur tersebut. Untuk menutupi dentitas asli pelaku berpura-pura sakit bengkak pada bagian pipi dengan perban dan menggunakan masker penutup wajah.

Demikian sedikit sharing pengalaman saya. Moga menjadi pembelajaran bagi saya pribadi maupun pembaca sekalian. Tambahan informasi, berikut ciri-ciri pelaku penipuan tersebut:

1. Tinggi badan sekitar 165 cm
2. Berat badan sekitar 53 kg
3. Kulit kuning langsat
4. Rambut pendek rapi 1-2 cm
5. Berpakaian rapi dan bersepatu.
6. Mengenakan masker hijau
7. Membawa tas slempang kecil.
8. Nomer HP yang digunakan saat itu 085647421970 dan 085647419875

Waspadalah!
0
6.9K
41
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Yogyakarta
YogyakartaKASKUS Official
3.5KThread1.9KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.