• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Demo Ajang Miss World, Membela Budaya Indonesia atau Budaya Arab?

DeathRazorAvatar border
TS
DeathRazor
Demo Ajang Miss World, Membela Budaya Indonesia atau Budaya Arab?
Pagelaran akbar pemilihan Miss World yang akan dilangsungkan di Bali, Indonesia, telah menuai kecaman, protes dan demo dari sekelompok orang dengan alasan bahwa ajang pemilihan ratu kecantikan itu tidak sesuai dengan budaya Indonesia, merusak budaya Indonesia karena dianggap mengumbar aurat.

Demo yang digelar oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan agama tertentu di depan gedung MNC bersama seorang habib yang front asuhannya suka berbuat anarkis, mengusung poster-poster berbunyi “INI INDONESIA, BUKAN AMERIKA!!!”

Ada beberapa hal yang menarik untuk ditelaah menyangkut alasan yang disampaikan oleh orang-orang dalam forum tersebut.

PERTAMA: AJANG MISS WORLD MERUSAK BUDAYA INDONESIA

Alasan ini sebetulnya tidak valid, karena yang diusung oleh forum tersebut adalah budaya Arab. Seharusnya mereka mengusung alasan “AJANG MISS WORLD MERUSAK BUDAYA ARAB”.

Budaya Indonesia, semisal budaya Jawa, lihat pakaian adat kraton, kita akan melihat bahwa perempuan mengenakan kemben dan jarik ketat. Bagaimana dengan Bali? Kurang lebih sama. Bahkan sebagian besar wilayah Indonesia memiliki budaya asli yang mengenakan kemben dan memperlihatkan bagian pundak perempuan. INI BUDAYA INDONESIA.

Budaya Indonesia, soal gelung (sanggul) itu sudah mendunia. Budaya Indonesia tidak menutup rambut, karena dalam budaya Indonesia, rambut perempuan bukan aurat yang harus ditutupi. Yang menempatkan rambut perempuan sebagai aurat itu adalah budaya Arab.

Secara tidak langsung, sebetulnya budaya arab sudah merusak budaya Indonesia. Tetapi kenapa tidak ada umat agama tersebut yang cukup nasionalis untuk bersuara bahwa budaya arab yang meracuni mereka itu telah merusak budaya bangsa Indonesia?

Jadi, yang diusung oleh kelompok orang tersebut adalah pembelaan kepada budaya Arab, bukan budaya Indonesia. Mereka sekumpulan manusia munafik yang mengorbankan budaya bangsa Indonesia demi budaya Arab, lalu pada ajang Miss World ini mereka munafik mengaku sedang membela budaya Indonesia.

Contoh paling konkrit adalah si habib munafik yang apa pernah terlihat mengenakan pakaian dengan budaya asli Indonesia? TIDAK PERNAH. Si habib toh selalu hanya mengenakan jubah budaya Arab! Apa lacur… dan umat agama tersebut begitu bangga dibodohi oleh onta Arab tersebut.

KEDUA: INI INDONESIA, BUKAN AMERIKA
benar sekali bahwa ini adalah Indonesia. Indonesia yang sedang menjadi negara penyelenggara Miss World. Jelas bukan Amerika yang sedang menjadi tuan rumah. Tetapi INI INDONESIA, BUKAN ARAB!!!

Manakah diantara para pendemo tersebut yang mengenakan pakaian kebudayaan Indonesia? Jilbab, sorban, jubah, semua adalah budaya Arab yang diusung, bukan budaya Indonesia.

Jadi, alasan bahwa INI INDONESIA, BUKAN AMERIKA memang benar, namun kurang tepat, karena mereka lupa bahwa INI INDONESIA, BUKAN ARAB.

Ini adalah Indonesia. Indonesia yang BUKAN NEGARA AGAMA tertentu. Jadi jangan menggunakan alasan agama tertentu sebagai acuan yang berlaku. Sekali lagi, INI INDONESIA, BUKAN ARAB.

KETIGA: TUKANG DEMO MUNAFIK
Umat agama tersebut adalah tukang demo. Segala hal dijadikan alasan untuk demo. Ada perang di Mesir, mereka demo, bikin macet, menghambat gerak perekonomian. Ada perang di Suriah mereka demo, bikin macet, menghambat roda pemerintahan. Ada perang di mana saja di Timur Tengah, jenggot kambing mereka pun terbakar.

Kerjaan mereka apa? Pengangguran banyak acara. Dengan turun ikut demo berarti dapat nasi bungkus buat melewati satu hari. Syukur-syukur dapat uang saku.

Ketika ada TKW di Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah, dianiaya majikan mereka yang seagama dengan mereka, dirudapaksa, dibunuh, belum pernah melihat orang-orang ini berdemo di depan kedutaan besar Arab Saudi ataupun negara Timur Tengah.

Dari tiga hal tersebut, sudah bisa kita simpulkan, betapa dungunya orang-orang dari golongan agama tersebut (walau mereka selalu dengan sombong bilang kalau mereka termasuk kaum yang berpikir). Mereka membuang budaya asli Indonesia dan menggantinya dengan budaya Arab. Sampai mereka lupa bahwa yang sedang mereka perjuangkan itu bukan budaya Indonesia tetapi budaya onta gurun pasir. Mereka bahkan lupa kalau ini Indonesia dan bukan Arab. Lebih parah lagi, mereka menjadikan demo sebagai budaya baru karena mereka numpang hidup dari kegiatan mengganggu roda perekenomian dan pemerintahan.

Yang mereka usung sebagai budaya Indonesia sesungguhnya adalah budaya Arab. Yang mereka bela bukan budaya Indonesia, tetapi budaya Arab!

Sebagai tambahan, ketika perempuan Aceh dilarang membawakan tarian budaya Aceh, itu adalah merusak budaya Indonesia, apakah para munafiqin ini pernah berdemo membela budaya Indonesia? TIDAK! Karena otak mereka telah rusak oleh budaya Arab!

Kalau mau menyelamatkan budaya Indonesia, yang pertama harus di demo adalah otak-otak onta Arab tersebut, karena kerusakan budaya Indonesia karena budaya Arab lebih parah dan lebih sistemik dari hal-hal lain yang sifatnya hanya sesaat.

Jika ada akhirat dan ada laknat dari tuhan mereka… yakinlah bahwa golongan ini yang akan duluan dilaknat karena kemunafikan mereka!

— Meyiya Seki

Spoiler for bnyk reputation:


sumber:
http://filsafat.kompasiana.com/2013/...ab-589564.html

Quote:

kok budaya malah bikin terbelakang gan? bukannya dilestarikan ya? dinegara manapun didunia budayanya pada dipelihara gan, cuman di indo saja ini yang banyak kecolong gara2 tidak dipelihara.

Quote:

iye gan ane udah sebutin sumbernya dari pertamax post. bener gan, nanti pas saatnya diklaim negara lain malah kalap koar" ehehe.


Quote:

sejutu gan.


Quote:

good opinion dari agan ini


Quote:

Quote:

Diubah oleh DeathRazor 09-09-2013 16:33
0
7.3K
102
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.