Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

FenzAvatar border
TS
Fenz
Jembatan Selat Sunda, Dari Prof Sedyatmo Hingga Tomy Winata
Jakarta - Jembatan Selat Sunda (JSS) bakal menjadi penghubung Pulau Jawa dan Sumatera. Konsep tersebut muncul sejak tahun 1960 oleh seorang profesor konstruksi Indonesia.

Konsultan JSS Wiratman Wangsadinata mengatakan pada periode 1960-an, seorang profesor bernama Sedyatmo mencetuskan konsep Tri Nusa Bimasakti, atau interkoneksi antar 3 pulau yakni Jawa-Sumatera-Bali.

"Profesor Sedyatmo dalam orasinya di ITB yang pertama kali mengemukakan Tri Nusa Bimasakti. Interkoneksi antara 3 pulau, Bali-Jawa-Sumatera untuk menjadikan itu sebagai satu kesatuan ekonomi. Tapi belum mengatakan itu jembatan," kata Wiratman saat acara Simposium Arsitektur Jembatan Selat Sunda, di Hotel Bidakara, Kamis (5/9/2013).

Beberapa tahun kemudian sekitar tahun 1965, Profesor Sedyatmo menuangkan ide untuk membuat terowongan terapung yang menyeberangi ketiga pulau tersebut, namun tidak terealisasi.

"Tahun 65 jurusan teknik sipil ITB, berpartisipasi mengikuti pameran di gedung pola Jakarta, dan di situ dipamerkan maket mengenai Jembatan Selat Sunda. Pada saat itu teknologi jembatan masih sangat sederhana dalam maket ini pun bentangnya 1.200 meter (1,2 Km)," katanya.

Tahun berganti tahun, ide tersebut pun tidak tersalurkan. Barulah pada tahun 1986, Presiden Soeharto yang pada saat itu menugaskan Menristek untuk mengkaji Tri Nusa Bimasakti.

"Untuk lebih intensif lagi, dicarilah dana dari JICA dari tahun 1988-1992. Di situ diadakan sendiri kemungkinan jembatan, terowongan, dan sebagainya," papar Wiratman.

Akibat akan dibiayai JICA, pada saat itu, proyek tersebut fokusnya masih berkiblat pada proyek Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang yang kini mencatatkan sebagai jembatan dengan bentang tengah terpanjang di dunia 1,991 Km.

Kemudian pada tahun 1993, Profesor Wiratman mengusulkan untuk mengkaji proyek jembatan yang sama di Eropa karena sedang digaungkan proyek Jembatan Messina di Italia dengan bentang tengah 3,3 Km.

"Pada tahun 1997, saya ditugaskan Pak Habibie untuk mengkaji kemungkinan ada jembatan ultrapanjang di Selat Sunda," katanya.

Dari situlah studi untuk mega proyek ini dilakukan. Menginjak tahun 1998, studi sempat terhenti karena Indonesia dilanda krisis, hingga dilanjutkan pada tahun 2004.

"Terhenti sampai 2004, Tomy Winata mengajak saya untuk menghidupkan kembali pembangunan JSS. Sejak itulah kami melakukan semacam perjalanan keliling ke Pemda Banten, Lampung dan berbagai instansi untuk mendorong percepatan pembangunan JSS itu," jelasnya.

[URL="http://finance.detik..com/read/2013/09/05/145422/2350311/4/jembatan-selat-sunda-dari-prof-sedyatmo-hingga-tomy-winata?f9911013"]Ember[/URL]

Budget segitu bukannya akan lebih baik jika dipakai untuk memperluas pelabuhan dan memperbanyak armada kapal?

Trus keuntungannya apa untuk masyarakat di sumatera dan jawa selain hanya jadi pohon uang untuk investor?
Bayangkan saja berapa ongkos untuk sekali menyebrang? Mungkin bisa sampai 300rb dikalikan berapa jumlah mobil & motor yang menyebrang per harinya? Per bulannya? Jelas lebih menguntungkan pihak investor saja. Masyarakat terutama banten & jakarta hanya akan merasakan manfaat langsung pada saat lebaran saja selebihnya mereka hanya akan menikmati kemacetannya saja akibat kendaraan yang terus bertambah.

Semoga saja pd saat pembangunan pengadaannya tidak dikorup dan bahannya tidak dikurangi, lebih parah lagi mangkrak seperti tiang monorail di jakarta emoticon-Ngakak
Dan sesudah pembangunan semoga saja pengawasan dan penjagaannya ketat jangan sampai seperti jembatan suramadu emoticon-Cape d... (S)


0
3.1K
26
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.