Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

retnaonAvatar border
TS
retnaon
Review film Moga Bunda Disayang Allah
Misi Agan dan Aganwati, ane newbie yang nyoba bikin review film. Maaf-maaf kalo ada salah kata atau beda pendapat..

Kira-kira akhir bulan Juli kemarin,ane nonton film Indonesia terbaru “Moga Bunda Disayang Allah.” Ane dapet Gala Premierenya di XXI EX. Ane excited untuk nonton film ini, karena ane udah baca novelnya. Novelnya sendiri adalah karya penulis Best Seller, Tere Liye. Penulis ini emang terkenal banget dengan novel-novel inspiratif, remaja, dan cinta. Bahkan kalo udah nge-fans sama karya-karya nya, bisa beli semua novelnya.

Cerita “Moga Bunda Disayang Allah” terinspirasi oleh tokoh Helen Keller asal Alabama yang tiba-tiba menjadi buta, bisu, dan tuli di usianya yang ke-19 bulan. Hellen dibantu oleh gurunya bernama Ann Sullivan untuk belajar menjadi seperti anak normal lainnya, sampai akhirnya Hellen bisa membaca, menulis, dan mengenal benda di sekitarnya. Sama persis dengan tokoh Melati yang ada di novel MBDA. Melati mengalami hal yang sama seperti Hellen Keller, dan juga memiliki pengajar bernama Karang.

Novel Moga Bunda Disayang Allah memang layak menjadi best seller. Alur cerita dan Gaya penulisan Tere Liye yang khas membuat ane terbawa ke dalam ceritanya. Apalagi, dia emang jago kalo udah membawa pembaca ke klimaks cerita. Bisa bikin merinding atau nangis! ane berani memberi skor 9 untuk novelnya!

Nah, bagaimana dengan filmnya???

Film Moga Bunda Disayang Allah disutradarai oleh Jose Poernomo dan dibintangi oleh aktor dan aktris terkenal seperti, Fedi Nuril (Karang), Shandy Aulia (Kinasih), Alya Rohali (Bunda), Donny Damara (Tuan HK), dan Chantika Zahra (Melati). Cerita di dalam buku dan di film tidak jauh berbeda. Alur ceritanya juga sama. Ga banyak berubah. Ane salut sama komposisi gambar film ini, keren banget! Pemandangan-pemandangan alam di film juga menarik, dan membuat ane ingin ke pantai. emoticon-Matabelo

Film ini diawali dengan Karang yang mengajak anak-anak didiknya pergi bertamasya dengan kapal. Hingga satu malam, kapalnya terkena ombak besar dan tenggelam. Kemudian, si Karang jadi stress berat gara-gara kejadian itu karena banyak anak-anak didiknya jadi korban kecelakaan. Si Karang jadi pemabuk dan berdiam diri di kamar, hingga suatu hari, datang Bunda meminta tolong kepada Karang untuk mengajari anaknya yang buta, bisu, dan tuli.

Fedi Nuril yang biasanya memerankan karakter “cool” di film-film lainnya, berubah 360 derajat di film ini. Rasanya kurang pas melihat dia akting mabuk-mabukan dan marah-marah. Kinasih yang merupakan sosok sabar dan baik hati (di dalam novel), ga jauh beda sama karakter Shandy Aulia di film. Sayangnya, aktingnya Shandy biasa-biasa aja, ga terlalu special dan diceritakan bahwa Kinasih memakai hijab (di novel), namun di film Kinasih tidak memakai hijab sama sekali. Sebaliknya, dia memakai pakaian yang stylish banget! Kalo untuk urusan fashion, Shandy Aulia emang jagonya (FYI wardrobenya dari toko onlinenya sendiri). Gue suka banget sama rok dan vest yang dia pakai di film ini.

Menurut ane Alya Rohali di film ini agak kurang “dapet” aktingnya. Pas baca bukunya ane malah bayangin Desy Ratnasari yang memerankan Bunda! Soalnya di novel, Bunda itu sosok yang hangat, penuh kasih sayang, dan penuh haru. Sepertinya Alya Rohali kurang pas kalo akting sedih-sedih. Bukannya kelihatan nangis, dia malah keliatan ketawa. ane sendiri juga bingung… Dan Sebaliknya, akting Melati yang diperankan oleh Chantiqa Zahra cukup bagus! Dia bisa memerankan seorang anak yang memiliki cacat fisik dengan baik.

Secara keseluruhan, menurut ane film ini “Lebay.” Banyak adegan yang terlalu berlebihan, dibuat-buat dan malah membuat minus film ini. Adegan di awal film menurut gue terlalu lama dan agak membosankan. Karena gue udah baca novelnya, klimaks di film ini juga “ga dapet.” (mungkin pendapatnya akan berbeda jika ada yang belum membaca novelnya). Di novel hanya di ceritakan sampai Melati dan keluarganya datang ke pesta kembang api, tetapi di film, ada adegan bus yang jatuh ke sungai dan Melati diceritakan sampai kuliah dan menjadi sarjana! Sebenarnya itu sih ga perlu-perlu banget lah malah membuat alur cerita berputar-putar dan penonton akhirnya juga tau kalo si Melati akhirnya bisa berkomunikasi. Ga perlu diceritain sampai dia dewasa.

Selain itu, pelayan yang terlalu banyak dengan seragam ala pelayan kerajaan di rumah Tuan HK juga jadi membuat lebay suasana di rumah mewah Bunda dan Tuan HK. Bahkan kebanyakan orang di satu adegan bisa membuat film kacau. Adegan Shandy Aulia di kereta api dan stasiun juga agak aneh (di novel juga ga ada part itu). Kinasih dengan high heels 15 cm bisa lari-lari dengan mudahnya di rel kereta. Baru liat ane ada orang yang bisa naik kereta pake high heels yang tinggi banget!

Komposisi gambar yang bagus ternyata tidak didukung dengan sinkronisasi antara satu shot dengan satu shot lainnya di dalam satu scene. Kayaknya cameramennya memakai beberapa camera yang berbeda (D-SLR dan camera film). Mungkin untuk beberapa penonton gambar tersebut terlihat keren, tapi bagi ane, itu sangat membuat pusing mata! Dalam 1 scene, efek gambar dari shot-shot yang ditampilkan bisa beda-beda. 1 shot pake efek blur, 1 shot lagi gambarnya fokus banget! ane baru liat ada film kayak gini… Bahkan film Hollywood pun jarang pake efek-efek kayak gini. Apa maksud dan tujuan si sutradara ya?

Dari segi cerita, Moga Bunda Disayang Allah memang menarik, tapi jadi miris emoticon-Sorry gara-gara film yang dibikin hasilnya ga maksimal! Padahal novelnya sangat bagus. Sutradara dari film ini kayaknya ga terlalu detail sama adegan-adegan di filmnya, banyak yang lebay dan ga nyambung. Pemotongan-pemotongan adegan juga semeraut, karena masih banyak adegan yang terlalu bertele-tele. Banyak dialog yang diadaptasi dari novel malah jadi rancu saat diucapkan oleh aktor dan aktrisnya. Dari ane film ini skornya 6 saja! Semoga dengan adanya film ini, menjadi pelajaran bagi calon-calon film yang akan mengadaptasi film dari novel. Jaya terus perfilman Indonesia!


0
4.6K
0
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
20KThread18.6KAnggota
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.