Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rizalfsAvatar border
TS
rizalfs
TRADISI LEBARAN DI INDONESIA DAN KONSUMERISME
Thread pertama nih gan maaf kalo agak berantakan maklum newbie, insyaallah gak emoticon-Blue Repost emoticon-I Love Indonesia (S)

Quote:



oke langsung aja gan..
Quote:

Sebentar lagi kita khususnya umat muslim di Indonesia akan merayakan yang namanya idul fitri dan yang pasti bulan ramadhan akan kita lewati pastinya, nah banyak tradisi unik yang mungkin negara lain gak punya tapi indonesia punya pasti ada plus minus nya. yang pertama gan:

1. Tradisi Mudik Menjadi Kewajiban Muslim Rantau di Indonesia
Menjelang lebaran tiba, semua orang rantau sibuk untuk mudik ke kampung halaman. Perusahaan angkutan pun bersiap memberikan pelayanan terbaik demi memperoleh keuntungan besar. Kota-kota di Indonesia perlahan sunyi senyap karena sedikit demi sedikit ditinggal ole penghuninya sementara waktu. Terlebih lagi ibukota Jakarta yang seakan berubah wajah ketika hari lebaran. Macet semrawut seakan bersembunyi dari pandangan mata.

Tradisi mudik menjadi tradisi terunik di Indonesia. Tradisi ini seakan membentuk persepsi bahwa pulang kampung hanya bisa dilakukan saat hari raya saja. Pulang kampung seakan wajib. Tidak tanggung-tanggung, mereka yang mudik rela untuk menghabiskan waktu dijalan demi sampai di kampung halaman. Mereka yang mudik rela menghabiskan uangnya untuk membeli tiket yang melonjak harganya hanya untuk melakukan tradisi yang sudah mereka lakukan sejak kecil.

Secara sosiologis, tradisi mudik ini merupakan suatu ajang dimana mereka yang merantau "dituntut" untuk tidak melupakan kampung halaman beserta nilai-nilainya yang pernah mereka peroleh ketika kecil. Jalinan serta interaksi sosial kampung atau desa yang berbeda wujud dengan kota seperti Jakarta menjadi daya tarik sendiri dan selalu membekasi di hati dan pikiran.

Pelestarian interaksi sosial ini merupakan hal yang positif apalagi jika terjadi suatu transformasi dan pelembagaan kepada generasi yang lebih muda yang mungkin jarang berinteraksi dan bersosialisasi di daerah desa yang penuh kekeluargaan. Proses transformasi dan pelembagaan ini tentunya memiliki andil besar dalam pelestarian nilai dan budaya yang sangat kental di desa dan sulit ditemukan di kota.

Secara ekonomi, tradisi mudik tentunya mampu membangkitkan gairah perekonomian nasional. Dimana transaksi ekonomi pada saat tersebut tergolong tinggi. Tidak hanya transaksi di bidang jasan dan transportasi tetapi juga transaksi ekonomi di bidang lainnya seperti sektor barang jadi atau yang lainnya. Tetapi di sisi lain, hal ini tentunya akan berdampak negatif apabila tidak ada kontrol yang kuat dari pemerintah. Dimana berdampak pada harga-harga yang melambung tinggi dan tentunya berdampak pada inflasi nasional yang tidak terkendali.

2.Tradisi Membeli Barang Baru: Bentuk Konsumerisme (?)
Baju baru Alhamdulillah...
Dipakai di hari raya...

Pernah denger petikan bait lagu tersebut gan? emoticon-Ngakaksangat populer disaat-saat menjelang lebaran. Ya, lagu tersebut seakan jingle bagi mereka yang bergembira merayakan lebaran, khususnya anak-anak. Bahkan ada guyonan, belum lebaran jika belum punya baju baru.

THR turun, seketika itu pula pasar-pasar maupun departemen store mulai disesaki oleh mereka yang ingin membeli barang baru. Biasanya yang dibeli adalah pakaian dan segala pelengkapnya yang akan dikenakan saat lebaran nanti. Saking sesaknya, jalanan di sekitaran itu pun menjadi macet dan semrawut, parkir mall selalu penuh hingga ke jalan, dan segala hal lainnya yang membuat tidak nyaman.

Seketika kita bisa melihat bagaimana makmurnya Indonesia di saat menuju lebaran. Hanya dengan iming-iming diskon atau harga miring, barang yang pajang pun bisa ludes tak tersisa. Positif atau negatif kah hal ini?

Hal ini tentunya bisa kita kaitkan dengan konsepsi konsumerisme. Dimana konsumerisme adalah paham atau gaya hidup yg menganggap barang-barang (mewah) sbg ukuran kebahagiaan, kesenangan, dsb; gaya hidup yg tidak hemat. Atau konsumerisme juga bisa dikatakan sebagai paham yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.

Jika dilihat dari definisi di atas, tradisi membeli barang saat akan lebaran belum tentu disebut sebagai bentuk konsumerisme. Mengapa? Selama tradisi membeli barang saat akan lebaran hanya untuk mebeli barang yang diperlukan, itu bisa dianggap wajar. Tetapi jika tradisi ini juga mengikutsertakan pembelian baran-barang yang tidak diperlukan baru tradisi ini masuk dalam kategori konsumerisme.

Membeli barang yang diperlukan bisa dilihat juga apabila membeli baju hanya dilakukan saat menjelang lebaran saja. Sehingga akumulasi konsumsi selama setahun untuk membeli barang-barang tersebut dikumpulkan pada saat menjelang lebaran saja. Beda halnya jika setiap bulan sudah membeli barang yang sama dan saat menjelang lebaran membeli barang juga bahkan yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan utama juga dibeli.

Selain baju baru dan segala aksesorisnya, konsumerisme juga bisa dikaitkan dengan pembelian bahan makanan pokok yang berlebihan. Demi menyambut hari raya yang hanya sekali dalam setahun, para ibu-ibu rela mengeluarkan uang lebih untuk menyediakan makanan spesial. Ketupat sayur, opor ayam, makanan kering, dan makanan lainnya tidak tanggung-tanggung dibuat dan dibeli. Selain alasan hari spesial, pembelian berlebihan ini juga sebagai langkah antisipasi kesulitan membeli bahan makanan di saat lebaran. Karena warung atau toko masih jarang yang buka.

Konsumerisme juga terjadi apabila kita melihat setiap keluarga membeli penganan untuk dibawa saat berkunjung silaturrahmi. Makanan yang biasanya tidak dibeli dalam keseharian seketika diborong untuk dijadikan buah tangan saat bersilaturrahmi. Bahkan ada yang dibela-belakan membeli penganan yang mahal dan memiliki nilai presitius tinggi. Walaupun ada juga yang membeli sesuai kemampuan saja.

Secara sosiologis, tradisi ini merupakan budaya yang sudah melekat di setiap di orang Indonesia. Sehingga dapat dikatakan transformasi budaya antar generasi berjalan dengan baik walaupun bersifat semu. Sifat semu disini yang dimaksud adalah transformasi budaya yang kadang kala tidak menyertakan makna dari tradisi tersebut. Sehingga generasi berikutnya seakan melakukan hal itu hanya sebagai ritual yang maknanya sudah menyimpang dari makna aslinya.

Secara ekonomi, kondisi ini tentunya memiliki andil yang cukup besar terhadap fluktuasi inflasi negara ini. Inflasi terancam melonjak tinggi dan harga-harga pun juga menjadi lebih mahal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya permintaan yang tidak diimbangin dengan persediaan barang. Bayangkan jika segala kebutuhan lebaran sudah dicicil dalam 2 hingga 3 bulan sebelumnya, tentunya inflasi yang terjadi masih jauh dari garis bahaya.

3.THR/ Salam Tempel/ Ang Pao: Wadah Pendidikan Konsumerisme
Yang ditunggu-tunggu anak kecil atau mereka yang masih sekolah saat lebaran adalah THR/ salam tempel? (atau agan masih ada juga yang nunggu ini? jujur ane sih masih emoticon-Ngakak) Ang Pao atau apa nama sebutannya. Mereka sangat antusias demi mendapat uang lebih diluar uang jajannya.

Tanpa kita sadari, tradisi ini bagaikan pisau bermata dua. Di sisi positif, tradisi ini semakin mempererat silaturrahmi kita dengan sesama. Di sisi lain, tradisi ini bisa menjadi bakal wadah untuk pendidikan konsumerisme.

Tradisi ini bisa berdampak buruk bagi anak-anak kelak jika tidak diawasi dengan baik oleh orang tuanya. Bagaimana pun juga, anak-anak masih belum memiliki pikiran rasional dalam menentukan sikap terhadap apa yang mereka miliki. Yang mereka tahu hanya kesenangan belaka tanpa mau bertanggung jawab atas dampa yang akan terjadi nantinya.

Konsumerisme tentunya menghantui anak-anak tersebut. Konsumerisme siap merasuk ke dalam diri anak-anak dan melebur hingga dia besar jika tidak disikapi dengan serius oleh orang tuanya. Orang tua harus berperan aktif dalam hal ini dengan memberikan pendidikan yang baik dan saran membangun kepada anaknya dalam menggunakan uang yang diterimanya saat lebaran.

nah paling tidak kita bisa sikapi dengan dewasa kalau, yaa mungkin gak semua orang indonesia seperti ini tapi hampir mayoritas sih ganemoticon-Cape d... (S)
Tapi ane tetap bangga jadi orang Indonesia gan apapun yang terjadi emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S)

Segini aja thread dari ane gan kalau ada yang berkenan kasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)
emoticon-Rate 5 Star gak berharap di emoticon-Blue Guy Bata (L).

Quote:

Sumber

Sekian dan terimakasih emoticon-Ketupatemoticon-I Love Indonesia
0
1.6K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.