Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

haditriyantoAvatar border
TS
haditriyanto
Toleransi Untuk Syiah di Sampang
Sore ini saya baru saja pulang sehabis menyelesaikan pekerjaan. Dan seperti biasanya sehabis mandi dan makan saya menyempatkan untuk membaca berita di portal online. Ada satu berita yang menurut saya sangat menarik. Sampai-sampai saya bukanya tidur seperti biasanya, malah saya riset terkait artikel di portal berita tersebut.

Judul dari artikel tersebut adalah “Wawancara Menteri Agama soal Syiah di Sampang” yang di muat di Tempo.co. Di sana pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan yang cukup sensitif dan berani. Dan saya sangat mengapresiasi pertanyaan tersebut. Berikut kutipan wawancaranya yang saya sadur dari portal berita Tempo.co
Apa hasil dari pertemuan perdana antara kelompok Sunni dan Syiah di Sampang ini?

Pertemuan tadi sangat bagus karena para kiai sangat terbuka dengan perdamaian. Keterbukaan mereka dasarnya kuat. Dasarnya adalah kasih sayang. Karena mereka ini juga sebenarnya guru-guru. Ada sayang guru kepada muridnya. Ada juga yang keluarga. Seperti Kiai Ali Karar dengan Iklik itu hubungannya paman dan keponakan. Ada kasih sayang karena ikatan kekeluargaan, guru dengan murid. Mereka bukan orang asing. Mereka terbuka sekali dengan perdamaian.

Apa saja yang sudah dibicarakan?
Kami membicarakan soal kasih sayang. Supaya terbuka dialog-dialog. Apa maksud kasih sayang? Bentuknya, mereka sangat menyayangi tetangganya, adiknya, keluarganya, yang punya pandangan berbeda. Mereka menyayangkan, kok, pemahamannya berbeda. Murid, anak, kok, memiliki jalan yang lain. Supaya tidak memiliki jalan yang berbeda, maka perlu penyamaan persepsi.[/quote]
Jadi, dengan kata lain, pemerintah minta pengungsi Syiah bertobat?
Saya sengaja tidak menggunakan kata "tobat". Saya gunakan kata-kata "penyamaan persepsi". Di sini perlu kehati-hatian, jangan sampai kemudian upaya ini berantakan di tengah jalan. Lebih baik terlambat tapi sukses, daripada buru-buru tapi risiko gagalnya tinggi.
Oleh karena itu, kita sepakat agar mereka "dicerahkan" dulu baru pulang. Kita dahulukan "pencerahan" dulu, tidak mesti langsung 100 persen. Di pengungsian (Syiah) kan ada 69 keluarga, mungkin ada dua keluarga sudah "dicerahkan" lalu pulang. Nanti ada 10 lagi yang "dicerahkan", mereka juga pulang. Syukur-syukur bisa sekaligus. Intinya lebih cepat lebih baik. Syukur-syukur sebelum Lebaran. [/quote]

Jadi, tidak ada hambatan lagi untuk memulangkan pengungsi Syiah ke Sampang?
Quote:


Apa maksud Anda?
Quote:


Mengapa?
Quote:


Jadi, apa peran pemerintah pusat kalau masalah Sampang dilokalisir?
Quote:



Apakah ulama dari Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) cukup representatif mewakili seluruh ulama Madura?
Quote:


Bagaimana soal permintaan ulama Bassra, yang mensyaratkan rekonsiliasi harus diawali "pertobatan" kelompok Syiah?
Quote:


Apakah ada indikasi kelompok Syiah di Sampang ingin "dicerahkan"?
Quote:


Apakah menurut pemerintah Syiah itu sesat?
Quote:


Kalau dibawa ke urusan agama, apa pandangan Anda?
Quote:


Siapa yang membuat kajian itu?
Quote:


Ulama anggota Bassra di Madura?
Quote:


Dari pemerintah sendiri tidak ada?
Quote:


Apa salah satu kesimpulan kajian ulama Madura soal itu?
Quote:


Tadi, Anda menilai ulama Bassra cukup representatif untuk menyelesaikan konflik ini. Apakah Anda berpandangan demikian karena ada Bassra berafiliasi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)?
Quote:


Tapi dilihat dari sejarah pembentukannya pada 1990-an, Bassra jelas terkait dengan PPP…
Quote:


Apa tidak ada opsi mengembalikan kelompok Syiah ke Sampang tanpa harus mengubah keyakinannya dan menjaga mereka agar bisa hidup berdampingan?
Quote:


Jadi kelompok Syiah ini harus "dicerahkan" dulu?
Quote:


Dari pertanyaan terakhir pewawancara dapat di lihat bahwa Bapak Mentri Agama kita tidak mengingikan adanya Syiah ada di Indonesia. Dan menurut saya hal tersebut sangat melanggar konstitusi kita di mana kita diperbolehkan dalam berkumpul dan serikat, serta memeluk kepercayaan kita masing-masing. Tidak dapat saya bayangkan bagaimana para ibu-ibu dan anak-anak di pengungsian yang tidak mendapatkan tempat yang layak lalu di usir pula dari tempat pengungisan.

Quote:


Dari hasil riset saya di atas dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam secara diam-diam untuk pertama kali dan melakukan perang dengan saudara mereka sendiri untuk mempertahankan keyakinannya dan kebebasan untuk memeluk agama Islam. Mereka di musuhi, dikucilkan, disiksa dan diperlakukan semena-mena.

Tidak hanya Islam. Banyak dari agama lain juga mengalami masa-masa sulit dalam perkembangan awalnya karena di”TUDUH” membawa aliran sesat yang membahayakan. Namun kita bisa melihatnya sekarang. Mereka tumbuh dengan besar dan pesat sampai sekarang. Dan apakah kita bisa menjustifikasi bahwa ajaran SYIAH adalam sesat sehingga perlu di luruskan seperti menurut Bapak Menteri Agama?


Konstitusi

Dalam konstitusi kita telah di katakan sangat jelas dalam
Quote:


Sebagai mana yang di atur oleh undang-undang tersebut, baiknya Bapak Mentri Agama kita juga bisa mencari solusi yang lebih baik. Karena setelah tempat tinggal mereka dibakar dan aset-aset merekayang lain juga di jarah, dan Bapak Agama kembali merampas hak mereka untuk memeluk kepercayaan yang mereka yakini.

Dalam konteks kenegaraan di negara demokrasi seperti di Indonesia, tentu saja hal ini sangat meresahkan. Rakyat akan berpikir bahwa konstitusi hanya sebuah ketikan biasa yang disimpan rapi di Badan Kearsipan Nasional. Dan tidak perlu lagi dipahami dan dimengerti arti dan tujuan dari pembuatan konstitusi tersebut. Bagai mana dengan aturan yang lain? Apakah akan berbunyi : “Saya yang berkuasa sekarang, saya yang berhak menentukan aturan yang akan saya jalankan”.

Namun dari semua itu, saya masih percaya peran pemerintah untuk menjalankan amanat konstitusi tersebut terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Tulisan ini hanya merupakan pandangan dari saya dan tidak mengatasnamakan suku, agama, warna kulit tertentu dan golongan tertentu. Saya hanya rakyat Indonesia yang sewaktu dimasa SD, SMP, SMA dan bangku kuliah mendapatkan pengajaran dari PMP, KWN, PPKn untuk tetap menjaga toleransi dan saling menyayangi. Dan semoga kita juga bisa mengamalkannya tidak hanya di teks book setinggi gunung untuk memahami bahwa toleransi adalah “kepercayaan” yang paling benar.

Salam damai dari saya. Hadi Triyanto.
0
1.8K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.