Oleh Elise Sole

Elizabeth Galvan adalah wanita tunarungu dan tidak memiliki satu lengan namun hal itu tidak menghalanginya menjalani kehidupan sebagai manusia seutuhnya.
Seperti dilaporkan Inforum, Galvan (34) kehilangan lengannya dalam sebuah kecelakaan saat ia masih berumur 3 tahun. Ia kemudian kehilangan pendengaran akibat sebuah penyakit. Meski demikian, warga North Dakota itu masih terus mengendarai mobil ke tempat kerjanya di Walmart, tempat ia bekerja sebagai petugas gudang.

Dan pada pekan ini, ia dan putrinya yang berusia 11 tahun Brianna Thompson (yang bukan tunarungu) pergi menuju St. Louis, Missouri, untuk bertarung dalam kontes kecantikan “Dream Girl USA” yang digelar dari Rabu hingga Minggu.

“Ada banyak hal yang bisa aku lakukan. Aku tidak pernah berkata, ‘Oh aku tidak bisa,’” kata Galvan kepada Inforum melalui penerjemah bahasa isyarat (American Sign Language). Saat ia berusia 17 tahun, ia ingin menjadi penjaga pantai namun sempat berkecil hati. Galvan tidak membiarkan hal itu mematahkan semangatnya. “Guruku sangat terkejut aku berhasil melewati semua ujiannya, dan aku akhirnya menjadi penjaga pantai,” kata Galvan.

Bagi Galvan, kontes kecantikan adalah sebuah kesempatan mengedukasi dan memberi inspirasi. “Hati dan hasratku selalu ingin mengajarkan kepada orang-orang bahwa perbedaan membuka pikiranmu terhadap berbagai kemungkinan dan tidak menilai seseorang, seperti orang yang memiliki satu kaki, mengidap keterbelakangan mental, atau orang-orang yang memiliki kelainan lainya,” katanya. “Jangan melihatnya sebagai ketidakmampuan. Kami bukan orang yang ‘tidak mampu’. Hal yang sama juga berlaku bagiku – aku tidak menganggap diriku sebagai tunadaksa. Aku adalah seorang manusia normal. Aku sama seperti orang lain,” katanya.

Namun sepanjang hidupnya, orang-orang tidak berpandangan seterbuka itu. Saat hidup di Devil’s Lake dan Fargo. Galvan mengalami pelecehan. Semua itu berubah saat ia remaja dan bertemu dengan seorang gadis yang juga memiliki satu lengan. Orangtua gadis itu memintanya untuk berbicara di sekolah putri mereka karena ia merasa kesepian dan dikucilkan.

Presentasi Galvan membuat orangtua sahabat barunya tersebut menangis dan itulah saat ketika Galvan menyadari betapa besar pengaruh yang bisa ia berikan dalam kehidupan orang lain. “Itulah mengapa tujuanku dalam kontes kecantikan ini adalah untuk membuka pikiran dan mengajarkan bahwa ‘cantik’ bukan sekadar tubuh atau kulit yang sempurna. Bukan itu. Ini adalah tentang kepribadian kalian,” katanya.

Kontestan “Dream Girls USA” dinilai dari kepribadian, cara pandang, dan cara berbusana mereka.

Galvan terinspirasi untuk mengikuti ajang itu ketika Nicole Kelly yang berusia 23 tahun, yang lahir tanpa lengan kiri, berhasil menjadi Miss Iowa. Pada September, Kelly akan mengikuti ajang Miss America. Kelly sendiri masih belum bisa dimintai keterangan. “Bagiku dia panutan yang mengagumkan,” kata Galvan.

Thompson tidak merasa bahwa Galvan akan melaju jauh dalam kompetisi itu, namun ia malah memenangkan divisi praremaja. “Dia bukan tipe ‘gadis kontes kecantikan,’ tapi ia terkejut saat ia menang. Hubungan ibu dan anak ini sangat dekat — mereka tidak hanya bekerja dan berbelanja dan manikur bersama-sama, Galvan juga mengajari putrinya cara menggunakan bahasa isyarat ketika Thompson masih bayi, “Aku akan menunjuk sesuatu, misalnya mahkota, ejaan jari ‘M-A-H-K-O-T-A’ lalu aku mengajarkan kepadanya bahasa isyarat dari mahkota,” kata Thompson, “Itulah saat-saat yang membuat kami semakin dekat.”

Mereka bahkan memiliki bahasa khusus. “Kami memutar jari telunjuk dan jari tengah kami untuk menunjukkan ‘Aku sangat mencintaimu’ bukan hanya ‘Aku mencintaimu’,” kata Thompson.

Galvan bermimpi dapat dipandang sama dengan orang lain dan merintis jalan bagi mereka yang dipandang cacat atau berbeda.