Ada cerita menarik tentang wanita tua di Arkansas. Waktu itu negara memutuskan untuk memperbesar dana kesejahteraan fakir miskin, yang salah satunya adalah wanita tua itu. Dengan harapan bisa menyajikan kisah yang menggugah hati, pihak televisi bermaksud mewawancari salah satu dari para fakir miskin tersebut. Pihak televisi pergi ke balik bukit karena banyak fakir miskin di sana. Tiba di sana, mereka memilih wanita tua tadi untuk diwawancarai. Wanita itu tinggal di sebuah pondok yang tidak dapat menahan angin di musim dingin dan menyebabkan hawa pengap di musim panas. Tempat tidurnya terbuat dari beberapa lembar papan yang dipaku menjadi satu, dan daun-daun pinus sebagai kasurnya. Terdapat juga sebuah selimut tipis dan perapian kecil untuk melindunginya dari hawa dingin. Selain itu, ada sebuah meja, dua buah kursi yang bahannya terbuat dari papan-papan kasar, sama seperti tempat tidurnya. Sebuah rak sederhana diletakan di sisi dinding, berisi bahan makanan yang dibeli dibeli dari pasar umum yang jaraknya sangat jauh dari situ. Ia tidak punya kulkas, televisi, dan telepon. Satu-satunya hiburannya hanya sebuah radio butut. Kebun kecil dekan pintu belakan pondoknya ditanami sayuran hijau, labu, dan lobak. Di depan pondoknya terdapat taman kecil yang indah. Pihak televisi tiba dan mulai menyiapkan kamera besar mereka yang mahal. Wajah wanita itu disorot beserta pondoknya. Wawancara diakhiri dengan sebuah pertanyaan, “Jika pemerintah memberikan uang sebesar $200 per bulan, apa yang akan anda lakukan dengan uang itu?” Tanpa ragu wanita itu menjawab, “Aku akan memberikannya kepada orang-orang miskin.”