[SAINS] Setahun Penemuan Partikel Tuhan Atau Higgs boson
TS
mrbejo2208
[SAINS] Setahun Penemuan Partikel Tuhan Atau Higgs boson
Permisi Agan2 Yg Ganteng Dan Cantik
Numpang Buat Thread Ane Yang Ke-4
Ingat User Yang Baik Harus Meninggalkan Jejak
Semoga Tidak Repost
Langsung aja deh gan Tanpa Bosa Basi Silahkan Disimak, Terutama Bagi yg ahli sains atau anak IPA pasti tertarik membaca ini. Kali ini ane akan membahas tentang penemuan sebuah partikel yg dikenal dengan nama " Partikel Tuhan / Higgs Boson ", penasaran apa itu partikel Tuhan ??? silahkan baca sampai tuntas beritanya dibawah ini
Gambar Partikel Tuhan / Higgs Boson
Quote:
Cekibrot Gan :
Spoiler for Buka:
KOMPAS.com — Tanggal 4 Juli 2012 lalu, Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) dengan bangga menemukan partikel yang mirip dengan Higgs boson atau yang sering diistilahkan "partikel tuhan". Kini, sudah satu tahun sejak momen itu, apa perkembangannya?
Setelah menganalisis data secara cermat, CERN mengumumkan pada Maret 2013 bahwa partikel yang ditemukan tahun lalu memang Higgs boson. Namun, ternyata pekerjaan belum selesai.
"Upaya yang berujung pada penemuan boson baru bisa dibandingkan dengan lari cepat 100 meter. Mulai sekarang kami harus menganalisis karakteristiknya sehingga bisa membedakan antar-teori," kata Sergio Bertolucci, Direktur Riset dan Komputasi CERN.
CERN telah menghabiskan satu tahun ini untuk meneliti bagaimana Higgs boson bisa dihasilkan, peluruhannya, serta karakteristik spin-nya.
Hasil analisis CERN menunjukkan bahwa Higgs boson yang ditemukan konsisten dengan Higgs boson yang dideskripsikan dalam Model Standar Fisika Partikel, teori yang mendeskripsikan partikel-partikel fundamental, interaksinya, dan perannya di semesta.
"Bagi saya, sangat mengagumkan keakuratan prediksi Model Standar. Semua konsisten sekarang. Ini adalah pencapaian besar bagi teori itu," kata Nazila Mahmoudi, teoris di CERN, seperti dikutip Physorg, Jumat (5/7/2013).
Teori lain yang disebut supersimetri mendeksripsikan bahwa jumlah "partikel tuhan" tidak hanya satu, tetapi lima. Jika demikian, maka partikel yang dideskripsikan ini hanya salah satunya, masih perlu menemukan lainnya.
Analisis data hasil penelitian CERN terus dilakukan. Lebih banyak data akan diperoleh setelah tahun 2015, saat fasilitas Large Hadron Collider kembali diaktifkan. Pencarian belum berakhir.
Yang Belum Paham Silahkan Baca Ini :
Spoiler for Buka:
Dunia fisika dikejutkan dengan penemuan partikel Higgs Bosson yang merupakan partikel sub atom baru, yang menjadi dasar dari pembuatan alam semesta. Selama ini keberadaan partikel ini hanya ada dalam model teori standar.
Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (4/7/2012), setelah 40 tahun, imuwan European Organization for Nuclear Research (CERN), berhasil menemukan temuan yang disebut 'Partikel Tuhan'.
Temuan ini merupakan hal yang penting dalam meneniliti alam semesta. Dalam 'Partikel Tuhan', atom juga memiliki massa jenis.
Temuan ini memberikan pemahaman baru tentang atom, yang juga akan memberikan standar baru di dunia fisika, untuk menuntun pembentukan teknologi baru berdasarkan partikel ini.
"Hasil ini menandai terobosan signifikan dalam pemahaman kita tentang hukum-hukum dasar yang mengatur alam semesta," ujar John Womersley, Kepala Badan Penelitian Publik Inggris.
Temuan 'Partikel Tuhan' berdasarkan teori tentang alam semesta, yang diungkapkan ahli Fisika asal Inggris Peter Higgs, pada 1960.
Teori Higgs menjelaskan bagaimana partikel membentuk kelompok bersama untuk membentuk bintang, planet, dan kehidupan. Meski senang dengan penemuan ini, peneliti tetap belum merasa puas, karena masih banyak rahasia alam lain yang belum terungkap.
"Kami masih banyak tidak tahu tentang partikel. Ini hanya awal dari sebuah perjalanan. Kami telah menutup satu bab dan membuka yang lain," tutur Peter Knight dari Institut Fisika Inggris.
Sebelumnya, CERN meneliti bagaimana alam semesta terbentuk, menggunakan mesin Large Hadron Collider (LHC), akselerator raksasa untuk membuat lubang hitam kecil dan jenis baru partikel.
Tujuan utama eksperimen untuk mengetahui bagaimana alam semesta terbentuk, setelah 'Big Bang' terjadi pada 13,7 miliar tahun lampau.
Salah seorang fisikawan Indonesia, Suharyo Sumowidagdo, terlibat dalam penemuan partikel ini mengatakan "Tanpa partikel ini tak ada akan ada berat, maka tak ada alam semesta. Tak akan ada apa-apa,"
Partikel Tuhan adalah partikel terakhir dalam teori model standar. Ilmuwan mulai mencarinya sejak tahun 1964. Dalam model ini, alam semesta tercipta dari 12 partikel dasar dan enam pembawa gaya. Sebelumnya, baru lima partikel pembawa gaya yang ditemukan.
"Selama ini kita melihat benda-benda yang punya berat, ada gravitasi yang membuat bumi berputar. Artinya, harus ada sesuatu yang menghasilkan massa untuk partikel-partikel itu," kata pria kelahiran Tabanan, Bali ini. Sebuah partikel Higss bisa mempengaruhi massa jutaan partikel lain. Selama ini dia selalu ada di seluruh alam semesta, tapi baru ditemukan.
Haryo adalah satu dari dua fisikawan Indonesia yang terlibat dalam penelitian ini. Fisikawan lain, Rahmat Rahmat, bekerja dari laboratorium Fermilab di Amerika Serikat. Adapun Haryo bekerja di laboratorium CERN di Jenewa, Swiss.
Menemukan partikel ini bukan hal yang mudah. Ribuan peneliti yang ada dalam dua kelompok, ATLAS dan CMS, bekerja bersama untuk menemukan partikel tersembunyi ini. "Ini bukan hasil kerja segelintir orang tapi kolaborasi banyak lembaga dari puluhan negara," kata dia.
Haryo terlibat dalam penelitian CMS di Jenewa, Swiss, untuk menemukan Higgs boson. "Saya bertanggungjawab untuk memastikan komponen detektor beroperasi. Komponen detektor itu harus terus dipelihara, untuk bisa mendeteksi partikel," kata doktor berusia 36 tahun ini.
Lulus sarjana dan master di Universitas Indonesia, Haryo kemudian mendapatkan beasiswa untuk program doktoral di Florida State University tahun 2001. Di situlah dia mulai terlibat dalam pencarian Higgs Boson, berkolaborasi dengan Fermilab. Pada Januari 2009, Haryo menjadi bagian dari tim CERN di Swiss.
Haryo juga berperan dalam pengambilan data dari percobaan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini. Dia juga disibukkan dengan kolaborasi dengan peneliti-peneliti lain serta diskusi dengan peneliti yang lain. Dia juga terlibat dalam beberapa percobaan lain mengenai fisika partikel.
Pencarian Higgs boson dilakukan dengan mesin Large Hadron Collider yang beroperasi selama 24 jam, tujuh hari seminggu. Haryo sendiri bekerja tak kalah keras, biasanya dimulai pukul delapan pagi hingga sebelas malam.
"Ilmuwan itu dinilai dari produktivitasnya, seperti pengusaha. Kalau tak kerja sebanyak-banyaknya, sulit untuk menang dari peneliti lain," kata Haryo yang gemar memotret saat senggang. Selain meneliti, Haryo juga menguasai ilmu teknik. Pasalnya, alat penelitian ilmuwan partikel tak bisa dibeli di supermarket terdekat. Mereka harus bisa membuat alatnya sendiri, atau setidaknya tahu cara memelihara dan merawatnya.
Lalu apa sebenarnya guna penemuan partikel Higgs boson untuk umat manusia? "Ini penemuan yang ada di luar imajinasi kita. Pengetahuan baru yang ilmuwan pun belum tahu apa kegunaan praktisnya," kata pemegang gelar doktor dari Florida State University ini. Kegunaan praktis itu mungkin belum akan diketahui dalam puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.
Haryo mencontohkan, penemuan ini seperti teori relativitas Einstein yang ketika diumumkan tujuh puluh tahun lalu belum bisa dipahami. Kini, GPS bekerja berdasarkan teori itu. Tanpa teori Einstein, GPS tak akan bisa menunjukkan lokasi dengan tepat dan akan meleset 50 hingga 100 meter.
Bagi ilmuwan, mendapat pengetahuan baru tentang dunia dimana kita hidup, akan membawa apresiasi lebih kepada hidup ini.
Penemuan Higgs boson istimewa bagi Haryo karena penemuan ini mengingatkannya pada kejadian yang menginspirasi dia menjadi seorang fisikawan partikel. 18 tahun lalu, seorang fisikawan Indonesia bernama Stephan van den Brick ikut membuktikan adanya partikel quark top, salah satu partikel yang juga mendukung model standar.
Partikel Higgs boson, keping terakhir model standar, kunci dari rahasia besar alam semesta. Namun kerja belum selesai. Penemuan ini baru awal pekerjaan panjang para ilmuwan.