eligantengAvatar border
TS
eliganteng
Kisah cinta pacar lima langkah
Jodoh adalah misteri, manusia hanya berupaya dan berikhtiar! Jodoh seseorang tetaplah keputusannya atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Pacar Lima Langkah.


Pernah dengar istilah pacar lima langkah? Familiar atau ada yang merasa aneh?Aneh mungkin kali ya... Aku juga baru dekat dengan istilah itu beberapa hari ini. Meski sudah tahu sejak lama, tapi baru merasa akrab di telinga karena ada sebuah kejadian yang membuatku merasa akrab dan menyadari, pacar lima langkah memang fenomena nyata.

Well, postingan kali ini ceritanya benar-benar terjadi di kampungku. Kalau berbicara adat kampung, pacaran atau menikah dengan tetangga sendiri memang sudah biasa terjadi. Aku sudah sering melihat yang seperti itu, maksudnya pacaran atau menikah dengan tetangga sendiri. Tidak tahulah, alasannya kenapa mereka lebih memilih tetangga sendiri untuk pendamping hidupnya. Tapi bagiku, aku tidak akan melakukan seperti itu. Percuma dong sudah melalang buana kemana-mana, ternyata balik lagi dapet tetangga. Gak seru banget, kan? Lagian, aku juga gak ada yang kenal dengan para tetangga. Bukan tipe orang yang pandai bersosialisasi kayaknya. hiks

Nah, ceritanya ini terjadi pada tetangga depan rumahku. Gak tahu, aku harus memanggilnya bagaimana, yang jelas ibunya adalah kakak dari ibuku. Meski dia anak terakhir, umurnya lebih muda dariku, tapi aku harus manggilnya mas (kakak). Nah, tiga hari yang lalu dia melangsungkan pernikahannya dengan pacar lima langkahnya. Seru, kan? emoticon-Big Grin

Cerita cintanya sebenarnya sudah lama terjadi, cuman karena aku baru mengetahuinya setahun ini, jadi aku termasuk ketinggalan kalau boleh dibilang tentang kabar pacar lima langkah ini.

Menurut cerita, katanya, ketika si cewek masih duduk di bangku SMA, tetanggakku ini, dia sering disuruh mengantar dan menjemput cewek itu di sekolah. Kalau pagi mengantar, siangnya menjemput pas pulang dari sekolahan. Yang nyuruh tentu saja orang tua si cewek.

Nah, namanya juga manusia, masih muda lagi. Berkali-kali bertemu dan sering bersama-sama, jelas saja menimbulkan debar-debar tak biasa, yang akhirnya berujung pada perasaan saling jatuh cinta. “Witing tresno jalaran soko kulino.” Seperti itulah yang terjadi di antara mereka. Terbiasa bertemu, terbiasa berbagi, terbiasa saling perhatian, maka cinta akan datang dengan sendirinya. Tidak bisa dipungkiri, bahwa cinta memang butuh pertemuan. Bahkan, cinta bisa datang karena terbiasa bertemu, kan?

Nah, setelah muncul benih-benih cinta di antara mereka inilah masalah kemudian muncul. Kok bisa?

Begini ceritanya.... *perbaiki letak duduk*

Setelah mereka saling jatuh cinta, si laki-laki, tetanggaku itu, dia meminta izin kepada ibunya untuk melamar si gadis. Awalnya sih orang tuanya meminta untuk mencari yang lain saja. Selain karena mereka masih tetangga dengan si gadis, jarak rumah mereka juga hanya terhalang satu rumah dengan rumah mereka. Jadi benarbenar deket banget.

Selain itu, bukannya tidak mau mereka mempunyai mantu sedekat itu, mereka hanya tidak mau jadi perbincangan di desa saja. Pengalaman, mungkin. Putra ketiganya juga dapat tetangga sendir soalnya. Nah, yang ini anak terakhir ternyata juga dapet tetangga. Lebih dekat lagi. emoticon-Big Grin

Setelah beberapa kali dituturi (Dikasih wejangan) tapi tidak mempan juga, akhirnya orang tuanya merestui. Toh yang menjalani rumah tangga mereka, buat apa melarang-larang anaknya kalau sudah kadung jatuh cinta seperti itu.

Setelah mendapat izin, datanglah dia ke rumah orang tua si gadis. Maksud hati ingin meminang, melamar anak putrinya. Tapi teryata, sambutan dari orang tua gadis tidak seperti orang tuanya. Merekai menolak terang-terangan jika anaknya diperistri oleh tetanggaku itu.

Sudah, setelah itu hubungan mereka makin rumit. Dua keluarga saling musuhan gara-gara itu. Awalnya saling menyapa, sekarang tidak saling menyapa. Anak mereka pun dilarang-larang untuk saling berhubungan. Rumitlah! kasihan bener melihat kisah cinta mereka.

Si laki-laki beberapa kali sudah mencoba untuk melunakkan orang tua si gadis, tapi keputusan mereka tetap saja. Mereka tidak akan memberikan anak gadisnya kepada si laki-laki tetanggaku itu.

Seperti dalam cerita-cerita cinta karena ada larangan untuk bersatu, seperti itulah mereka. Mereka berontak terhadap keputusan orang tuanya. Karena tak kunjung dapat restu, akhirnya mereka berdua sepakat melarikan diri. Sudah satu tahun ini mereka melarikan diri dari rumah, pergi dari Jawa menuju pulau Kalimantan. Dan lagi-lagi, aku tahunya setelah mereka melarikan diri. heuheu..

Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan, karena aku memang tidak mau ikut campur urusan mereka. Urusan cintaku saja rumit, jadi gak mau tambah rumit dengan urusan cinta mereka. Hanya aku mendoakan saja, semoga orang tua si gadis memberi restu dalam hubungan mereka. Karena aku tahu bangetlah, gimana rasanya. heuheu...

Aku hanya salut saja dengan keberanian mereka dalam memilih pilihan hidup. Aku? kalau minta izin ke orang tua, kemudian tidak boleh, aku menuruti saja keputusan mereka. Terhitung sudah lima kali aku minta izin, dan 4 kali ditolak karena masalah adat Jawa. Jadi ya udah, sekarang lagi males mikir yang seperti itu. Kok jadi curcol? heuheu

Kembali ke topik.

Setelah satu tahun mereka pergi dari rumah, seminggu yang lalu mereka kembali. Lagi-lagi tetap tidak mendapat restu. Akhirnya, karena mereka tidak kunjung mendapat restu, tiga hari kemarin mereka melangsung pernikahan meski tanpa restu orang tua si gadis. Nekad kayaknya. Biar badai menghadang, cinta kita akan tetap bersatu.... *nyanyi

Denger-denger, pernikahan mereka bukan seperti pernikahan yang seperti kita jumpai. ini berlangsung sangat-sangat sederhana, dan sangat tertutup. Itu memang permintaan dari orang tua si gadis. Mereka tetep tidak mendapat restu, tapi kalau mau menikah, terserah. (something happen) Tapi ada syaratnya, tidak boleh dirias seperti pengantin-pengantin lainnya. Tidak boleh ada kuade (dekorasi layaknya pesta pernikahan), tidak boleh dilihat, (beberapa orang saja yang jadi saksi), tidak boleh difoto dan tidak boleh dilangsungkan di rumahnya. Kalau mau nikah, silahkan menikah di luar dari desa. Duh, kasihan bener mendengarnya.

Tiga hari yang lalu mereka sudah melakukan akad nikah, tempatnya jauh dari desa, beda kecamatan malahan. Hanya beberapa yang datang, karena mendapat ancaman. Tetangga-tetangga sih oke-oke saja jika tidak boleh datang. Asal mereka bisa menikah saja, sudah cukup. Kasihan saja melihat dua pasangan itu lama-lma tidak mendapat restu.

Pacar lima langkah memang seru, tapi kalu ujung-ujungnya seperti itu, kayaknya harus mikir dua kali untuk mengikuti langkah mereka. Yah, jodoh memang di tangan Tuhan. Tapi kan untuk mendapatkan cinta, pelaku memang butuh perjuangan. Tapi kalau harus seperti itu, beneran, aku akan berfikir dua kali.

Bolehlah berkeyakinan, cinta butuh pengertian dan cinta butuh perngorbanan. Perjuangan cinta kadang pahit, namun buah nya manis. Tapi kalau seperti itu, kok aku belum bisa melihat manisnya ya...

Oke, kata penutup dalam postinganku hari ini adalah...

Seberapa Besar ukuran CINTA? Sebesar PERJUANGAN kita untuk MEMPERTAHANKANnya. Menurut orang bijak, perjalanan cinta yang sulit dan penuh perjuangan adalah modal menuju persatuan yang erat dan tak tergoyahkan. Semoga hubungan kedua tetanggaku itu langgeng selamanya, tetap saling mencintai, mengasihi dan hidup berbahagia selamanya. Amin.

Happy blogging, Tetap semangat meraih cinta dan cita ya....

Spoiler for :
ane minta emoticon-Toast
Diubah oleh eliganteng 27-06-2013 09:58
0
3.8K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.