Pak RT mempunyai hobi memelihara berbagai macam jenis burung. Di suatu minggu pagi yang cetah, burung peliharaan pak RT hilang semua.

Merasa ulah si maling sudah keterlaluan, Pak RT berencana untuk membawa masalah ini di balai RT saat pertemuan warga. Maka disebarkanlah undangan kepada para warga. Ada sekitar 100 orang warga yang hadir.

Setelah berbicara panjang lebar soal moralitas, akhirnya Pak RT masuk ke inti masalah sebenarnya mengapa mereka diundang.

Lalu bertanyalah dia, “Siapa yg punya burung?” Seluruh laki-laki yang hadir segera berdiri.

Menyadari kesalahannya dalam cara bertanya. Lalu Pak RT buru-buru berkata, “Bukan itu maksud saya. Maksud saya adalah, siapa yg pernah lihat burung?” Seluruh warga wanita berdiri.

“Wah, gawat”, pikir Pak RT. Dengan muka merah dia berkata kembali, “Maksud saya siapa yang pernah lihat burung bukan miliknya?” Separuh wanita berdiri.

Muka Pak RT makin merah dan juga makin gugup…, segera berkata lagi sambil berusaha memperbaiki kalimatnya: “Maaf sekali lagi, bukan ke arah situ pertanyaan saya. Maksud saya adalah… Siapa yang pernah lihat burung saya?” Segera 3 wanita berdiri.

Dan..yg terjadi kemudian adalah pak RT langsung lari pontang panting dari balai RT, karena ibu RT mengejar sambil memegang sapu