Surabaya (beritajatim.com) – Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Malang Corruption Watch (MCW) menggelar diskusi ‘Membongkar Jerat Relasi Bisnis-Politik tembakau dan Peningkatan Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di hotel Novotel Surabaya.

Diskusi yang merupakan pemaparan hasil riset ini mencoba memetakan perselingkuhan kepentingan bisnis dan politik terkait tembakau di Malang dan Kediri. “Tujuan dari riset ini, untuk memetakan aktor-aktor utama baik dari birokrasi maupun politisi yang terlibat dalam bisnis tembakau”, ujar Ade Irawan, koordinator korupsi politik ICW.

Riset ini, menemukan beberapa fakta yang sebenarnya sudah menjadi rahasia publik.
Seperti, adanya relasi Bupati dan Calon Legislatif dengan perusahaan rokok. “Industri rokok membiayai calon-calon legislatif tertentu, sebagai bentuk investasi politik,”imbuh Abdullah Dahlan anggota ICW lainnya.

Bahkan industri rokok telah berhasil mengintervensi legislatif dalam penyusunan undang-undang. “ICW juga pernah mengadvokasi hilangnya ayat tentang zat aditif dalam UU Kesehatan”, tambahnya.

Diskusi yang dihadiri para aktivis, LBH dan akademisi ini juga mengundang Ana Lutfi(Komisi B DPRD Jatim) dan Gitadi Tegas Supramudyo(Dosen Fisip Unair) sebagai panelis. Pandangan dan paparan dari keduanya, mempertegas adanya perselingkuhin politik-bisnis tembakau yang kronis.


Sumber : http://amti.or.id/2012/01/icw-beberk...-bisnis-rokok/