JAKARTA - Timnas Belanda sempat mempemasalahkan rumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saat kunjungan manajemen beberapa waktu lalu. Mereka menilai rumput SUGBK keras dan tidak rata.
Kekhawatiran akan komplain timnas Belanda kembali muncul karena, Selasa (4/6) SUGBK dipakai untuk pertandingan Persija vs Persipura. Minggu (2/6) kemarin, GBK juga digunakan untuk kegiatan salah satu ormas keagamaan.
CEO Nine Sport Arif Putra Wicaksana menyatakan sudah berusaha memenuhi permintaan manajemen timnas Belanda. "Pemain dan tim pelatih mereka memang belum melihat langsung," kata Arif lagi via telepon, Selasa (4/6).
Sementara itu, Kepala Unit I SUGBK Tubani menyatakan stadion yang dibangun di era Presiden Soekarno itu sangat layak menggelar partai internasional, termasuk laga persahabatan Indonesia vs Belanda.
"Jadi agak aneh kalau ada komplain GBK disebut tidak berstandar internasional," kata Tubani.
Quote:
Belanda Bermain Buruk, Kondisi Lapangan Jadi Salah Satu Sebab
Pelatih tim nasional Belanda, Louis van Gaal, mengakui bahwa skuadnya kesulitan di laga melawan Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (7/6). Kondisi lapangan yang keras dan tidak rata, disebut menjadi penyebab utamanya.
“Sebenarnya Belanda bisa saja bermain bagus, tapi kondisi lapangan jelek sehingga bola memantul-mantul,” terang Louis van Gaal usai laga.
Hal itu ditambah dengan cuaca yang tak bersahabat. “Cuaca seperti justru menguntungkan Indonesia,” tambahnya.
Di sisi lain, Louis van Gaal tak menampik bahwa permainan anak asuhnya memang kurang baik, terutama di babak pertama. Ia menyebut bahwa para pemainnya kerap salah dalam mencari posisi.
“Pertahanan kami juga terlalu mundur sehingga di babak kedua diubah. Karena ada perubahan, peluang terjadi sehingga tim bisa mencetak tiga gol. Sebetulnya di babak pertama tim memiliki peluang, namun Robin van Persie gagal,” sambungnya.