KUDUS, suaramerdeka.com - Warga Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, memutuskan untuk menolak pemakanan terduga teroris Bayu Setianto (30), di kawasan tersebut.
Hal itu merupakan hasil rapat yang digelar Jumat (17/5) malam. Keputusan diambil tanpa tekanan dan paksaan siapapun dan mendasarkan pada kesepakatan semua komponen terkait di Desa Hadipolo.
Pertimbangan penolakan yakni sikap pihak keluarga yang menyerahkan pemakaman kepada Tim Pembela Muslim (TPM - Suara Merdeka 17/5). Padahal, pihak desa menginginkan hal sebaliknya.
"Ini merupakan keputusan bersama," kata Kadus I Hadipolo, Nur Kasim, kepada Suara Merdeka Sabtu (18/5) siang.
Di Surat Keputusan Bernomor 3/2013 disebutkan secara tegas penolakan warga terkait rencana pemakaman Bayu. Tembusan surat tersebut diberikan kepada Polres Kudus, Polsek Jekulo, Kodim, Koramil, dan Kecamatan Jekulo.
"Pertemuan dilakukan mulai pukul 21.00 - 11.00 dengan menghadirkan seluruh perwakilan RT dan RW serta unsur tokoh masyarakat lainnya," imbuhnya.
Surat tersebut juga sudah disampaikan secara langsung kepada pihak keluarga. Nur mengaku menyerahkan sendiri surat tersebut kepada keluarga pada Sabtu (18/5) siang.
Hingga kemarin, pihak keluarga belum memberi penjelasan karena segala sesuatunya diserahkan kepada TPM. "Begitu saya menyerahkan surat keputusan dari pihak desa, saya langsung pergi," ujarnya.
Sinyal
Bila dirunut, pada pertemuan tanggal 15 Mei lalu sebenarnya sudah ada sinyal untuk menerima rencana pemakaman Bayu di Hadipolo. Syaratnya, tidak ada yel-yel maupun atribut dari kelompok tertentu saat prosesi pemakaman.
Hal lainnya, pemakaman diminta dapat dilakukan oleh pihak desa. Dua syarat berupa tanpa ada yel-yel dan atribut sebenarnya sudah ada titik temu antara keluarga dan warga. Artinya, sudah ada sinyal kesepakatan untuk dapat menjalankan usulan itu. Hanya saja, untuk syarat ketiga rupanya tidak dapat direalisasikan karena pihak keluarga sudah menyerahkan kepada pihak TPM.
"Itu yang menjadi dasar keputusan bersama warga," imbuhnya.
Sebenarnya, pihak desa tidak keberatan dengan pemakaman Bayu di Hadipolo. Asalkan, syarat-syarat yang diajukan disepakati pihak keluarga. Terkait kemungkinan adanya perubahan sikap dari keluarga Bayu, misalnya bersedia menyerahkan pemakaman kepada pihak desa, Nur tidak berani berandai-andai. Artinya, segala sesuatu harus dipastikan terlebih dahulu.
Setelah itu, keputusan dikembalikan kepada warga sendiri. "Yang jelas, sikap warga terakhir berdasarkan keputusan desa seperti itu," paparnya.


SUMBER SUMBER SUMBER



bagi bagi untuk ane ya gan