Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

prastuneAvatar border
TS
prastune
Parodi Absurd @SBYudhoyno, @SBYudhoyono0 & @SBYudhiono
Parodi Absurd @SBYudhoyno, @SBYudhoyono0 & @SBYudhiono



Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah membuat akun Twitter, yaitu @sbyudhoyono. Menariknya, akun ini dibuat ketika masa jabatan beliau akan segera habis. Apa saja yang akan dijumpai akun milik Pak SBY tersebut di Twitterland?

Parodi Absurd

Teater absurd adalah salah satu bentuk teater yang awalnya populer di Eropa, dan sekarang sudah mendunia. Sam Beckett dan Albert Camus adalah sastrawan yang berjasa mempopulerkan genre teater absurd.

Dalam teater ini, sering disajikan drama tanpa makna, tanpa akhir, dan tanpa tujuan. Twitterland sesungguhnya adalah salah satu manifestasi dari teater absurd, sebab dalam banyak kasus dapat saja tweet yang dihasilkan memang tanpa makna sama sekali.

Mengapa hal tersebut terjadi? Sebab Twitter adalah 'tembok ratapan' bagi katarsis emosional warga Twitterland. Dalam kondisi seperti itulah, akun @sbyudhoyono memasuki gelanggang Twitterland, dan bergabung dengan akun pejabat lain yang telah hadir sebelumnya seperti @tifsembiring, @MA_DPR, @jokowi_do2, dan @dennyindrayana.

Jika melihat ke belakang, akun-akun pejabat yang telah ada sebelumnya juga mengalami pro dan kontra. Contoh paling klasik adalah debat antara akun anonim @benny_israel dengan @MA_DPR.

@benny_israel, akun yang sangat kontra dengan pemerintah, juga pernah Tweetwar dengan akun Andi Arief, yang sekarang sudah tidak aktif. Sementara itu, akun @tifsembiring sering kali mendapat mention kontra dalam bahasa daerah, dalam rangka menanggapi puisi-puisi dari akun tersebut.

Jika dibandingkan dengan akun Twitter presiden dan pejabat di negara lain, misalnya Presiden Amerika Serikat Barrack Obama @BarackObama, maka sepintas akun @sbyudhoyono ada kemiripan, dalam konteks background dan profil yang digunakan.

Namun tentu saja, konten tweet mereka sangatlah berbeda. Jika ada kemiripan desain background dan profil, hal itu sangatlah wajar, mengingat template desain mereka mungkin tidaklah berbeda.

Apakah pejabat Indonesia ngetweet sekadar latah atau pencitraan atau memang benar-benar ingin berinteraksi dengan rakyat?

Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan pencitraan, karena konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari marketing dan politik. Namun tentu saja, seyogyanya pencitraan tak bisa dipisahkan dengan tebar kinerja.

Dalam konteks absurditas, jika kita search mention tab dari @sbyudhoyono, sesungguhnya bisa dipetakan kira-kira apa saja substansi mereka. Tentu saja, ada yang pro-kontra terhadap kebijakan pemerintah, dan ini wajar dalam negara demokrasi.

Namun menariknya, dapat juga ditemukan tweet yang tanpa makna alias absurd. Contohnya adalah mention mengenai curhat masalah pribadi. Terkesan bahwa mention seperti ini adalah bully, padahal bukan, karena sesungguhnya hal tersebut adalah tanpa makna. Lebih jelasnya, akan disajikan pada bagian berikut.

Akun Parodi @sbyudhoyno

Akun palsu Pak SBY ternyata bermunculan satu per satu, walaupun tidak semuanya aktif. Tidak semua akun tersebut mempunyai niat kurang baik, lebih sering mereka menyajikan parodi.

Contohnya akun @SBYudhoyno, yang diberi tanda 'cek' untuk 'verified account', padahal hanya cropping di background. Konten akun ini ternyata lebih pada tweet curhat/curcol muda-mudi masa kini.

Akun @SBYudhoyono2day dan @SBYudhiono, mereka sepertinya mengutip berita-berita resmi dari akun resmi Pak SBY. Hanya saja ini konteksnya adalah parodi echo, yang absurd.

Kemudian akun @SBYudhoyono0, sejauh ini hanya memiliki tiga tweet yang sangat absurd. Akun tersebut meminta menhub merawat korban yang luka, yang tentu saja adalah permintaan yang absurd juga. Permintaan tersebut adalah seperti menunggu 'Godot', yang tidak akan pernah datang.

Berkaca dengan akun-akun tersebut, di Amerika Utara dan Eropa Barat, kepala negara dan pemerintahan sudah biasa dijadikan parodi. Di sebuah radio Jerman misalnya, ada show parodi, dimana ada artis yang berperan sebagai Kanselir Angela Merkel, atau menteri lainnya seperti Guido Westerwelle dan Kristina Schroeder.

Sementara itu di Amerika Serikat, pernah ada acara puppet show Washington Folly, yang menjadikan negarawan ternama seperti Jimmy Carter dan Henry Kissinger sebagai obyek parodi.

Hal tersebut adalah wajar di negara demokrasi, apalagi di Indonesia yang berada di era reformasi, selama masih berada dalam koridor hukum yang berlaku.

Parodi adalah seperti representasi suara publik, yang dibungkus dalam komedi absurd. Sebuah suara tanpa makna, sesungguhnya adalah suara yang membutuhkan curahan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Tentang Penulis: Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit adalah alumni program Phd Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; Managing Editor Netsains.com; dan mantan Koordinator Media/Publikasi PCI NU Jerman. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_par di twitter, https://www.facebook.com/arli.parikesit di facebook, dan www.gplus.to/arli di google+.
(ash/ash)
sumber: [url]http://inet.detik..com/read/2013/05/17/105423/2248615/398/parodi-absurd--sbyudhoyno--sbyudhoyono0--sbyudhiono[/url]
0
1.9K
11
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pictures
PicturesKASKUS Official
7.7KThread2.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.