Moga Menjadi Pembelajaran Bagi Kita Semua

Ketika Adat Ketimuran kita yg kental dengan toleransi dipertanyakan??

Bisa agan/i lihat sendiri, ketika seorang koruptor dipenjara, dia tidak tidur di LP, dia tidur di hotel, kembali lagi pada waktu subuh utk apel pagi.
Bisa agan/i lihat sendiri, ketika diskriminasi terjadi di LP, yg kuat modal yg nyaman.
Bisa agan/i lihat sendiri, Ketika Koruptor masi bisa mendapat jasa pramuria meski ia penghuni LP.

Dan Ketika Ia Bebas dari LP, ia mengadakan syukuran besar2an dirumahnya, mengundang ustad, kyai, anak yatim.
Dan Ketika Ia Bebas dari LP, Ia tetap kaya
Dan Ketika Ia Bebas dari LP, masyarakat tetap menghormatinya, menyalaminya.

Sebetulnya tak ada yg namanya sanksi sosial di negara kita, karena semua nama baik, kehormatan, bisa dibeli kembali.

Ketika pentolan band terbebas dari penjara, ia malah lebih disukai masyarakat, makin digemari lawan jenisnya, ke populerannya tetap mempesona, menutup semua aibnya, yg seperti menjentikkan jari lalu lenyaplah aibnya.

Masyarakat kita lebih menyenangi seseorang berlatar belakang buruk, lalu skrng terlihat baik, daripada seseorang yg dari awal sampai skrng konstan berbuat kebaikan.

Maka dari itu seorang artis berlatar belakang pemain film porno, ketika menjadi caleg, ia lebih diminati dibanding kader partai sesungguhnya.

Kemana sanksi sosial itu??
Lemahnya Sanksi Sosial kita lebih parah dari Sanksi Hukum di negara kita

Perlukan kita berbangga dengan sikap masyarakat?? ataukah prihatin??
Silahkan jawab masing

Tq, sudah membaca trit ane