Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Rambang.MatoAvatar border
TS
Rambang.Mato
Kisah Penjaga Pintu Sampah Jakarta
Suara sendu dilontarkan oleh Slamet Riyadi (31) yang bertugas menjaga pintu sampah otomatis Cawang Kompor. Sudah berbulan-bulan gajinya tidak dibayarkan oleh dinas PU yang membawahinya."Januari sempat ditalangi Kepala Kordinator Bapak Arifik, sempat ditalangi untuk membayar gaji kami sebesar Rp 1,5 Juta. Namun semenjak dia pensiun nasib kami sudah tidak jelas," ujar Slamet Riyadi saat ditemui di tempat kerjanya, Rabu (15/5/2013).
Penjaga pintu saringan sampah otomatis dibayar Rp 50.000/ hari. Slamet menuturkan dirinya bersama rekan-rekan lainnya telah mendatangi pihak dinas, namun tidak satu pun pejabat dari Dinas Pekerjaan Umum."Kemarin kita sudah datang ke dinas, Kita disuruh keluar, sabar-sabar melulu," tuturnya.
Sebagai pekerja harian lepas (PHL) ia bersama keempat rekannya harus bekerja selama satu hari penuh mengangkut sampah-sampah di pintu saringan sampah Cawang Kompor. Slamet menuturkan sebagai penjaga pintu saringan sampah, pekerjaannya tidak mudah.
"Kerja operator ngangkat sampah nggak nentu kalau banyak, apalagi kalau musim penghujan aliran Kali Baru sampah menumpuk," imbuhnya.
Menurutnya dirinya bersama rekan-rekan lainnya, harus mengumpulkan sampah-sampah plastik untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Itu pun ternyata tidak cukup melunasi berbagai macam tagihan.
"Dengan ngumpulin sampah dapat Rp 20 ribu setiap dua karung sampah, itu juga cuma bisa makan sehari-hari belum biaya kontrakan yang udah tiga bulan nunggak. Berasa anak tiri," tuturnya.
Hal senada juga diceritakan Penjaga Saringan Sampah Cililitan, Iwan Maulana (31). Dia mengaku belum mendapat upah dari bulan Februari 2013. Menurutnya pembayaran gaji tersebut biasanya dibayarkan pertanggal 5 tiap bulannya. Tapi sekarang tidak ada penjelasan maupun kepastian yang diberikan oleh dinas terkait.
"Waktu zaman Pak Foke juga dulu pernah terlambat hingga 3 bulan, tapi paling tidak kan harus ada penjelasan agar ada kepastian tentang gaji kita," kata Iwan.Meski ia hanya seorang pekerja harian lepas, dirinya harus bekerja seperti biasa di kala pekerja lain dapat menikmati hari libur pada tanggal merah bersama keluarganya. Iwan mengaku ikhlas, pasalnya pekerjaan tersebut merupakan pengabdian kepada masyarakat.
"Kita hanya minta kejelasan, infonya Gubernur kan sudah mencairkan anggaran tapi kenapa kok kami belum di bayar sementara penjaga pompa sudah," tandasnya.

Sumber: [url=http://news.detik..com/read/2013/05/15/194124/2247113/10/kisah-sedih-penjaga-pintu-sampah-jakarta-sejak-februari-gaji-macet]Detiknews[/url]

Begitulah nasib mereka golongan miskin, terabaikan...kasihan
Diubah oleh Rambang.Mato 15-05-2013 13:05
0
779
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.