WASHINGTON – Kasus Benghazi semakin memojokkan Presiden Barack Obama. Dia bahkan terancam dilengserkan jika terbukti bersalah.

Pihak oposisi menuduh Obama menyembunyikan fakta tentang serangan terhadap kantor Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Kota Benghazi, Libya tahun lalu. Serangan itu menewaskan Duta Besar AS untuk Libya Chris Stevens.

Senator dari Partai Republik John McCain menyebutkan, Obama menutupi fakta tentang Benghazi untuk menjaga popularitasnya. Saat serangan Benghazi terjadi, AS memang berada dalam masa pemilu.

“Saat itu Obama sedang berkampanye untuk pemilu. Dalam kampanmyenya dia bilang Osama bin Laden sudah tewas dan Al Qaeda berhasil diatasi. Namun tiba-tiba Serangan Benghazi terjadi,” ujar McCain, seperti dikutip Yahoo News, Senin (13/5/2013).

Rekan McCain, Senator James Inhofe, menyatkan kasus Benghazi bisa membuat Obama diturunkan dari jabatannya. Dia menyamakan kasus Benghazi dengan kasus Watergate yang membuat Presiden Richard Nixon lengser.

“Dari semua skandal yang pernah ada. Skandal Bengahzi adalah yang paling buruk dalam sejarah AS,” pungkas Inhofe.

Partai Republik memang menggunakan segala cara untuk menyerang Obama. Mereka juga terus menjegal kebijakan-kebijakan yang diajukan Obama ke Kongres AS.