Perusahaan terus tumbuh, Selama periode ini mereka juga menghasilkan kanvas wol berlapis dan karet mukluks dibawah kontrak dengan Departemen Pertahanan AS dan US Air Force. Pada tahun 1966, Vans memperkenalkan sepatu # 44, dan dengan bantuan dari pemain skateboard dan pengendara BMX Vans Slip-On menjadi sepatu favorit mereka di California Selatan. Pada akhir 1970-an, Vans memiliki 70 toko di California dan menjual produk-produknya melalui dealer baik secara nasional maupun internasional.
Para pemain skateboard pun banyak yang memakai Vans hingga Vans identik dengan olahraga ini di seluruh Southern California pada awal tahun 1970.

Pada tahun 1975, Vans # 95, yang dikenal hari ini sebagai Era itu dirancang oleh Tony Alva dan Stacy Peralta. Dengan kerah empuk dan kombinasi warna yang berbeda Era ini menjadi sepatu pilihan bagi generasi pemain skateboard karena bagian bawah non slip sehingga lebih mudah untuk pegangan yang lebih baik.
Tahun 1980 tiba, Paul Van Doren mulai mengambil peran yang lebih kecil dalam kegiatan perusahaan. Selama periode ini, Vans mulai membuat sepatu untuk beberapa olahraga dari skateboard, wakeboarding, motor cross, dalam upaya untuk bersaing dengan perusahaan besar sepatu atletik. Vans Slip-On mendapat perhatian internasional dan daya tarik tersendiri ketika dipakai oleh Sean Penn pada 1982 di film ikonik Fast Times At Ridgemont Youths High. Meskipun sepatu Vans ini terjual dengan baik, berbagai macam produk yang sekarang ditawarkan perusahaan telah menguras sumber daya perusahaan, dan Vans tidak mampu mengatasi utang mereka sehingga Vans pun terpaksa untuk mengajukan kebangkrutan pada tahun 1983.

Setelah tiga tahun, Vans telah membayar kembali semua kreditur dan bangkit dari kebangkrutan. Pada tahun 1988 Vans pemilik aslinya dijual perusahaan untuk sebuah perusahaan investasi perbankan. Perusahaan telah dijual beberapa kali yang terakhir untuk $ 396.000.000 pada tahun 2004 ke Greensboro, NC berbasis VF Corp Steve Van Doren, putra salah satu pendiri Paul Van Doren, masih dengan perusahaan, seperti adiknya Cheryl Kristy dan putrinya. Vans ditutup mereka Orange, California pabrik dan mulai memproduksi sepatu di luar negeri pada tahun 1994. Pada 1994 , Vans mensponsori seri Crown Pelantikan Tripel yang dikembangkan menjadi Crown Vans Tiga seri.
Pada 1998 Vans membuka Vans Skatepark yang luasnya 4.300 m2 di Orange County tetapi tahun 2002 skatepark itu ditutup dan dibuka kembali di Mall Bay Festival International Drive di Orlando, Florida. Pada 2000 dan 2001 , Vans diakui sebagai salah satu "Perusahaan Terbaik Di Amerika." Tahun 2004 , Vans meluncurkan tollbooth Vans di situs Web mereka. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk masuk ke situs web dan mereka bisa mendesain sepatu Vans mereka sendiri.
Vans telah menjadi sponsor utama dari Warped Tour festival musik sejak tahun 1995.

Di Jakarta sendiri, Vans tidak hanya dipakai oleh para skater, namun juga personil-personil band, dan sneakers freak, yaitu orang yang hobi mengoleksi sepatu. Kini di Jakarta telah hadir Vans store yang baru saja diresmikan pada bulan April kemarin. Ada beberapa toko yang menjual produk Vans, baik sepatu maupun pakaian dan aksesoris, tentunya dengan harga yang sedikit lebih mahal karena mereka harus pesan dari luar negeri. Toko-toko yang menjual produk Vans antara lain Koopa, My Shoes, Skematic, Penny, Buckstore dan Insect.

Dari dulu hingga sekarang, Vans tidak pernah ketinggalan tren. Dari soal desain, misalnya Authentic, klasik namun tetap matching bila dipadukan dengan tren yang sedang booming sekarang. Meskipun modelnya selalu klasik, namun itulah yang menyebabkan Vans menjadi barang yang selalu dicari. Jadi, apakah anda tertarik untuk ber-Vans?