Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

blasbenedictAvatar border
TS
blasbenedict
Mengajar IPS lewat Permainan Monopoli (kisah guru kreatif)

http://www.kaltimpost.co.id/berita/d...-monopoli.html
PERMAINAN monopoli identik sebagai game jual beli dengan uang mainan. Biasanya, anak-anak sangat gemar dengan itu. Tapi, bagi Denok Asmiati, ia memodifikasi permainan tersebut sebagai alat untuk mengajak anak belajar lebih mudah. Awalnya guru SD 003 Jalan Pelita Samarinda ini melihat anaknya yang masih SD bermain monopoli bersama temannya. Dia melihat permainan tersebut begitu menyenangkan. Diamatinya, permainan itu juga ada semacam petualangan, dadu, kartu pertanyaan, dan lain sebagainya.

“Saya pikir-pikir, kalau permainan ini dijadikan alat peraga pembelajaran mungkin asyik ya. Nah, saat itu saya mencoba menggali, kira-kira sisi menarik untuk pembelajaran di mananya,” ujarnya ditemui Kaltim Post di sela-sela workshop kurikulum 2013 yang diikutinya, Sabtu (4/5). Guru yang mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini akhirnya mulai merancang permainan itu menjadi alat peraga pembelajaran. Setiap media dalam permainan itu diubah dengan pelajaran yang berhubungan dengan IPS.

Misal, tentang benua-benua di dunia, dia eksplorasi pada setiap penjelajahan dalam permainan itu, seperti negara Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara lainnya. “Cukup menarik juga. Kartu pertanyaannya diisi dengan pertanyaan tentang IPS, jadi anak bisa sambil berlatih menjawab soal,” terang wanita kelahiran Jombang, 3 Juli 1968 ini. Inisiatif tersebut timbul, karena dia melihat pelajaran IPS salah satu pelajaran yang membosankan karena kebanyakan berupa hafalan.

Nah, melalui permainan monopoli, sambungnya, murid lebih tertarik belajar, karena menyenangkan. “Permainannnya juga sesuai dengan materi, sambil dijelaskan poin-poin pentingnya,” sebutnya. Kemudian, tahun lalu, kata Denok, alat pembelajaran permainan monopoli ini diangkat untuk karya ilmiah lomba guru berprestasi tingkat provinsi. Alhasil, meraih juara pertama untuk kategori guru SD. “Kebetulan untuk tesis sekarang yang dijalani di Unmul saya juga mengangkat itu,” tutur istri dari Djermansyah ini.

Perempuan yang masih kuliah Magister (S-2) Teknologi Pendidikan di Unmul ini mengungkapkan, hal terpenting dalam mengajar anak adalah bagaimana anak ini dapat percaya terlebih dulu kepada gurunya. Tidak sekadar memberitahu, namun bagaimana diimplementasikan dengan memberikan contoh yang baik. “Mengajar itu ibarat masak, kalau masaknya senang penuh rasa sayang, pasti akan enak, begitu juga dalam mendidik anak,” jelasnya. Kata Denok, dirinya ingin menjadi guru yang dirindukan.

Setiap saat, anak menanti untuk diajari. “Pokoknya, bagaimana anak ini bisa senang dulu sama kita,” bebernya. Meski begitu, dia juga mendapat kendala ketika harus menghadapi anak-anak yang susah untuk diajari. “Biasanya anak-anak yang sedikit nakal, dilakukan pendekatan dengan menasihati sambil bergurau kepada mereka,” paparnya dengan target murid dapat lulus penuh budi pekerti.

Pada momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), ibu 3 anak ini berharap, semua kalangan dapat bersinergi mendidik anak-anak bangsa. Mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, hingga di sekolah. “Bisa saling bekerja sama agar sejalan dengan pencapaian pendidikan,” pungkasnya.(*/gus/tom/k1)
0
3K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.