Seorang mantan pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan, penggunaan senjata kimia di Suriah mungkin adalah sebuah "operasi bendera palsu" yang sengaja dilakukan oleh Israel untuk memberatkan pemerintah Suriah.

Pensiunan Kolonel Lawrence Wilkerson yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf saat Colin Powell menjabat menjadi Menlu AS selama pemerintahan Presiden George W. Bush mengatakan, ia tidak percaya pemerintah Suriah telah menyeberangi garis merah.

"Saya dengar dari komunitas intelijen, bahwa itu adalah bukti yang sangat tidak dapat dipercaya," ungkap Wilkerson dalam wawancara dengan stasiun televisi Current.

Wilkerson lantas menyarankan pemerintah AS agar tidak melakukan intervensi yang berdasarkan pada bukti yang lemah. Menurutnya, Timur Tengah saat ini berada dalam situasi yang sangat berbahaya, mengingat semakin kuatnya pengaruh kelompok perlawanan, penggulingan sejumlah diktator Arab oleh revolusi, dan juga krisis di Suriah.

"Presiden Barack Obama harus bertindak sangat hati-hati, sebab apa yang dia lakukan bisa memperburuk keadaan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyah juga seharusnya menyadari ini," ungkap Wilkerson.

Seperti diketahui, awal pekan ini Obama memperingatkan semua pihak agar tidak terburu-buru menghakimi, bahwa Pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia pada rakyatnya sendiri.

Tidak seperti pendahulunya, George W. Bush, Obama sangsi untuk meluncurkan aksi militer ke Suriah tanpa adanya bukti yang kuat. Seperti diketahui, Bush meluncurkan perang atas Irak karena AS yakin bahwa Irak memiliki senjata pemusnah masal.

"Jika kita buru-buru menghakimi satu pihak tanpa bukti efektif, maka haal itu dapat membuat diri kita terjebak dalam posisi yang tidak mampu memobilisasi masyarakat internasional untuk apa yang telah kita lakukan," pungkas Obama.



tumben ga akur