Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jpmi.infoAvatar border
TS
jpmi.info
[Kisah Sukses] Andy Rubin, Sosok Sukses di Balik Kejayaan Android part 2


Ini adalah artikel lanjutan dari sebelumnya, bagi yang belum baca artikel sebelumnya, bisa klik disini

“Seharusnya, orang-orang bukan bertanya apakah ini PDA atau ponsel. Mereka harusnya bertanya, apakah ini platform untuk pengembang pihak ketiga? Ini adalah hal yang baru. Ini adalah untuk kali pertama sebuah ponsel dijadikan platform untuk pengembang pihak ketiga,” kata Rubin.

Sekarang, apa yang dikatakan Rubin bukan hal aneh lagi. Lihat saja Apple dengan jutaan aplikasi pihak ketiga yang hadir di iPhone. Hal lain yang dilakukan Danger, yang pada masa itu belum terpikirkan, adalah menjembatani antara pembuat handset dan penyedia jaringan. Danger memutuskan untuk berbagi keuntungan dengan T-Mobile dalam layanan Sidekick.

Dengan demikian, Danger tak mengandalkan penjualan handset sebagai sumber penghasilan satu-satunya, tetapi juga dari layanannya. Ini membuat perusahaan pembuat perangkat (Danger) memiliki tujuan yang sama dengan penjual perangkat (operator telekomunikasi T-Mobile). Rubin meninggalkan Danger pada 2004. Pada 2008, perusahaannya itu dibeli oleh Microsoft.

Sang Raksasa rupanya tertarik untuk memasuki bisnis ponsel dengan lebih agresif lagi. Nilai yang ditawarkan pun tidak tanggung-tanggung. Menurut kabar yang beredar, Microsoft membeli Danger dengan harga 500 juta dollar AS. Namun, pembelian Danger oleh Microsoft ternyata tidak membawa hasil yang berbunga-bunga. Para eksekutif yang tersisa dari Danger digabungkan oleh Microsoft ke dalam Mobile Communication Business, dari divisi Entertainment dan Devices.

Kemudian, mereka diminta mengembangkan sebuah ponsel yang dikenal dengan sebutan Project Pink. Targetnya, ponsel ini harusnya bisa menjadi pesaing iPhone, BlackBerry, dan Android. Menurut ComputerWorld, Project Pink menderita penyakit klasik di sebuah perusahaan besar. Karena proyeknya cukup bergengsi, ia diperebutkan oleh beberapa pihak. Lebih parahnya lagi, perkembangannya makin melenceng dari yang diinginkan.

Contohnya, awalnya ponsel itu akan dikembangkan dengan basis Java, tetapi kemudian diminta untuk menggunakan sistem operasi Microsoft. Sayangnya, Windows Phone 7, yang seharusnya bisa digunakan untuk Project Pink, belum siap.

Walhasil, saat diluncurkan, ponsel yang akhirnya bernama Microsoft Kin ini menggunakan sistem operasi Windows untuk ponsel yang “lawas”. Sambutan pasar yang dingin pun membuat Kin akhirnya harus ditutup, hanya beberapa bulan sejak diluncurkan.

Nasib layanan Sidekick, yang diwarisi Microsoft dari Danger, juga tak terlalu baik. Dalam satu insiden, yang masih belum diketahui pasti apa penyebabnya, pelanggan Sidekick tiba-tiba kehilangan semua data mereka.

Satu yang perlu diketahui, semua data pada Sidekick memang disimpan “di awan” (dalam hal ini pada server yang dikelola Microsoft dan bisa diakses melalui internet). Nah, ketika server itu mengalami gangguan, semua data pengguna Sidekick pun lenyap.

Pada awal 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Pasalnya, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi engineering.

Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick dari dekat. Rupanya, Page melihat perangkat itu menggunakan mesin cari Google. “Keren,” ujar Page.

Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud, sebuah ponsel Google. Lebih kurang dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android.

Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di 2004. “Android berawal dari satu ide sederhana, sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan,” ujar Rubin.

Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan Google. Ketika membeli Android Inc, Google tidak menyebutkan dengan rinci berapa harga yang dibayarkan dan apa yang ingin dilakukannya dengan perusahaan itu. Bahkan, Google menyebut pembelian itu sebagai akuisisi terhadap sumber daya manusia dan teknologinya saja.

Selain Andy Rubin, Google memang meraup banyak orang brilian dari Android. Ini termasuk Andy McFadden (pengembang WebTV bersama Rubin, dan juga pengembang Moxi Digital); Richard Miner (mantan Vice President Orange, perusahaan telekomunikasi); serta Chris White (pendiri Android dan perancang interface WebTV).

Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan asal Mountain View, California, itu kemudian membentuk Open Handset Alliance untuk mengembangkan perangkat bagi Android.

“Google tak bisa melakukan segalanya, dan kami tidak perlu. Itulah mengapa kami membentuk Open Handset Alliance dengan lebih dari 34 rekanan,” ujar Rubin. Perangkat Android yang hadir di pasaran memang bukan buatan Google. Petarung kelas berat Android termasuk Motorola, Samsung, dan HTC yang masing-masing melemparkan ponsel Android andalan mereka ke pasaran.

“Sekadar melemparkan peranti lunak tidaklah cukup,” Rubin menjelaskan. “Anda perlu handset yang dikembangan untuk peranti lunak ini dan penyedia jaringan yang mau memasarkannya.”

Seperti kata Larry Page, saat mengumumkan mundurnya Rubin dari jabatannya, awalnya banyak orang menganggap Rubin “gila”.

“Ia percaya, menerapkan standar dengan memanfaatkan sistem operasi open source akan mendorong inovasi di industri mobile. Kebanyakan orang saat itu menganggap ia gila. Tapi kami (pendiri Google, Page dan Brin) sepakat dengan pemikirannya,” ujar Page.

Saat ini, kata Page, Android adalah sistem operasi mobile paling banyak digunakan di dunia. Rekanannya di dunia mencapai 60-an pemanufaktur, 750 juta perangkat yang telah diaktifkan, dan 25 miliar unduhan aplikasi di Google Play.

“Pencapaian yang melebihi ambisi gila kami saat mengembangkan Android pada awalnya,” kata Page. Apakah kiprah “Bapak Android” berikutnya? Page berharap Andy Rubin akan memulai babak baru di Google. Ia pun berharap Rubin akan banyak melontarkan proyek gila lainnya.


Kalo berkenan, minta emoticon-Blue Guy Cendol (L)ya gan, tapi please jangan di emoticon-Blue Guy Bata (L)
Diubah oleh jpmi.info 15-04-2013 04:27
0
1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Entrepreneur Corner
Entrepreneur CornerKASKUS Official
22KThread4.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.