Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Agan2 setuju gak? Sebelum Tangkap, mestinya polisipelajari situasi

wingercutrockAvatar border
TS
wingercutrock
Agan2 setuju gak? Sebelum Tangkap, mestinya polisipelajari situasi
JAKARTA (RP) - Semua pihak menyesalkan tewasnya Kapolsek Dolok Perdamean, Simalungun, Sumut, AKP Andar Siahaan, akibat dianiaya massa saat melakukan tangkap basah judi togel.

Namun menurut pengamat kepolisian Prof Dr Bambang Widodo Umar, MSi, dalam kasus ini pihak kepolisian memang melakukan kesalahan fatal yang berakibat buruk itu. Menurut lulusan Akabri Kepolisian 1971 itu, peristiwa tragis ini lantaran polisi tak mempelajari situasi secara matang sebelum tangkap basah dilakukan.

Guru besar Universitas Indonesia dan menjadi dosen di Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu menduga, AKP Andar bersama ketiga anak buahnya langsung bergerak ke lokasi begitu dapat informasi adanya judi togel.

‘’Mestinya, begitu mendapat informasi awal, dilakukan check and recheck bagaimana situasi di lokasi. Tidak boleh gegabah dan emosional, begitu mendapat informasi awal langsung bergerak,’’ ujar Bambang Widodo Umar pada JPNN di Jakarta, Sabtu (30/3).
Pria kelahiran 1947 mengatakan, mempelajari situasi sebelum melakukan tangkap basah itu penting, baik untuk kasus-kasus besar maupun kasus kecil semacam judi togel.

Misalnya, sudah tercium di lokasi banyak warga yang terindikasi akan melakukan perlawanan, polisi harus datang ke lokasi dengan kekuatan yang besar. ‘’Kalau di lokasi sudah ada massa, maka penggrebekan harus mengerahkan kekuatan tiga kali lipat. Itu prosedur,’’ ujar Bambang.

Opsi kedua, jika situasi di lokasi belum memungkinkan dilakukan tangkap basah, maka rencana itu harus ditunda saja. ‘’Kalau berdasar analisis tidak kondusif, maka batalkan saja, tunggu lain waktu,’’ ujar Bambang.

Dikatakan juga, masalah peralatan yang dibawa polisi, juga harus disesuaikan dengan situasi di lapangan. ‘’Tidak boleh hanya membawa mobil dinas dan senjata seadanya,’’ ujar peraih Satya Lencana lantaran 24 tahun mengabdi sebagai polisi, itu.

Polisi, sebelum bergerak melakukan tangkap basah, harus melalui tahapan-tahapan. Segala kemungkinan yang bakal terjadi, harus bisa diantisipasi. ‘’Apalagi malam hari,’’ imbuhnya.

Menurutnya, juga ada faktor eksternal yang memicu aksi anarkis massa yang menyebabkan tewasnya AKP Andar. Dalam beberapa tahun belakangan, kata Bambang, aksi amuk massa yang marah kepada polisi, sudah sering terjadi. ‘’Kantor polisi dibakar, pos polisi dibakar. Jadi memang sudah ada kecenderungan antipati warga kepada polisi,’’ ujarnya.

Ia melihat masyarakat sudah sakit hati pada polisi. Dari hal-hal sepele, seperti polisi lalu-lintas yang langsung menilang warga di jalanan. ‘’Warga merasa hukuman yang diterima tak sebanding. Mestinya, kalau melanggar di jalan, ditegur dulu lah. Ini membikin masyarakat sakit hati kepada polisi,’’ katanya.

Bambang menyarankan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo melakukan evaluasi menyeluruh pada jajarannya. Baik menyangkut aspek mental maupun profesionalisme dalam menjalankan tugas. ‘’Pengawasan kepada seluruh jajarannya harus diperketat,’’ sarannya.

Memang, lanjutnya, ada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang berperan sebagai pengawas eksternal. Namun, Kompolnas perannya juga sulit diharapkan bisa mengawasi kepolisian secara obyektif. ‘’Kompolnas sekarang melekat ke kepolisian. Jadi sudah subyektif, tidak bisa obyektif,’’ katanya.(sam/jpnn)

Sumber : http://www.riaupos.co/berita.php?act...2#.UVd8lTffKUM
0
1.2K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.