jpmi.infoAvatar border
TS
jpmi.info
Penguasa Dunia Game dari China yang Membangkitkan Bisnisnya Kembali


Tidak ada orang lain yang lebih sukses dalam memanfaatkan peluang bisnis games dan situs ecommerce dibandingkan Shi Yuzhu. Ia adalah seorang pengusaha China yang kaya raya berkat perusahaannya Giant Interactive. Bisnisnya ini adalah salah satu raksasa dalam dunia game.

Hanya ada dua hal yang diketahui oleh publik mengenai Shi: fakta bahwa ia seorang taipan dan bahwa ia bukanlah seorang entrepreneur yang memburu publisitas sebagaimana yang ditemui akhir-akhir ini.

Shi tumbuh dan menghabiskan masa kanak-kanaknya di sebuah kota kecil dalam sebuah keluarga sederhana di China yang kental dengan paham komunisnya. Setelah bekerja sebagai seorang pegawai negeri, Shi pindah ke Shenzhen, yang kemudian bahkan menjadi tempat banyak orang mengadu nasib. Di sinilah keberuntungan seseorang banyak dipertaruhkan.

Ia bertekad mendirikan sebuah usaha dan ia sangat piawai dalam menghitung dan menggemari software. Shi kemudian membuat sebuah program yang berfungsi untuk menerjemahkan banyak situs China ke bahasa Inggris. Sayangnya, Shi belum tahu cara mendapatkan pelanggan pertama produknya.

Kala itu, sebuah ruang iklan setengah halaman di Shenzen Daily dibanderol seharga 8000 RMB. Jumlah tarif iklan itu setara dengan dua kali lipat total uang yang ia berhasil dapatkan dari berutang ke teman-temannya dan sebagian keluarga dekat.

Akhirnya, ia memutuskan beriklan dengan semua uang yang ia miliki dari teman dan keluarga. Uang sebanyak 4000 RMB kemudian ia habiskan untuk membayar iklan di surat kabar tersebut. Dalam benaknya hanya satu pemikiran yang terus berkecamuk, “Aku harus menemukan cara untuk membayar 4000 RMb sisanya sembari menjalankan bisnis ini.”

Selama 2 hari, tak ada hasil yang ia dapatkan setelah beriklan. Shi pun merasa panik. Kemudian tanpa ia sangka, Shi mulai mendapatkan pesanan. Ia pun berpikir jika usahanya makin banyak diketahui orang, usahanya akan tumbuh lebih pesat dan cara terbaik untuk menarik perhatian masyarakat dan konsumen saat itu ialah dengan menggandeng para pejabat anggota Partai Komunis. Ini karena Televisi Pusat China mengikuti pejabat-pejabat itu ke mana saja.

Ia pun fokus untuk mengajak mereka mengunjungi toko softwarenya yang masih sederhana saat itu. Dan seiring dengan makin pesatnya bisnis yang ia kerjakan, makin banyak pula pejabat yang datang ke tokonya.

Dengan bergelimang kepopuleran, Shi justru membuat kesalahan besar dengan berekspansi ke luar bidang software seperti penyediaan produk obat-obatan dan perawatan kesehatan dan real estat.

Ekspansi yang ceroboh membuat Shi harus berhemat hingga titik darah penghabisan. Meski demikian, kondisi usahanya masih menunjukkan pertumbuhan dan pers juga masih menyukainya.

Momen emas sekaligus menyedihkan Shi ialah saat Perdana Menteri Li Peng menyambanginya. Shi telah merencanakan membangun sebuah kantor pusat untuk berbagai macam usahanya, pertama ia berencana membangun gedung 14 lantai.

Setiap warga China yang mengunjunginya yakin ia bisa membangun lebih besar. Dan Shi mengubah rencana dengan mengubah gedung 14 lantai itu menjadi 72 lantai. Ini menurutnya kelak akan menjadi gedung tertinggi di negeri itu. The Giant Tower, demikian ia akan menamainya.

Li Peng pun menyatakan persetujuan dengan menuliskan sebuah kaligrafi dan memberikannya pada Shi. Ia tak kuasa menolak. Seperti China di era 1990-an, Shi memiliki ambisi kebesaran yang belum terwujud.

Tepat di saat bisnis Shi mencapai titik puncak, krisis finansial Asia di akhir dekade 1990-an menyerang. The Giant Tower pun tinggal impian.

Shi terpaksa melikuidasi semua yang ia miliki dan menjual harta bendanya yang tersisa untuk pindah ke Shanghai. Begitu payahnya keuangan Shi, hingga ia tak mampu membeli bensin dan kehabisan uang untuk membelinya.

Utang Shi mencapai 250 juta RMB. Ia menolak menyatakan bangkrut karena alasan harga diri. Perusahaannya sudah sirna, namun ia bersumpah untuk secara pribadi membayar kekalahan itu.

Shi membutuhkan waktu 5 tahun untuk membangun kembali bisnisnya. Hanya saja, kali ini Shi tidak menjual software lagi.

Ia kini menjual “Brain Platinum”, sebuah brand dari produk melatonin yang ia pasarkan ke segmen wanita lansia di kota-kota kecil di China.

Ia kembali menemukan ceruk menguntungkan sebagai entrepreneur. Namun, ia belum dapat membangun bisnisnya di kota besar seperti Shanghai. Biaya tenaga kerja juga makin tinggi. Karenanya ia memilih menyasar segmen orang tua di kota kecil dan perdesaan.

Tidak segan untuk memulai dari nol, Shi pun mengunjungi tak kurang dari 5 ribu toko obat di China untuk memasarkan produk itu dan membangun jaringan distribusi. Semua ia lakukan sendirian.

Di tahun 2003, Brain Platinum membebaskan Shi dari jeratan utang 250 juta RMB. Dan ia bersiap kembali ke puncak kejayaan.

Setelah software dan melatonin, kini Shi terobsesi dengan online games. Ia tertarik dengan banyak online games dari Barat yang dipasarkan di negerinya oleh Shanda Interactive. Kesukaannya adalah “Age of Hero”.

Meski sudah tidak muda lagi, ia masih ingin mencicipi gurihnya peluang bisnis game ini. Ia pun membayar orang untuk menggantikannya bermain games demi mendapatkan pengalaman bermain yang maksimal karena untuk itu banyak waktu harus dihabiskan. Dan ada baiay berlangganan untuk bermain online games.

Ia terkejut dengan banyaknya uang yang diterima Shanda dari menjual langganan online games itu. Naluri entrepreneurnya bergerak

Shi kemudian menemui CEO Shanda, Chen Tianqiao, dan mengatakan padanya bahwa ia harus menyediakan games yang gratis dan memungut bayaran jika pemain mau meng-upgrade kekuatan dan ketrampilan.

Idenya itu tidak diterima dengan baik. Shi pun berinsiatif sendiri dengan menyewa beberapa pakar coding games dari Shanda yang merasa tidak puas untuk membuat games sesuai keinginannya.

Sebelum ia bisa meluncurkan online gamesnya, Shanda malah meluncurkan games gratis dan ini diikuti oleh banyak perusahaan games.

Shi mengalihkan fokusnya dari bisnis Brain platinum ke Giant Interactive, perusahaan gaming barunya. Ia sangat bersemangat dan menginvestasikan semua uangnya dalam proyek besar itu dan sangat terobsesi dengan potensi games itu di masa datang.

Mayoritas eksekutif perusahaan games di China lebih mirip pebisnis daripada gamers saat itu. Namun, Shi adalah seorang gamer yang kecanduan, hobi merokok dan mengobrol di ruang chat virtual sembari memainkan games selama berjam-jam.

Game pertama dari Giant Interactive yang bernama “ZT Online” sukses besar. Ini karena Shi memutuskan meski grafisnya bagus, jalan cerita dalam game itu jauh lebih penting. Saat banyak analis dan pesaing memainkan game ini, tentu mereka meremehkannya namun jalan cerita yang menarik membuat pemain kecanduan.

Alasan kedua ialah bakat tersembunyi Shi dalam bidang marketing kreatif. ia menggunakan strategi yang sama dalam Brain Platinum. Ia menyasar gamer di berbagai pelosok kota kecil dan desa, bukan kota besar.

Intinya Shi membangun 2 bisnis yang berbeda dengan strategi yang sama persis. Hanya perbedaannya terletak pada vendor dan produk. Giant Interactive berhasil go public di New York Stock Exchange 1 tahun lebih sedikit setelah peluncuran ZT Online.

Shi membutkikan bahwa dengan mengasah strategi distribusi dan marketing yang khas China, ia pun bisa merebut pasar China dengan relatif mudah. Ia berusaha memahami budaya dan kondisi masyarakat China. Belajar dari apa yang ia alami saat krisis, Shi kini mengarahkan bisnisnya agar berhati-hati dalam berekspansi ke pasar dunia.



Jika berkenan, emoticon-Blue Guy Cendol (L)nya ya gan..hehe


Lebih lengkap, lihat JPMI
Diubah oleh jpmi.info 21-03-2013 02:55
0
986
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Entrepreneur Corner
Entrepreneur CornerKASKUS Official
22KThread4.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.