- Beranda
- The Lounge
Misteri Batu Naga, Diduga Gunung Tilu Diibaratkan Alam Kahyangan
...
TS
Morris73
Misteri Batu Naga, Diduga Gunung Tilu Diibaratkan Alam Kahyangan
Jakarta - Misteri batu bergambar naga di Gunung Tilu, Kuningan, Jabar mulai terkuak. Selain gambar naga, ada juga gambar pria botak memegang senjata, dan seorang punakawan. Melihat letak batu itu dan gambar-gambar yang terpasang diduga ada pesan yang ingin disampaikan.
"Relief yang terpahat pada batu naga di Dusun Banjaran Kabupaten Kuningan Jawa Barat terus diteliti dan hasilnya semakin menarik. Pada salah satu sisi dari batu tersebut jelas tergambar gunung, dua tiang, dan dua orang yang sedang duduk mengapit tiang tersebut," jelas Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) Ali Akbar, saat berbincang, Rabu (20/3/2013).
Kemungkinan besar, lanjut Ali, Gunung Tilu itu diibaratkan alam tertentu oleh pemahat dan orang di zaman itu. "Alam kahyangan atau kedewataan yang dapat dimasuki melalui pintu gerbang. Kedua tiang menggambarkan pintu masuk atau gerbang yang dijaga dua orang figur," jelasnya.
Figur-figur tersebut terlihat gemuk, hidungnya agak bulat, dan cenderung buruk rupa. Dari bentuk kepala dan rambutnya kemungkinan besar kedua figur tersebut adalah Semar dan Gareng atau Bagong.
"Jika penggambaran pada relief tersebut memang seperti itu, maka tampaknya batu di Kuningan ini merupakan prototype, arketipe, purwarupa, atau asal usul dari punakawan atau panakawan dan gunungan," jelasnya.
Bahkan batu ini, tambah pengajar UI ini, mungkin dapat disebut sebagai asal usul wayang yakni seni pahat yang kemudian menjadi seni pertunjukan jakni ditampilkan dalam bentuk pagelaran.
"Mengingat batu ini tampaknya penting sebagai salah satu cikal bakal budaya Sunda dan Jawa, maka diharapkan akan ada seminar sehingga para ahli, akademisi, dan budayawan dapat memberikan masukan mengenai batu purbakala ini. Upaya ini diharapkan dapat membuka tabir Batu Naga sekaligus menyingkap peradaban luhur Indonesia," tuntasnya.
Batu itu diperkirakan ada sejak zaman prasejarah. Dan ukiran pada batu itu diprediksi dilakukan pada abad 14-15 masehi di zaman kerajaan Sunda.
Berkenan kasih bantu Rate Juga ya Gan
"Relief yang terpahat pada batu naga di Dusun Banjaran Kabupaten Kuningan Jawa Barat terus diteliti dan hasilnya semakin menarik. Pada salah satu sisi dari batu tersebut jelas tergambar gunung, dua tiang, dan dua orang yang sedang duduk mengapit tiang tersebut," jelas Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) Ali Akbar, saat berbincang, Rabu (20/3/2013).
Kemungkinan besar, lanjut Ali, Gunung Tilu itu diibaratkan alam tertentu oleh pemahat dan orang di zaman itu. "Alam kahyangan atau kedewataan yang dapat dimasuki melalui pintu gerbang. Kedua tiang menggambarkan pintu masuk atau gerbang yang dijaga dua orang figur," jelasnya.
Figur-figur tersebut terlihat gemuk, hidungnya agak bulat, dan cenderung buruk rupa. Dari bentuk kepala dan rambutnya kemungkinan besar kedua figur tersebut adalah Semar dan Gareng atau Bagong.
"Jika penggambaran pada relief tersebut memang seperti itu, maka tampaknya batu di Kuningan ini merupakan prototype, arketipe, purwarupa, atau asal usul dari punakawan atau panakawan dan gunungan," jelasnya.
Bahkan batu ini, tambah pengajar UI ini, mungkin dapat disebut sebagai asal usul wayang yakni seni pahat yang kemudian menjadi seni pertunjukan jakni ditampilkan dalam bentuk pagelaran.
"Mengingat batu ini tampaknya penting sebagai salah satu cikal bakal budaya Sunda dan Jawa, maka diharapkan akan ada seminar sehingga para ahli, akademisi, dan budayawan dapat memberikan masukan mengenai batu purbakala ini. Upaya ini diharapkan dapat membuka tabir Batu Naga sekaligus menyingkap peradaban luhur Indonesia," tuntasnya.
Batu itu diperkirakan ada sejak zaman prasejarah. Dan ukiran pada batu itu diprediksi dilakukan pada abad 14-15 masehi di zaman kerajaan Sunda.
Berkenan kasih bantu Rate Juga ya Gan
nona212 memberi reputasi
1
1.8K
11
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.3KThread•87.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya