![Flanker4INA](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/02/11/avatar1422884_20.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
Flanker4INA
Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet
Seingatku sudah ada postingan tentang Barbarossa,sudah aku cari tp belum ketemu ,jadi aku bikin yg baru ya?
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkTIGl0ItI/AAAAAAAAAc8/Hihl1aYlnXY/s400/German+Soldier+Throws+Grenade+on+Operation+Barbarossa.jpg)
Tentara Jerman melemparkan granat tangan Potato-Smasher dalam fase-fase awal Operasi Barbarossa
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkTIBdOJrI/AAAAAAAAAc0/P2HpZoXO-0g/s400/Guderian+%26+his+troops.jpg)
Master Blitzkrieg (serangan kilat) Jerman terkenal, Generaloberst Heinz Wilhelm Guderian bersama pasukannya. Di belakang terlihat jenderal tank terkenal lainnya, Generalleutnant Graf Hyazinth Strachwitz von Gross-Zauche, der Panzergraf!
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkTIJ96zjI/AAAAAAAAAcs/2aNXrzRlcus/s400/Heer+soldiers+on+Operation+Barbarossa.jpg)
Tipikal tentara Wehrmacht Jerman, seorang Sersan dengan dekorasi Eiserne Kreuz 1 klasse dan General Assault Badge di dadanya
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkSdpgbgOI/AAAAAAAAAcc/JTakCoxzxms/s400/PzKfw3+belonging+to+18.+Pz.Div.+crosses+the+Bug+River+at+the.jpg)
Panzerkampfwagen III yang berasal dari Divisi Panzer ke-8 sedang menyeberangi sungai Bug di Rusia. Terlihat log-log kayu di belakangnya untuk memudahkan mereka melewati jalan berlumpur yang mulai banyak didapati selama musim gugur Rusia yang menyesakkan
Adolf Hitler dalam bukunya “Mein Kampf” (Perjuanganku) yang ditulis tahun 1920-an telah menunjukkan obsesinya untuk memperluas wilayah Jerman. Maksudnya tak lain untuk menjamin kehidupan bangsa dan negaranya di bumi ini. “Untuk itu kami pertama-tama tak pernah lepas untuk berpikir tentang Rusia dan negara-negara perbatasannya,” kata Hitler.
Kekayaan alam termasuk hasil pertanian Rusialah yang menjadi magnet bagi pemimpin Nazi tersebut. Dorongan juga muncul oleh pandangannya yang merendahkan derajat bangsa-bangsa Slav serta ideologi Bolsewisme Rusia yang dianggapnya merupakan ‘persekongkolan Yahudi’. Karena itu dunia sangat heran dan seakan tak percaya ketika Jerman dan Rusia pada tanggal 22 Agustus 1939, 10 hari menjelang pecahnya Perang Dunia II, menandatangani pakta non-agresi!
Benar, rupanya itu merupakan strategi Hitler untuk mengamankan pintu belakangnya lebih dulu ketika dia sibuk menyerbu ke Barat, menggulung Prancis, Belanda, Belgia, dan lain-lainnya. Nanti setelah front Barat dikuasainya, barulah dia berpaling ke Timur. Dalam bulan Juli tahun 1940, pemimpin Nazi itu memerintahkan para jenderalnya mempersiapkan rencana invasi ke Timur (Rusia). Banyak jenderal Jerman yang keberatan. Mereka mengingatkan pengalaman pahit pada Perang Dunia Pertama ketika Jerman harus menghadapi dua front sekaligus dan akhirnya kalah.
Tetapi Hitler tetap ngotot dan menegaskan bahwa Jerman tidak boleh menunggu sampai Rusia menjadi kuat. Ia meyakinkan para jenderalnya, Rusia yang sedang lemah itu pasti dapat segera dibereskan dalam tempo delapan hingga sepuluh minggu saja. “Cukup dengan menendang pintunya saja, dan seluruh bangunan yang telah lapuk itu akan ambruk,” kata Hitler kepada para jenderalnya yang masih ragu.
Karena itu kegiatan menyusun rencana invasi terus dilakukan, dan hasilnya berupa suatu operasi militer raksasa yang diberi nama “Barbarossa” atau Janggut Merah, nama julukan bagi kaisar Jerman Friedrich I yang meninggal dalam Perang Salib abad ke-12. tanggal dilancarkannya operasi penyerbuan ke Rusia pun ditetapkan, yaitu musim semi menjelang musim panas.
Ketika staf perencanaan operasi ini membeberkan peta Rusia, jago perang tank Jerman Generaloberst Heinz Guderian pun terbelalak matanya dan tak dapat menyembunyikan kekecewaan serta kecemasannya. Ia tersadar akan keraksasaan tanah Rusia. Tetapi bagi seorang militer, perintah adalah perintah, titik! Begitu yakinnya para perencana bahwa operasi melumpuhkan Rusia hanya perlu waktu pendek dan sebagian besar pasukan Jerman sudah dapat ditarik kembali sebelum musim dingin tiba, sehingga mereka pun tidak begitu menyiapkan peralatan untuk musim dingin, termasuk pakaian khusus bagi pasukannya!
“Kemenangan kilat di front Barat telah mengakibatkan para perencana menghapuskan kata ‘tidak mungkin’ dalam kamus mereka,” kata Guderian.
Sementara itu dalam perkembangan lain, diktator Fasis Italia Benito Mussolini ingin menunjukkan dirinya tak kalah hebat dari Hitler. Pada tanggal 28 Oktober 1940, dia memerintahkan pasukannya menyerbu Yunani dari Albania yang telah didudukinya. Tetapi petualangannya ini gagal secara memalukan. Pasukan Italia dipukul balik oleh Yunani, bahkan terancam terusir dari Albania!
Tetapi Hitler tak mau membiarkan sekutunya ini kehilangan muka, sehingga dia terpaksa turun tangan menyerang Yunani dan juga Yugoslavia. Akibatnya, Operasi Barbarossa yang sedianya dimulai pada bulan Mei terpaksa ditunda, karena sebagian kekuatan Jerman dialihkan untuk medan perang baru yang tadinya tak masuk dalam rencana.
Barbarossa baru dapat dilancarkan pada musim panas, tanggal 22 Juni 1941, dan ini berarti jaraknya makin dekat dengan musim dingin Rusia yang terkenal ganas, yang dalam sejarah pernah berperan besar menggagalkan ambisi Kaisar Napoleon dari Prancis untuk merebut Moskow pada tahun 1812!
Kini sejarah terulang lagi, Jenderal Musim Dingin (Winter General) di Rusia akan menjadi bencana bagi tentara Jerman (Wehrmacht) yang terkenal tangguh itu!
Kini kita meloncat dulu ke tanggal 5 Desember 1941...
Di hari yang amat dingin itu, Otto Schiele, seorang prajurit dari Kompi 4, Batalyon 3, Divisi Infanteri ke-31 Jerman merogoh sakunya, mengeluarkan selembar kertas koran yang sudah usang, terbitan beberapa bulan sebelumnya. Dari koran Volkischer Beobachter itu ia sekilas membaca judul berita utamanya, pidato Menteri Propaganda Nazi, Joseph Goebbels, “Kampf bis zum letzten mann und der letzen kugel... bertempur sampai orang terakhir dan peluru terakhir!”
Tetapi prajurit muda ini tidak berniat membaca koran bekas itu. Ia malah merobeknya dengan hati-hati, membentuk selembar kertas. Kemudian dari saku yang lain, ia mengeluarkan sekantung kecil tembakau, menjumput sedikit isinya lalu menggulungnya di kertas menjadi rokok.
Ketika Schiele sedang menikmati rokoknya, hawa dingin yang menggigilkan tiba-tiba masuk menyerbu ruang pondoknya. Rupanya pintu dibuka dan seorang serdadu bertopi baja dan memakai mantel tebal masuk. Pada overcoatnya bertaburan salju yang telah membeku menjadi bunga es. Dari bibir pucatnya yang bergetar, serdadu itu mendesis, “Scheisse, malam ini udara pasti lebih membeku,”
Seorang prajurit lain yang bernama Wallner bersiap-siap menggantikan berjaga di luar. Ia memakai pakaian hangat dan kaus kaki rangkap-rangkap. Sebelum keluar pintu ia meraih senjatanya seraya mengingatkan agar makan paginya disiapkan, termasuk kopinya. Ia keluar, menghilang di kegelapan malam yang teramat dingin, dengan suhu tercatat 42 derajat celcius di bawah nol! Ketika ditemukan esok paginya, tubuh Wallner telah membeku kaku seperti papan. Dia mungkin tidak menderita terlalu lama, jatuh tertidur lalu membeku sampai mati...
Dapatlah dikatakan bahwa tanggal 5 Desember 1941 akan tercatat dalam sejarah peperangan modern sebagai Hari Pengorbanan Tentara Infanteri Jerman. Hari itu, Divisi ke-31 menunjukkan keperwiraan yang luar biasa, jatuh bangun dan berusaha terus mencapai sasarannya, kota Moskow. Namun perubahan cuacalah yang akhirnya menentukan jalannya peristiwa sejarah. Malam itu, dalam cuaca bulan purnama yang menerangi permukaan bumi yang serba putih, suhu terus melorot turun menjadi minus 46 derajat celcius!
Dalam kesunyian membeku itu, lamat-lamat terdengar deru mesin dipanaskan. “Ooh, itu tank-tank Rusia, bukan punya kita,” kata seorang Kopral yang telinganya telah terlatih.
Masa penantian yang mencekam pasukan Jerman yang berada di garis terdepan yang telah mendekati ibukota Rusia akhirnya berakhir, dengan perintah untuk maju menyerang. “Auf marsch-marsch! Maju!” teriak para Sersan kepada satuan masing-masing. Apa pun yang bakal mereka segera hadapi, bagi semua prajurit Jerman adalah lebih menggembirakan daripada harus bertahan dan mati membeku dalam kedinginan!
Dengan nafas terengah, mereka pun maju melawan lapisan salju yang telah mencapai pinggang. Tenaga terkuras untuk setiap langkah. Nafas hangat yang keluar dari mulut mereka serta-merta membeku begitu dihembuskan! Mereka jatuh bangun, terperosok di salju, dan Sersan-Sersan tak henti berteriak menyemangati para prajuritnya, sampai tiba-tiba hujan tembakan musuh menyirami mereka. Banyak yang langsung terkapar di lapisan salju, dan merahnya darah mulai mewarnai bumi yang putih bersih. Mereka yang terjatuh, hanya dalam hitungan menit tubuhnya langsung kaku membeku!
Para prajurit Jerman tak mempunyai pilihan lain. Mereka berusaha maju terus. Tetapi banyak senjata mereka yang macet, beku, karena memang tak pernah dipersiapkan secara khusus menghadapi peperangan melawan Winter General. Sangat berbeda dengan Pasukan Merah yang kualitas pakaian dan sepatu hangatnya jauh melebihi pasukan Jerman, sementara persenjataannya pun telah disesuaikan untuk anti-beku.
Medan perang di muka kota Moskow menyaksikan pertempuran hidup-mati yang dahsyat. Semangat para pasukan Jerman yang memilih lebih baik mati bertempur daripada membeku di padang salju membuat mereka seperti banteng terluka yang mengamuk!
Pagi harinya, langit kelam yang menggelayut telah sirna, seperti layar dalam drama Yunani yang terbuka pelan-pelan. Pertempuran hebat terus berlanjut, kematian demi kematian terus menumpuk, dan tatkala semua peralatan modern telah macet, maka tinggallah semangat bertahan hidup pada masing-masing prajurit yang membuat drama ini belum habis.
Quote:
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkTIGl0ItI/AAAAAAAAAc8/Hihl1aYlnXY/s400/German+Soldier+Throws+Grenade+on+Operation+Barbarossa.jpg)
Tentara Jerman melemparkan granat tangan Potato-Smasher dalam fase-fase awal Operasi Barbarossa
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkTIBdOJrI/AAAAAAAAAc0/P2HpZoXO-0g/s400/Guderian+%26+his+troops.jpg)
Master Blitzkrieg (serangan kilat) Jerman terkenal, Generaloberst Heinz Wilhelm Guderian bersama pasukannya. Di belakang terlihat jenderal tank terkenal lainnya, Generalleutnant Graf Hyazinth Strachwitz von Gross-Zauche, der Panzergraf!
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkTIJ96zjI/AAAAAAAAAcs/2aNXrzRlcus/s400/Heer+soldiers+on+Operation+Barbarossa.jpg)
Tipikal tentara Wehrmacht Jerman, seorang Sersan dengan dekorasi Eiserne Kreuz 1 klasse dan General Assault Badge di dadanya
![Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/_p3Q0eKo0OeI/SXkSdpgbgOI/AAAAAAAAAcc/JTakCoxzxms/s400/PzKfw3+belonging+to+18.+Pz.Div.+crosses+the+Bug+River+at+the.jpg)
Panzerkampfwagen III yang berasal dari Divisi Panzer ke-8 sedang menyeberangi sungai Bug di Rusia. Terlihat log-log kayu di belakangnya untuk memudahkan mereka melewati jalan berlumpur yang mulai banyak didapati selama musim gugur Rusia yang menyesakkan
Adolf Hitler dalam bukunya “Mein Kampf” (Perjuanganku) yang ditulis tahun 1920-an telah menunjukkan obsesinya untuk memperluas wilayah Jerman. Maksudnya tak lain untuk menjamin kehidupan bangsa dan negaranya di bumi ini. “Untuk itu kami pertama-tama tak pernah lepas untuk berpikir tentang Rusia dan negara-negara perbatasannya,” kata Hitler.
Kekayaan alam termasuk hasil pertanian Rusialah yang menjadi magnet bagi pemimpin Nazi tersebut. Dorongan juga muncul oleh pandangannya yang merendahkan derajat bangsa-bangsa Slav serta ideologi Bolsewisme Rusia yang dianggapnya merupakan ‘persekongkolan Yahudi’. Karena itu dunia sangat heran dan seakan tak percaya ketika Jerman dan Rusia pada tanggal 22 Agustus 1939, 10 hari menjelang pecahnya Perang Dunia II, menandatangani pakta non-agresi!
Benar, rupanya itu merupakan strategi Hitler untuk mengamankan pintu belakangnya lebih dulu ketika dia sibuk menyerbu ke Barat, menggulung Prancis, Belanda, Belgia, dan lain-lainnya. Nanti setelah front Barat dikuasainya, barulah dia berpaling ke Timur. Dalam bulan Juli tahun 1940, pemimpin Nazi itu memerintahkan para jenderalnya mempersiapkan rencana invasi ke Timur (Rusia). Banyak jenderal Jerman yang keberatan. Mereka mengingatkan pengalaman pahit pada Perang Dunia Pertama ketika Jerman harus menghadapi dua front sekaligus dan akhirnya kalah.
Tetapi Hitler tetap ngotot dan menegaskan bahwa Jerman tidak boleh menunggu sampai Rusia menjadi kuat. Ia meyakinkan para jenderalnya, Rusia yang sedang lemah itu pasti dapat segera dibereskan dalam tempo delapan hingga sepuluh minggu saja. “Cukup dengan menendang pintunya saja, dan seluruh bangunan yang telah lapuk itu akan ambruk,” kata Hitler kepada para jenderalnya yang masih ragu.
Karena itu kegiatan menyusun rencana invasi terus dilakukan, dan hasilnya berupa suatu operasi militer raksasa yang diberi nama “Barbarossa” atau Janggut Merah, nama julukan bagi kaisar Jerman Friedrich I yang meninggal dalam Perang Salib abad ke-12. tanggal dilancarkannya operasi penyerbuan ke Rusia pun ditetapkan, yaitu musim semi menjelang musim panas.
Ketika staf perencanaan operasi ini membeberkan peta Rusia, jago perang tank Jerman Generaloberst Heinz Guderian pun terbelalak matanya dan tak dapat menyembunyikan kekecewaan serta kecemasannya. Ia tersadar akan keraksasaan tanah Rusia. Tetapi bagi seorang militer, perintah adalah perintah, titik! Begitu yakinnya para perencana bahwa operasi melumpuhkan Rusia hanya perlu waktu pendek dan sebagian besar pasukan Jerman sudah dapat ditarik kembali sebelum musim dingin tiba, sehingga mereka pun tidak begitu menyiapkan peralatan untuk musim dingin, termasuk pakaian khusus bagi pasukannya!
“Kemenangan kilat di front Barat telah mengakibatkan para perencana menghapuskan kata ‘tidak mungkin’ dalam kamus mereka,” kata Guderian.
Sementara itu dalam perkembangan lain, diktator Fasis Italia Benito Mussolini ingin menunjukkan dirinya tak kalah hebat dari Hitler. Pada tanggal 28 Oktober 1940, dia memerintahkan pasukannya menyerbu Yunani dari Albania yang telah didudukinya. Tetapi petualangannya ini gagal secara memalukan. Pasukan Italia dipukul balik oleh Yunani, bahkan terancam terusir dari Albania!
Tetapi Hitler tak mau membiarkan sekutunya ini kehilangan muka, sehingga dia terpaksa turun tangan menyerang Yunani dan juga Yugoslavia. Akibatnya, Operasi Barbarossa yang sedianya dimulai pada bulan Mei terpaksa ditunda, karena sebagian kekuatan Jerman dialihkan untuk medan perang baru yang tadinya tak masuk dalam rencana.
Barbarossa baru dapat dilancarkan pada musim panas, tanggal 22 Juni 1941, dan ini berarti jaraknya makin dekat dengan musim dingin Rusia yang terkenal ganas, yang dalam sejarah pernah berperan besar menggagalkan ambisi Kaisar Napoleon dari Prancis untuk merebut Moskow pada tahun 1812!
Kini sejarah terulang lagi, Jenderal Musim Dingin (Winter General) di Rusia akan menjadi bencana bagi tentara Jerman (Wehrmacht) yang terkenal tangguh itu!
Kini kita meloncat dulu ke tanggal 5 Desember 1941...
Di hari yang amat dingin itu, Otto Schiele, seorang prajurit dari Kompi 4, Batalyon 3, Divisi Infanteri ke-31 Jerman merogoh sakunya, mengeluarkan selembar kertas koran yang sudah usang, terbitan beberapa bulan sebelumnya. Dari koran Volkischer Beobachter itu ia sekilas membaca judul berita utamanya, pidato Menteri Propaganda Nazi, Joseph Goebbels, “Kampf bis zum letzten mann und der letzen kugel... bertempur sampai orang terakhir dan peluru terakhir!”
Tetapi prajurit muda ini tidak berniat membaca koran bekas itu. Ia malah merobeknya dengan hati-hati, membentuk selembar kertas. Kemudian dari saku yang lain, ia mengeluarkan sekantung kecil tembakau, menjumput sedikit isinya lalu menggulungnya di kertas menjadi rokok.
Ketika Schiele sedang menikmati rokoknya, hawa dingin yang menggigilkan tiba-tiba masuk menyerbu ruang pondoknya. Rupanya pintu dibuka dan seorang serdadu bertopi baja dan memakai mantel tebal masuk. Pada overcoatnya bertaburan salju yang telah membeku menjadi bunga es. Dari bibir pucatnya yang bergetar, serdadu itu mendesis, “Scheisse, malam ini udara pasti lebih membeku,”
Seorang prajurit lain yang bernama Wallner bersiap-siap menggantikan berjaga di luar. Ia memakai pakaian hangat dan kaus kaki rangkap-rangkap. Sebelum keluar pintu ia meraih senjatanya seraya mengingatkan agar makan paginya disiapkan, termasuk kopinya. Ia keluar, menghilang di kegelapan malam yang teramat dingin, dengan suhu tercatat 42 derajat celcius di bawah nol! Ketika ditemukan esok paginya, tubuh Wallner telah membeku kaku seperti papan. Dia mungkin tidak menderita terlalu lama, jatuh tertidur lalu membeku sampai mati...
Dapatlah dikatakan bahwa tanggal 5 Desember 1941 akan tercatat dalam sejarah peperangan modern sebagai Hari Pengorbanan Tentara Infanteri Jerman. Hari itu, Divisi ke-31 menunjukkan keperwiraan yang luar biasa, jatuh bangun dan berusaha terus mencapai sasarannya, kota Moskow. Namun perubahan cuacalah yang akhirnya menentukan jalannya peristiwa sejarah. Malam itu, dalam cuaca bulan purnama yang menerangi permukaan bumi yang serba putih, suhu terus melorot turun menjadi minus 46 derajat celcius!
Dalam kesunyian membeku itu, lamat-lamat terdengar deru mesin dipanaskan. “Ooh, itu tank-tank Rusia, bukan punya kita,” kata seorang Kopral yang telinganya telah terlatih.
Masa penantian yang mencekam pasukan Jerman yang berada di garis terdepan yang telah mendekati ibukota Rusia akhirnya berakhir, dengan perintah untuk maju menyerang. “Auf marsch-marsch! Maju!” teriak para Sersan kepada satuan masing-masing. Apa pun yang bakal mereka segera hadapi, bagi semua prajurit Jerman adalah lebih menggembirakan daripada harus bertahan dan mati membeku dalam kedinginan!
Dengan nafas terengah, mereka pun maju melawan lapisan salju yang telah mencapai pinggang. Tenaga terkuras untuk setiap langkah. Nafas hangat yang keluar dari mulut mereka serta-merta membeku begitu dihembuskan! Mereka jatuh bangun, terperosok di salju, dan Sersan-Sersan tak henti berteriak menyemangati para prajuritnya, sampai tiba-tiba hujan tembakan musuh menyirami mereka. Banyak yang langsung terkapar di lapisan salju, dan merahnya darah mulai mewarnai bumi yang putih bersih. Mereka yang terjatuh, hanya dalam hitungan menit tubuhnya langsung kaku membeku!
Para prajurit Jerman tak mempunyai pilihan lain. Mereka berusaha maju terus. Tetapi banyak senjata mereka yang macet, beku, karena memang tak pernah dipersiapkan secara khusus menghadapi peperangan melawan Winter General. Sangat berbeda dengan Pasukan Merah yang kualitas pakaian dan sepatu hangatnya jauh melebihi pasukan Jerman, sementara persenjataannya pun telah disesuaikan untuk anti-beku.
Medan perang di muka kota Moskow menyaksikan pertempuran hidup-mati yang dahsyat. Semangat para pasukan Jerman yang memilih lebih baik mati bertempur daripada membeku di padang salju membuat mereka seperti banteng terluka yang mengamuk!
Pagi harinya, langit kelam yang menggelayut telah sirna, seperti layar dalam drama Yunani yang terbuka pelan-pelan. Pertempuran hebat terus berlanjut, kematian demi kematian terus menumpuk, dan tatkala semua peralatan modern telah macet, maka tinggallah semangat bertahan hidup pada masing-masing prajurit yang membuat drama ini belum habis.
Diubah oleh Flanker4INA 14-03-2013 10:11
0
21.3K
Kutip
56
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Militer](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-140.png)
Militer![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
20KThread•7.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok