Amerika Kelabakan, Ajukan Protes Terhadap RI di WTO
TS
yoyoisjojo
Amerika Kelabakan, Ajukan Protes Terhadap RI di WTO
Hoi semua ... selamat siang/ sore/ malem/ pagi
numpang bikin thread baru ya...
Baru aja pulang dari kantor, sampe rumah langsung online dan nemuin ini nih
Spoiler for berita:
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pihak Amerika Serikat (AS) yang diajukan kepada World Trade Organization (WTO). Hal ini menyusul pengetatan impor produk hortikultura (sayur dan buah) semenjak awal tahun lalu.
"Ada 99 pertanyaan dari Amerika, ada yang cocok sesuai WTO dan sudah kita jawab, tapi ada yang harus dibahas dulu. Ini pertanyaan sampai 99, seperti Asmaul Husna (nama-nama baik Allah) saja," ujar Suswono dalam Seminar Perkebunan di Galeri Nasional, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Sebelumnya, Amerika Serikat meminta konsultasi dalam kerangka Dispute Settlement Mechanism-WTO terkait masalah kebijakan hortikultura Indonesia. Alasannya, kebijakan impor Indonesia dinilai kompleks dan berdampak buruk bagi kegiatan ekspor produk hortikultura serta daging Amerika Serikat.
Menurut Suswono, tantangan dari pihak luar juga cukup berat dalam mengembangkan produksi pertanian dan perkebunan dari luar. Selain berupa penolakan aturan, melainkan juga besarnya bea masuk yang diterapkan negara lain.
"Prancis katanya juga akan menaikkan bea masuk 300 persen untuk sawit, dan mereka menilai sawit merupakan bahan yang berbahaya bagi kesehatan," pungkasnya.
(nia/hen)
wah tenyata negara sebesar Amerika kelabakan ketika Indonesia baru mulai mandiri.
Apalagi kalau kita bener-bener bisa swasembada pangan ya, gmana protesnya AS?
makannya agan-agan dan aganwati sekalian. Yu buktiin kalau kita (Bangsa Indonesia) bisa hidup mandiri dari tanah kita sendiri
Original Posted By ahmadsibejad►Gw juga setuju Amerika lapor ke WTO soal ini. Kebetulan gw pernah kerja di salah satu perusahaan makanan yang impor makanan dari negara Australia / benua Eropa.
Hebatnya pemerintah kita itu :
1. Kalau buat peraturan itu kaga pake dipikir kalo negara sendiri udah siap atau belum setelah ada pembatasan / pelarangan. Akibatnya setelah peraturan dieksekusi, harga barang meroket dan terjadi kelangkaan.
2. Gak mikirin kemampuan. Apa kualitas produksi lokal bisa seketika
langsung gantiin kualitas produk impor ? Dari sisi hygiene dan penanganan produk aja udah beda jauh. Seharusnya pengusaha lokal dikasih pelatihan & penyuluhan dulu (yg tentunya lewat proses berkala) sebelum peraturan dieksekusi. kalau yang sekarang ini lebih kayak shock therapy. Pengguna dipaksa pakai barang produksi lokal yang belum siap (secara quality dan kapasitas) . Yang ada sekarang kalau makan di restoran banyak menu yang dibilang "sold out" (padahal sebenernya materialnya gak ada)
3. Buat peraturan tidak jelas dan detail. Jadinya bahkan barang yang gak ada (gk bisa diproduksi) di Indonesia jadi kena gak bisa masuk juga
Sebetulnya siapa sih yang mau pake barang impor kalau produksi lokal udah bagus (quality bagus dan stabil) dan siap secara kapasitas ? Sayangnya disini yang kejadian lokal gak dibangun trus impor dipersulit. Dipersulit itu ya akhirnya membuat munculnya kejadian SAPI kyk kemaren itu deh. Tau sendiri dong ujungnya yang untung siapa
Sekarang realitasnya rakyat jadi susah harga barang pada naik, pengusaha susah karna dipersulit ,banyak pungli + gaji pegawai naik karna demo kemarin.