Bandung - Seorang bocah sembilan tahun, Yulia, terkulai lemah di atas kasur di kamar sewaan yang ditempati bersama kakek neneknya, Ekek dan Marasem yang berusia 70 tahun.
Di saat anak lain lincah bermain, kondisi Yulia terasa begitu memprihatinkan. Berat badan gadis kecil tersebut hanya 6 kilogram, bahkan sebelumnya hanya 5 kilogram.

Anak yatim piatu asal Karawang itu menderita gizi buruk dan gangguan paru-paru. Kondisi Yulia tersebut menggerakkan relawan LSM Kampus Peduli untuk menolongnya. Yulia pun dibawa ke Bandung untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Ia baru lima hari di Bandung.

Dituturkan Ketua LSM Kampus Peduli Ma'mun Salman, Yulia ditemukan oleh relawan yang berada di Karawang sebulan lalu. "Saat itu kondisinya sangat mengkhawatirkan. Beratnya saat itu hanya 5 kilogram. Kami pun sepakat untuk membantunya," ujar Salman saat berbincang dengan detikcom, Selasa (26/2/2013).

Kisah hidup Yulia dan kakek neneknya itu memang sangat menyedihkan. Kedua orang tua Yulia telah meninggal dunia 5 tahun silam akibat penyakit paru-paru yang diduga menurun pada Yulia saat ini. Sebelumnya, Yulia sempat dirawat oleh keluarga ayahnya hingga akhirnya diserahkan pada Ekek dan Marasem.

"Karena ibu Yulia ini adalah anak tunggal, jadilah yang merawatnya kakek neneknya. Saat diserahkan pada mereka, kondisi Yulia sudah seperti itu," tuturnya.

Berat badan Yulia sempat menginjak angka 8 kilo saat dirawat oleh kakek neneknya itu. Hingga kemudian, kakeknya, Ekek mengalami kebutaan sekitar setahun lalu. Sebelumnya Ekek bekerja dengan berjualan kangkung keliling.

"Setelah kakek buta, nenek lah yang bekerja dengan pergi ke sawah. Sementara Yulia jadi dirawat oleh kakek yang baru buta," jelas Salman.

Yulia pun tidak mendapatkan perawatan maksimal dengan kondisi kakek. Seringkali sang kakek kesulitan memberi makan Yulia hingga berat badannya drop menjadi 5 kilogram. Badan Yulia kurus kering, kaki dan tangannya tertekuk dan tak bisa diluruskan.

Sekitar sebulan ditangani oleh Kampus Peduli, berat badan Yulia bertambah sekitar 1 kilogram. Namun kondisinya masih memprihatinkan.

Sebagai bocah berusia 9 tahun, komunikasi Yulia hanya bisa dilakukan dnegan merengek dan menangis. Sementara matanya bergerak-gerak seolah mengerti dengan sekitarnya. Saat ini, Yulia disewakan sebuah kamar di dekat RS Hasan Sadikin untuk bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik. Mereka tinggal di sebuah kamar kos di Jalan Garunggang Kulon No 8B/65 RT 7 RW 11, Sukajadi, Pasirkaliki, Bandung.

Bagi yang ingin membantu Yulia, bisa menyalurkannya melalui nomor rekening LSM Kampus Peduli BNI 6248243664, Mandiri 1300010894791, BCA 7771155344 a.n Mochammad Iqbal. Pembaca juga bisa menghubungi Syahri Choirini 0877-2200-2556 dan konfirmasi transfer ke Dean 085692111381.

[URL="http://news.detik..com/bandung/read/2013/02/26/152230/2180185/486/malang-bocah-berusia-9-tahun-ini-beratnya-hanya-6-kg?g991102485"]http://news.detik..com/bandung/read/2013/02/26/152230/2180185/486/malang-bocah-berusia-9-tahun-ini-beratnya-hanya-6-kg?g991102485[/URL]

Bandung - Sudah lima hari, Yulia (9) bocah gizi buruk yatim piatu ini, bersama kakek neneknya Ekek dan Marasem (70) hijrah dari Karawang ke Bandung untuk mendapatkan perawatan di RS Hasan Sadikin Bandung. Menurut pemeriksaan yang telah dilakukan, Yulia mengalami gangguan paru-paru dan motorik.

Hal itu diungkapkan Ma'mun Salman, Ketua LSM Kampus Peduli yang selama sebulan terakhir membantu Yulia. Salman mengatakan, pada Senin (25/2/2013), Yulia telah mendapatkan pemeriksaan dari dokter syaraf.

"Menurut dokter, ada tiga temuan pada Yulia, yaitu gizi buruk, gangguan paru-paru dan gangguan motorik. Untuk gizi buruk dan gangguan paru-paru bisa ditangani. Namun untuk kemampuan motorik katanya sulit," ujar Salman.

Gangguan motorik itu yang membuat tangan dan kaki Yulia sulit digerakkan dan kini hanya menekuk. Yulia juga tak bisa berkomunikasi. Berat badan Yulia kini hanya 6 kilogram, naik satu kilogram dibandingkan satu bulan lalu.

Besok, Rabu (26/2/2013) Yulia direncanakan akan melakukan pemeriksaan kedua yaitu pemeriksaan darah. Perwakilan LSM Peduli Kampus pun selalu mendampingi setiap pemeriksaan, sebab kondisi kakek dan nenek Yulia yang tak mengerti.

"Waktu pemeriksaan, dokter bingung karena kakek neneknya serba tidak tahu. Padahal dokter mau mencari tahu, apa yang menyebabkan kondisi Yulia seperti ini," tuturnya.

Seharusnya, Yulia langsung dirawat di RSHS pada saat pemeriksaan pertama, namun saat itu kondisi kamar di rumah sakit penuh sehingga harus menunggu.

Salman menuturkan, Pemprov Jabar melalui Dinas Kesehatan telah cukup banyak membantu LSM Kampus Peduli. "Sewaktu mengurus Yulia, kami dibantu oleh orang dari Dinkes yang ditunjuk oleh Ibu Netty (istri Guberbur-red)," kata Salman.

Bantuan dari para relawan dan donatur pun disebut Salman begitu banyak. Bahkan Salman mengatakan, bahkan ada TKI yang peduli, hingga menelepon dan mentransfer bantuan.

"Untuk perawatan di rumah sakit memang sudah tercover. Jadi bantuan dari para donatur itu kami digunakan untuk perbaikan gizi Yulia. Kami rencananya ingin buat peternakan ayam untuk Yulia, supaya keluarga tidak mengandalkan donatur nantinya untuk makan," tutur Salman.

Bagi yang ingin membantu Yulia, bisa menyalurkannya melalui nomor rekening LSM Kampus Peduli BNI 6248243664, Mandiri 1300010894791, BCA 7771155344 a.n Mochammad Iqbal. Pembaca juga bisa menghubungi Syahri Choirini 0877-2200-2556 dan konfirmasi transfer ke Dean 085692111381.

[URL="http://news.detik..com/bandung/read/2013/02/26/161054/2180232/486/yulia-bocah-gizi-buruk-ini-juga-alami-gangguan-motorik?g991102485"]http://news.detik..com/bandung/read/2013/02/26/161054/2180232/486/yulia-bocah-gizi-buruk-ini-juga-alami-gangguan-motorik?g991102485[/URL]