Sedikitnya 101 koperasi di Kota Yogyakarta berada dalam kondisi vakum dan rentan bangkrut. Lantaran hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 2 miliar untuk melakukan pembinaan terhadap seluruh koperasi di Kota Yogyakarta. Adapun jumlah koperasi di wilayah Yogyakarta tercatat sebanyak 565 unit.

Kepala Seksi Pengembangan Usaha Bidang Koperasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Iwan Nurwahid menjelaskan, pihaknya masih dalam proses menjajaki 101 koperasi yang pasif tersebut. Namun, lantaran minimnya petugas teknis yang tersedia, pihaknya hanya mampu menangani 10 koperasi pasif dalam setahun.

“Petugas kami sangat minim, hanya 14 orang. Bisa menangani 10 koperasi pasif dalam setahun itu sudah bagus. Bisa berupa pembinaan agar koperasi aktif kembali. Namun terhadap koperasi yang sudah rentan bangkrut, akan dibubarkan meskipun prosesnya rumit,” ungkap Iwan, Senin (25/2/2013).

Menurutnya, 101 koperasi yang pasif tersebut terdiri dari koperasi-koperasi yang telah berusia sangat lama serta koperasi karyawan yang induk perusahaannya telah tiada.

Pemkot telah menyediakan anggaran mencapai Rp 2 miliar untuk membina 565 koperasi di Kota Yogyakarta. Anggaran tersebut terdiri dari Rp 567,6 juta untuk pembinaan koperasi, Rp 47,9 juta untuk pembinaan koperasi syariah, Rp 162,5 juta untuk pembinaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Badan Usaha kredit Pedesaan (BUKP).

Di samping itu, terdapat rencana pembiayaan dan bantuan sosial melalui APBD Kota Yogyakarta 2013 sebesar Rp 1,098 miliar serta sumber dana dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebesar Rp 190,503 miliar.(*)

Source***