TS
resthuVfans
Kyoushi no Nichijou
Spoiler for Raito 1 part I:
Pelajaran Pertama.
Saat Kau Menjadi Guru, Otoritasmu Pasti Melebihi Murid.
“Ohayou gozaimasu, minna, kyou kara, watashi wa kyoushi ni narimasu. Yoroshikun onegaishimasu.”
Aku membungkuk pada semua orang di ruangan ini. Reaksi mereka seperti yang kuperkirakan, tidak ada yang membalas kalimatku ataupun memberi saran. Hanya ada orang yang tersenyum kepadaku. Aku dengan tulus hati membalas senyumannya, walaupun yang tersenyum kepadaku hanya guru-guru wanita muda yang masih belum menikah. Hidupku sangat tragis bukan?
22 tahun, lajang, dengan wajah yang biasa saja, kemampuan otak juga biasa saja. Untungnya jadi guru tidak perlu kemampuan otak yang spesial. Hanya cukup dengan lulus dari universitas dan mengambil tes masuk jadi guru. Tentu saja aku memilih sekolah swasta.
Aku baru saja selesai melewati masa sebagai asisten guru. Sekarang aku bisa menjadi guru sepenuhnya. Aku ditempatkan di Seishiran Gakuen di kota Narukami, kota kelahiranku. Setidaknya, dengan begini aku tidak akan merindukan keluargaku, walau kupikir mereka tidak akan merindukanku. Hidup yang tragis.
Aku tidak bohong, Kakakku Tatsumaki Shinji, sekarang 27 tahun, sudah menikah dengan seorang desainer lainnya dan sekarang mereka memiliki merk sendiri. Karena itu ia jarang dirumah, karena ia memiliki rumah sendiri tentunya.
Kembaranku Tatsumaki Hidari, sekarang dikenal sebagai Kamijima Hidari sudah menjadi aset berharga bagi dunia. Teorinya tentang perjalanan kembali ke masa lalu menggemparkan dunia, dan sekarang ia tidak bisa sering pulang ke rumah. Oh iya, dia sudah mempunyai pacar. Membuatku iri saja.
Adikku Tatsumaki Airi, atau sekarang dikenal sebagai Tsukisashi Airi sudah menjadi atlet nasional. Hanya dia yang paling sering tinggal di rumah karena kalau tidak ada kejuaraan maka ia tidak ada pekerjaan sama sekali. Oh iya, dia memilih bidang olah raga renang. Dasar Airi, aku bertaruh ia memilih bidang itu untuk memamerkan ‘asetnya’ yang sekarang sudah tumbuh.
Sementara aku, Kagamaki Raito, dulu dikenal sebagai Tatsumaki Raito. Hanya menjadi guru. Hidupku sangat tragis bukan?
Alasan kami semua mengganti nama keluarga kami adalah agar orangtua kami tidak merasa bangga atas pencapaian kami. Hanya Shinji-nii yang tetap menggunakan nama keluarga kami karena itu kewajibannya sebagai anak pertama.
Terkadang aku merindukan masa-masa dimana kami masih tinggal bersama. Mereka yang selalu memiliki masalah, dan aku yang selalu membantu menyelesaikannya. Maka dari itulah aku memutuskan menjadi guru Sejarah merangkap menjadi guru Konseling.
Tapi keputusanku menjadi guru tidak seluruhnya disebabkan oleh kesenanganku melihat senyum di wajah orang lain. Nagi-sensei, guru Sejarahku sewaktu aku kelas tiga sekolah tinggilah yang benar-benar mempengaruhi dan menginspirasiku untuk menjadi guru.
Berkat bantuan semua teman-temanku dan keluargakulah aku bisa berdiri disini.
“Upacara pembukaan tahun ajaran baru akan segera dimulai, hei guru baru, cepat bersiap-siap,” seseorang memanggilku, ketika aku membalikkan badanku terlihatlah sosok perempuan tua. Sepertinya ia adalah guru senior, maka tanpa pikir panjang aku menuruti sarannya.
******
“... maka kuperkenalkan pada kalian semua, guru baru yang akan menjadi bagian dari kita, Kagamaki Raito.”
Pidato kepala sekolah berakhir dengan pengenalan diriku sebagai guru baru.
“Terimakasih bu kepala sekolah,” aku maju ke podium dan menyesuaikan mikrofon, “Selamat pagi semuanya, mulai sekarang aku akan menjadi salah satu dari jajaran guru-guru disini. Mohon bantuannya,” Aku mengakhiri perkataanku dengan membungkuk. Lalu aku kembali ke tempat dudukku.
“Kagamaki-sensei akan menjadi guru konseling kalian yang baru karena Iori-sensei mundur dari posisinya. Ia juga guru pengganti Tsuruhiko-sensei. Jadi jika Tsuruhiko-sensei absen, maka ia yang mengajar. Sekarang, mari kita awali tahun ajaran ini dengan penuh semangat!”
Terdengar suara teriakkan murid-murid saat bu kepala mengatakan kata-kata terakhir di pidatonya.
“Maka dari itu, upacara kali ini resmi selesai, murid-murid diharapkan kembali ke kelas masing-masing dengan tertib.”
Maka murid-murid pun kembali ke kelasnya masing-masing. Sugoi! Melihat upacara pembukaan tahun ajaran baru dari sudut pandang guru sangat mengejutkan.
Saat aku hendak ke ruang guru, ada seseorang memanggilku. “Kagamaki-sensei, tunggu sebentar.”
Aku menengok dan melihat bu kepala berjalan ke arahku. Spontan aku berhenti dan menyapa beliau, “Oh! Bu kepala, apa yang bisa saya bantu?”
“Karena anda menjabat sebagai guru konseling yang baru, saya titipkan ruangan tersebut kepada anda.” Beliau tersenyum. Aku pun tersenyum. Kalau sudah begini, aku tidak bisa membuat beliau merasa kecewa. Ya, aku bertekad untuk menjalani tugasku sebagai guru konseling dengan serius.
“Kalau begitu ini kuncinya, saya berharap banyak pada anda.” Beliau pun pergi.
Aku berjalan ke arah ruangan baruku. Tapi baru beberapa langkah, sudah ada yang menghadangku.
“Hei kau, pemuda kurang ajar. Jangan pernah sekali-kali berharap kau akan mendapat posisiku sebagai guru sejarah utama kelas 2. Aku tidak akan tergantikan oleh anak ingusan sepertimu.”
Yang mengatakan itu adalah wanita yang sudah tua. Mendengar ucapannya, aku bisa mengira kalau dia adalah guru sejarah. Aku pikir disini aku bisa mengajar, tetapi masih ada persaingan diantara guru-guru disini rupanya.
“Aku tidak pernah berharap kok,” aku tersenyum di depan dia. Padahal di dalam hatiku aku merasa jengkel pada orang ini. mengajar saja belum, sudah mengancamku segala.
Tapi kalau aku mengguman seperti itu, aku merasa seperti wanita.
Sudahlah, aku langsung saja ke ruanganku.
Begitu tiba di ruanganku, aku terkejut. Ruang Konseling di sekolah ini besar sekali! Seukuran apartemenku dan Nagi-sensei! 4LDK! Kau tahu? 4 room, living room, dining room, kitchen. Aku harus mengadakan perubahan pada ruangan ini.
Maka kucari nomor dia dalam kontak di ponselku. Ketemu!
“AH, moshi moshi Rikkou.” Ya, orang yang kupanggil adalah Hachihaji Riki, temanku semasa sekolah tinggi dulu. Ia biasa kupanggil Rikkou karena dulu ia ingin dipanggil sebagai Riki-Oujisama. Mak kusingkat namanya menjadi Rikkou.
“Raito! Sudah lama kita tidak bertemu! Ada apa?”
“Ya ini aku Raito, aku membutuhkan bantuanmu. Kau bisa memperkecil ruangan kan?”
“Itu sih hal mudah. Aku sekarang jadi pimpinan di kantorku. Dan kami memang biasanya menerima tugas untuk merenovasi ruangan.”
“Tunggu saja aku, sepulang kerjaku nanti aku akan mampir ke tempatmu. Siapkan saja orang-orang untuk mengecilkan ruangannya. Aku akan jelaskan detailnya nanti.”
“Baiklah. Tapi Raito, terakhir kulihat kau sedang di universitas. Apa kerjamu sekarang?”
“Guru.”
“Ah! Sudah kuduga! Nagi-sensei memang meracunimu!”
“Huh?” aku tidak mengerti.
“Tidak usah dipikirkan. Ah... aku ada telepon lain, sampai di sini dulu Raito, kutunggu kau.”
Lalu ia menutup teleponnya.
Sekarang yang kulakukan adalah menunggu dan menunggu. Karena aku sudah berjanji aku akan menjaga senyum di wajah murid-muridku.
********
Saat Kau Menjadi Guru, Otoritasmu Pasti Melebihi Murid.
“Ohayou gozaimasu, minna, kyou kara, watashi wa kyoushi ni narimasu. Yoroshikun onegaishimasu.”
Aku membungkuk pada semua orang di ruangan ini. Reaksi mereka seperti yang kuperkirakan, tidak ada yang membalas kalimatku ataupun memberi saran. Hanya ada orang yang tersenyum kepadaku. Aku dengan tulus hati membalas senyumannya, walaupun yang tersenyum kepadaku hanya guru-guru wanita muda yang masih belum menikah. Hidupku sangat tragis bukan?
22 tahun, lajang, dengan wajah yang biasa saja, kemampuan otak juga biasa saja. Untungnya jadi guru tidak perlu kemampuan otak yang spesial. Hanya cukup dengan lulus dari universitas dan mengambil tes masuk jadi guru. Tentu saja aku memilih sekolah swasta.
Aku baru saja selesai melewati masa sebagai asisten guru. Sekarang aku bisa menjadi guru sepenuhnya. Aku ditempatkan di Seishiran Gakuen di kota Narukami, kota kelahiranku. Setidaknya, dengan begini aku tidak akan merindukan keluargaku, walau kupikir mereka tidak akan merindukanku. Hidup yang tragis.
Aku tidak bohong, Kakakku Tatsumaki Shinji, sekarang 27 tahun, sudah menikah dengan seorang desainer lainnya dan sekarang mereka memiliki merk sendiri. Karena itu ia jarang dirumah, karena ia memiliki rumah sendiri tentunya.
Kembaranku Tatsumaki Hidari, sekarang dikenal sebagai Kamijima Hidari sudah menjadi aset berharga bagi dunia. Teorinya tentang perjalanan kembali ke masa lalu menggemparkan dunia, dan sekarang ia tidak bisa sering pulang ke rumah. Oh iya, dia sudah mempunyai pacar. Membuatku iri saja.
Adikku Tatsumaki Airi, atau sekarang dikenal sebagai Tsukisashi Airi sudah menjadi atlet nasional. Hanya dia yang paling sering tinggal di rumah karena kalau tidak ada kejuaraan maka ia tidak ada pekerjaan sama sekali. Oh iya, dia memilih bidang olah raga renang. Dasar Airi, aku bertaruh ia memilih bidang itu untuk memamerkan ‘asetnya’ yang sekarang sudah tumbuh.
Sementara aku, Kagamaki Raito, dulu dikenal sebagai Tatsumaki Raito. Hanya menjadi guru. Hidupku sangat tragis bukan?
Alasan kami semua mengganti nama keluarga kami adalah agar orangtua kami tidak merasa bangga atas pencapaian kami. Hanya Shinji-nii yang tetap menggunakan nama keluarga kami karena itu kewajibannya sebagai anak pertama.
Terkadang aku merindukan masa-masa dimana kami masih tinggal bersama. Mereka yang selalu memiliki masalah, dan aku yang selalu membantu menyelesaikannya. Maka dari itulah aku memutuskan menjadi guru Sejarah merangkap menjadi guru Konseling.
Tapi keputusanku menjadi guru tidak seluruhnya disebabkan oleh kesenanganku melihat senyum di wajah orang lain. Nagi-sensei, guru Sejarahku sewaktu aku kelas tiga sekolah tinggilah yang benar-benar mempengaruhi dan menginspirasiku untuk menjadi guru.
Berkat bantuan semua teman-temanku dan keluargakulah aku bisa berdiri disini.
“Upacara pembukaan tahun ajaran baru akan segera dimulai, hei guru baru, cepat bersiap-siap,” seseorang memanggilku, ketika aku membalikkan badanku terlihatlah sosok perempuan tua. Sepertinya ia adalah guru senior, maka tanpa pikir panjang aku menuruti sarannya.
******
“... maka kuperkenalkan pada kalian semua, guru baru yang akan menjadi bagian dari kita, Kagamaki Raito.”
Pidato kepala sekolah berakhir dengan pengenalan diriku sebagai guru baru.
“Terimakasih bu kepala sekolah,” aku maju ke podium dan menyesuaikan mikrofon, “Selamat pagi semuanya, mulai sekarang aku akan menjadi salah satu dari jajaran guru-guru disini. Mohon bantuannya,” Aku mengakhiri perkataanku dengan membungkuk. Lalu aku kembali ke tempat dudukku.
“Kagamaki-sensei akan menjadi guru konseling kalian yang baru karena Iori-sensei mundur dari posisinya. Ia juga guru pengganti Tsuruhiko-sensei. Jadi jika Tsuruhiko-sensei absen, maka ia yang mengajar. Sekarang, mari kita awali tahun ajaran ini dengan penuh semangat!”
Terdengar suara teriakkan murid-murid saat bu kepala mengatakan kata-kata terakhir di pidatonya.
“Maka dari itu, upacara kali ini resmi selesai, murid-murid diharapkan kembali ke kelas masing-masing dengan tertib.”
Maka murid-murid pun kembali ke kelasnya masing-masing. Sugoi! Melihat upacara pembukaan tahun ajaran baru dari sudut pandang guru sangat mengejutkan.
Saat aku hendak ke ruang guru, ada seseorang memanggilku. “Kagamaki-sensei, tunggu sebentar.”
Aku menengok dan melihat bu kepala berjalan ke arahku. Spontan aku berhenti dan menyapa beliau, “Oh! Bu kepala, apa yang bisa saya bantu?”
“Karena anda menjabat sebagai guru konseling yang baru, saya titipkan ruangan tersebut kepada anda.” Beliau tersenyum. Aku pun tersenyum. Kalau sudah begini, aku tidak bisa membuat beliau merasa kecewa. Ya, aku bertekad untuk menjalani tugasku sebagai guru konseling dengan serius.
“Kalau begitu ini kuncinya, saya berharap banyak pada anda.” Beliau pun pergi.
Aku berjalan ke arah ruangan baruku. Tapi baru beberapa langkah, sudah ada yang menghadangku.
“Hei kau, pemuda kurang ajar. Jangan pernah sekali-kali berharap kau akan mendapat posisiku sebagai guru sejarah utama kelas 2. Aku tidak akan tergantikan oleh anak ingusan sepertimu.”
Yang mengatakan itu adalah wanita yang sudah tua. Mendengar ucapannya, aku bisa mengira kalau dia adalah guru sejarah. Aku pikir disini aku bisa mengajar, tetapi masih ada persaingan diantara guru-guru disini rupanya.
“Aku tidak pernah berharap kok,” aku tersenyum di depan dia. Padahal di dalam hatiku aku merasa jengkel pada orang ini. mengajar saja belum, sudah mengancamku segala.
Tapi kalau aku mengguman seperti itu, aku merasa seperti wanita.
Sudahlah, aku langsung saja ke ruanganku.
Begitu tiba di ruanganku, aku terkejut. Ruang Konseling di sekolah ini besar sekali! Seukuran apartemenku dan Nagi-sensei! 4LDK! Kau tahu? 4 room, living room, dining room, kitchen. Aku harus mengadakan perubahan pada ruangan ini.
Maka kucari nomor dia dalam kontak di ponselku. Ketemu!
“AH, moshi moshi Rikkou.” Ya, orang yang kupanggil adalah Hachihaji Riki, temanku semasa sekolah tinggi dulu. Ia biasa kupanggil Rikkou karena dulu ia ingin dipanggil sebagai Riki-Oujisama. Mak kusingkat namanya menjadi Rikkou.
“Raito! Sudah lama kita tidak bertemu! Ada apa?”
“Ya ini aku Raito, aku membutuhkan bantuanmu. Kau bisa memperkecil ruangan kan?”
“Itu sih hal mudah. Aku sekarang jadi pimpinan di kantorku. Dan kami memang biasanya menerima tugas untuk merenovasi ruangan.”
“Tunggu saja aku, sepulang kerjaku nanti aku akan mampir ke tempatmu. Siapkan saja orang-orang untuk mengecilkan ruangannya. Aku akan jelaskan detailnya nanti.”
“Baiklah. Tapi Raito, terakhir kulihat kau sedang di universitas. Apa kerjamu sekarang?”
“Guru.”
“Ah! Sudah kuduga! Nagi-sensei memang meracunimu!”
“Huh?” aku tidak mengerti.
“Tidak usah dipikirkan. Ah... aku ada telepon lain, sampai di sini dulu Raito, kutunggu kau.”
Lalu ia menutup teleponnya.
Sekarang yang kulakukan adalah menunggu dan menunggu. Karena aku sudah berjanji aku akan menjaga senyum di wajah murid-muridku.
********
gimana komentar agan" sekalian
kalo ada pengucapan bahas jepang yang salah kasih tau ane aja, maklum cuma modal google translate ama dari nonton anime doang
Diubah oleh resthuVfans 16-03-2013 08:06
0
1.5K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•259Anggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru