devitapraAvatar border
TS
devitapra
Kecubung Lebih Berbahaya daripada Khat dan Ganja
Dibandingkan dengan Tanaman Khat (Catha Edulis) dan Ganja

Kecubung Lebih Berbahaya

SOREANG (GM) - Bagi mereka yang suka mabuk minuman keras (miras) atau pengguna narkoba, tentunya pil koplo, ekstasi, inex, sabu-sabu, ganja hingga minuman beralkohol, sudah tidak asing lagi, bahkan sudah menjadi konsumsi rutin.
Bagi pecandu yang berkantong tebal, narkoba atau miras yang digunakannya pun pasti bermerek dan harganya mahal. Tapi bagi yang berkantong pas-pasan, miras oplosan atau obat sakit kepala yang dicampur minuman suplemen menjadi pilihan. Bahkan belakangan ditemukan narkoba jenis baru yaitu khat seperti yang digunakan selebriti Raffi Ahmad.

Setelah kasus pesta narkoba yang melibatkan Raffi Ahmad, tanaman liar jenis khat (Catha edulis) yang banyak terdapat di sekitar Bogor itu pun menjadi pusat perhatian. Padahal sebelumnya warga sama sekali tidak mengetahui kalau tanaman itu mengandung zat sejenis narkoba. Begitu pula ketika ganja belum dikategorikan sebagai salah satu jenis narkoba yang dilarang, warga Aceh sering memanfaatkannya sebagai lalapan atau rempah-rempah.

Terlepas dari khat dan ganja, sebenarnya ada tanaman lain yang lebih membahayakan ketimbang khat atau ganja, yakni kucubung (kecubung). Tanaman yang memiliki bunga menyerupai lampu lampion dan terompet ini banyak tumbuh di dataran tinggi Bandung Selatan. Tanaman ini biasa tumbuh secara liar di pinggir sungai, pekarangan rumah warga, kebun, dan kawasan hutan. Pokoknya tanaman yang memiliki daun lebar ini bisa tumbuh subur di daerah sejuk dan lembab.

"Masyarakat tidak sengaja menanam kucubung, karena tumbuh sendiri. Memang kucubung ini termasuk tanaman liar yang banyak ditemui di daerah dataran tinggi seperti Rancabali, Ciwidey, Pangalengan, Kertasari, Ibun, dan Pasirjambu," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung, Tisna Umaran di Soreang, Rabu (6/2) lalu.

Selain di dataran tinggi, kecubung yang memiliki nama latin Datura metel L ini pun banyak tumbuh di dekat daerah aliran sungai. Menurut Tisna, tanaman kecubung sebenarnya sejenis tanaman hias karena bunganya tergolong unik mirip lampu lampion yang menggantung.

"Masyarakat sudah mengetahui bahwa kecubung itu mengandung zat berbahaya yang bisa memabukan, namun dibiarkan saja tumbuh tanpa dimafaatkan daun maupun bunganya. Orang membiarkan tumbuh karena terpesona dengan keindahan bunganya," ujar Tisna.

Belum ada larangan

Meski sudah diketahui bila daunnya bisa memabukkan, lanjut Tisna, belum ada larangan dari pemerintah maupun aparat penegak hukum untuk memberantasnya. Karena jenis tanaman yang satu ini belum dimasukan sebagai tanaman jenis narkotika.

"Terus terang saya tidak mengetahui kandungan zat yang ada pada kecubung. Namun yang jelas apabila disalahgunakan bisa memabukkan," tandasnya.

Sedangkan dalam situs Ilmu Pengetahuan dan Teknologi disebutkan bahwa kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid. Senyawa jenis ini terdiri atas atropin, hiosiamin, dan skopolamin yang bersifat antikholinergik. Kecubung juga mengandung hiosin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.

Sementara itu, tanaman kecubung setinggi lebih dari 2 meter terlihat di dekat Masjid Al-Muslimun di Kampung Cibogor RT 03/RW 08 Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang. Kecubung yang tumbuh subur ini memiliki bunga berwarna kekuning-kuningan.

Ketua DKM Masjid Al-Muslimun, Aay Mulyana mengatakan, warga Kampung Cibogor sudah mengetahui bahwa kecubung termasuk tanaman yang bisa membuat orang mabuk. Tanaman itu dibiarkan tumbuh karena bunga, daun, dan pohonnya memberikan kesan estetika di lingkungan sekitar masjid.

"Warga paham betul bahwa kecubung ini bisa memabukan bila disalahgunakan. Meski begitu, kami tetap membiarkannya terus tumbuh bukan karena daunnya akan digunakan sebagai sayuran untuk mi instan apalagi dicampur dengan tembakau sebagai rokok, tapi semata-mata buat keindahan saja. Saking berbahayanya kecubung, orangtua dulu sering mewanti-wanti jangan sampai weureu kucubung. Sebab weureu kucubung bisa lebih berbahaya ketimbang ganja," kata Aay.

Gangguan jiwa

Beberapa tahun ke belakang, katanya, seorang warga Soreang memakai daun kecubung yang dicampur rokok. Entah karena kondisi fisiknya tidak kuat atau faktor lainnya, yang jelas pria malang itu weureu kucubung sangat parah hingga mengalami gangguan jiwa.

"Kejadian itu semakin membuat warga tidak berani menyalahgunaan kecubung. Jadi, sudah saatnya kecubung juga dikategorikan sebagai tanaman berbahaya yang dilarang digunakan," ujarnya.

Kecubung, lanjut Aay, dimanfaatkan warga untuk mengobati penyakit kutil dan mata ikan. Dia memiliki pengalaman pribadi ketika kakinya terkena penyakit mata ikan dan diobati dengan bunga kecubung. Hasilnya ia bisa sembuh.

"Saya dianjurkan dokter untuk mengobati penyakit mata ikan dengan bunga kecubung. Caranya sangat sederhana, bunga kecubung ditempelkan ke bagian kaki yang terkena mata ikan. Biar tetap menempel, bisa ditutup dengan perban atau plester. Setelah beberapa hari, kulit mata ikan yang tebal terkelupas dengan sendirinya," paparnya.
(B.104)**

GM















NB: silakan search efek Kecubung di KasKus, ada satu di forum Pictures
0
79.2K
316
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.