Agan2 pernah berpikir gak klo ternyata dunia yang kita tempati sekarang ini bersama benda2 yg kita lihat, denganr atau rasakan ini ternyata hanya sebuah persepsialias tidak nyata? Waduh, bisa2 kalo bneran ada org yg bilang gitu ke agan paling akan dicap sebagai tukang kibul atau pemimpi, bahkan orang gila. Tapi sebenernya ada penjelasan logisnya mengenai itu. Seperti yg akan ane jelasin kali ini, adalah dari buku karya Harun Yahya berjudul “Ketiadaan Waktu”. Beliau mengatakan kalau dunia ini hanya persepsi pikiran manusia melalui reseptor yang kita sebut dengan panca indera. kalo bneran gitu, jadi kebayang kayak di film The Matrix atau film Arnold yg judulnya Total Recall dimana orang2 mengira mereka ada didunia nyata padahal sebenarnya hanya pikiran mereka yang berkelana kemana-mana. Berikut bahasan mengenai HAKIKAT MATERI menurut Harun Yahya. Cekidot, gan.

DUNIA SINYAL ELEKTRIS
Semua informasi yang kita miliki tentang dunia tempat tinggal kita disampaikan oleh kelima indera kita. Kita tak pernah berpikir bahwa dunia luar ini tidak lebih dari apa yg disajikan oleh indera. Penelitian modern dalam berbagai lapangan ilmu menunjukkan pemahaman yang sangat berbeda dan menciptakan keraguan serius tentang indera kita dan dunia yang kita rasakan dengan indera-indera tersebut.
Titik awal pendekatan ini adalah bahwa pikiran tentang dunia luar yang terpatri didalam otak kita hanyalah respon yan diciptakan oleh sinyal2 elektrik. Merahnya apel, kasarnya kayu bahkan keluarga anda dan segala yang anda miliki bahkan tulisan ini hanya terdiri atas sinyal-sinyal elektris.

BAGAIMANA KITA MELIHAT, MENDENGAR DAN MERASAKAN??
Tindakan melihat disadari denan sangat progresif. Gugus2 sinar (foton) berjalan dari objek mata dan melewati lensa didepan mata dimana foton2 dipisahkan dan dibalikkan pada retina di belakang mata. Disini, cahaya yang menimpa diubah menjadi sinyal2 elektris yg dikirim oleh neuron ke sebuah titik mungil yang disebut pusat penglihatan di bgian belakang otak. Sinyal elektris ini diterima sebagai sebuah kesan dibagian tengahnya setelah melalui serangkaian proses. Sebenarnya tindakan melihat terjadi di titik yang sangat kecil dibagian belakang otak yang gelap gulita dan sepenuhnya terisolasi dari cahaya ini.
Sekarang mari kita perhatikan lagi proses yang tampaknya biasa2 saja. Saat kita mengatakan “kita melihat”, sebenarnya kita sedang melihat pengaruh rangsangan yan sampai pada mata dan mempengaruhi otak, setelah rangsangan itu diubah kedalam sinyal2 elektris. Dengan demikian, ketika kita mengatakan bahwa “kita melihat” sebenarnya kita sedang mengamati sinyal2 elektris dalam benak kita. Hal yang sama terjadi juga untuk indera lainnya seperti telinga untuk mendengar, hidun untuk membaui, lidah untuk mengeccap serta kulit untuk meraba.
Mustahil bagi kita untuk menjangkau dunia fisik. Semua objek di sekitar kita dipahami melalui satu atau lebih penerimaan, seperti melihat, mendegnar, dan menyentuh. Dengan memproses data di pusat penglihatan dan dipusat sensorik lainnya, otak kita sepanjang hidupnya berhadapan bukan dengan materi asli yang ada di luar kita, melainkan degnan salinan yang terbentuk di dalam otak. Disinilah kita tertipu menganggap bahwa salinan-salinan itu merupakan contoh materi nyata di luar kita.

“DUNIA LUAR” DI DALAM OTAK KITA
Hasil penyelidikan ilmiah akan kenyataan fisik yang dijlelaskan sejauh ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa segala yang kita lihat, sentuh, dengar, rasakan sebagai materi-dunia atau alam semesta- tidak lain hanyalah merupakan interpretasi sinyal2 elektris yang terjadi didalam otak.
Seseorang yang memakan buah sebenarnya tidak mengetahui buah yang dimakannya melainkan “gambaran” buah itu didalam otaknya. Objek yang dianggap sebagai “buah” itu sebenarnya terdiri atas pengaruh elektris dalam otak. Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah sensasi jarak. Contohnya jarak anda dan komputer. Ia adalah rasa hampa yang terbentuk dalam otak kita. Objek2 yang tampaknya jauh dari manusia juga ada dalam otak. Anda sendiri membuat anda berpikir bahwa anda berada didalamnya. Bagaimanapun juga, anda harus ingat bahwa tubuh anda juga merupakan sebuah gambar yang terbentuk di dalam otak anda.
Dunia luar yang tersaji untuk kita melalui penerimaan indera kita hanya merupakan kumpulan sinyal elektris yang dicapai otak. Sepanjang hidup kita, sinyal2 diproses oleh otak dan kita tidak menyadari bahwa kita salah dalam mengasumsikan bahwa hal ini merupakan terjemahan asli materi yang ada di alam luar. Kita tertipu karena kita tidak pernah dapat mencapai zat2 itu sendiri dengan perantara indera kita.

TIDAK ADA WARNA
Lebih jauh, lagi2 otak kitalah yang menafsirkan dan menghubungkan arti sinyal2 yang kita anggap ada di alam luar. Sebagai contoh, ketika kita melihat warna, yang sampai ke mata kita adalah sinyal2 elektris berbagai panjang gelombang. Otak kita mengubah bentuk sinyal2 itu menjadi warna. Tidak ada warna di alam luar. Tidak lah apel itu berwarna merah, langit berwarna biru, atau daun berwarna hijau. Benda2 itu terlihat demikian karena kita merasakan demikian. Dunia luar sepenuhnya bergantung pada penerimanya.

Untuk lebih memahami tulisan diatas, kita contohkan kepada mimpi. Di dalam mimpi kita bisa melihat sebagaimana kita melihat saat kita bangun, mendengar suara layaknya mendengar ketika kita bangun, menyentuh benda serta mencicip makanan padahal kita tidak benar2 sedang berhubungan dengan objek tersebut. Menurut anda apakah itu bisa membuktikan bahwa sebenarnya kejadian mimpi itu adalah ulah dari otak kita yang bekerja, namun kali ini tanpa bantuan indera2 kita?
Selamat merenung dan memikirkan.
Dikutip dari : “Ketiadaan waktu, Realitas Takdir: tafsir ilmiah tentang penciptaan” karya Harun Yahya.

Sory kalo gan. Namanya juga baru belajar. Mkasih udah mampir agan2.