TS
nemuchan
[Reimagining] Lutung & Putri Aria
Spoiler for Pendahuluan:
Dulu cerita ini adalah skenario buat RPG Maker 2003 dulu ane buat di tahun 2007 yang sekarang udah ane dropped (alias ga selesai )
akhirnya skenario ini ane kembangin buat kontes Nuslit. Karena kontesnya udah selesai ane terusin deh di fanstuff dengan sedikit penambahan sana-sini
selamat membaca semoga ceritanya berkenan
Spoiler for Screenshot1:
Spoiler for Screenshot2:
Spoiler for Screenshot3:
akhirnya skenario ini ane kembangin buat kontes Nuslit. Karena kontesnya udah selesai ane terusin deh di fanstuff dengan sedikit penambahan sana-sini
selamat membaca semoga ceritanya berkenan
Quote:
Judul : Lutung dan Putri Aria
Cerita asli : Lutung Kasarung
Genre : Petualangan/Romance
Rating : Remaja
Cerita asli : Lutung Kasarung
Genre : Petualangan/Romance
Rating : Remaja
Spoiler for Part1:
Lutung dan Putri Aria
Dari kebijakan Paus sang penguasa lautan.
Ia membiarkan tubuhnya menjadi daratan pertama.
Bagi para makhluk berkaki.
Adalah 2 orang kakak beradik dengan 2 kaki.
Yang terpintar dari semuanya, mulai berselisih.
Siapakah yang berhak menguasai daratan.
Keduanya tidak ada yang mau mengalah.
Dibangunnya pasak-pasak yang menghujam bumi,
Sebagai tanda kekuasaan mereka.
Para makhluk lainnya kecewa melihat sikap mereka.
Sebagian mengembangkan sayap dan terbang ke angkasa,
dan sebagian kembali lagi kelautan dan tak pernah kembali.
Sang Paus Bijak sedih melihat pertengkaran 2 saudara itu.
Beban di punggungnya pun semakin memberatkannya.
Akhirnya, ia pun tak tahan lagi.
Ia menggoyangkan kepala dan ekornya.
Daratan pun terbelah dan terpisah.
Sebagian ke utara dan sebagian lagi ke selatan.
Sang kakak yang sedang membangun pasak.
Terjatuh ke laut ketika tanah terbelah.
Namun ia enggan kembali ke daratan
karena ia berpikir lautan lebih luas dari daratan.
Tinggallah seorang diri sang adik di daratan yang tersisa.
Ia menangis kesepian, sang kakak dan sang paus bijak, Telah meninggalkannya.
Ia menangis 40 hari 40 malam tiada henti.
Dari air matanya keluarlah makhluk-makhluk baru.
Yang kemudian memenuhi seluruh dunia.
~Legenda Penciptaan I~
*****
Aria menutup buku lusuh yang baru dibacanya, Legenda Penciptaan. Ia menghela nafas, ia melihat sang dayang sedang tertidur pulas di depannya dan disampingnya ada lutung kecil yang juga sedang tertidur. Aria pun mengalihkan pandangan ke jendela di sampingnya. Kereta kuda kerajaan sebentar lagi akan sampai di istana. Ia masih memikirkan apa yang harus dikatakan kepada sang kakak bahwa ia membawa pulang lutung kecil yang bisa berbicara.
*****
Aria baru saja lulus dari sekolah asrama khusus para bangsawan di negeri seberang. Bersama sang dayang ia seharusnya naik ke kapal kerajaan untuk pulang tapi malah memutuskan untuk pulang berjalan kaki melewati Hutan Kelabu yang terkenal angker dengan alasan bosan menunggu. Meski sang dayang setengah mati membujuk sambil berderai air mata karena saking takutnya, sang putri tak peduli dan tetap meneruskan perjalanan.
Setelah melewati jembatan besar penghubung pulau Koral dan pulau Merjan, mereka masih harus melakukan perjalanan panjang untuk sampai ke Hutan Kelabu. Dalam perjalanan tidak jarang mereka bertemu monster-monster kecil yang mengganggu tapi dengan kelihaian ilmu berpedang Aria semua bisa dilewati dengan mudah. Sebenarnya ilmu berpedang sang dayang juga tak kalah hebat hanya saja ia punya sifat penakut apalagi terhadap hantu, hingga tak jarang malah ia yang harus dilindungi sang putri, orang yang seharusnya ia jaga, tapi Aria tak pernah mengeluh soal itu.
Sesampainya di Hutan Kelabu, suasananya sangat suram, gelap dan dingin. Mereka berjalan pelan dengan pedang di tangan. Pohon dan semak-semak seolah bernafas dan menatap mereka sepanjang perjalanan. Dayang hanya bisa menggigit bibir menahan takut berjalan di samping Aria yang tampak tenang namun waspada.
Perjalanan terasa sangat lama, hingga senja tiba menambah seram hutan yang dikenal sarang hantu Dedemit ini. Seharusnya mereka sudah sampai di desa perbatasan kerajaan desa Rumput Belah, namun tampaknya mereka tersesat. Ketika mereka sedang melihat peta untuk memastikan jalan, tiba-tiba terdengar raungan monster di kejauhan diikuti oleh teriakan beberapa orang. Mereka berdua pun segera berlari ke sumber suara itu.
Betapa terkejutnya mereka sesampainya disana, di depan mereka ada sesosok monster raksasa seperti lutung berbulu putih sedang menggeram keras ke sekelompok orang yang sedang meringkuk ketakutan ditanah. Tampaknya mereka adalah pedagang keliling karena banyak barang-barang dagangan yang berserakan ditanah.
“Semuanya! Cepat lari dari sini! Tinggalkan saja barang-barang kalian dan segera pergi ke desa terdekat! Segera beritahu prajurit perbatasan soal monster ini!” Teriak Aria yang muncul di depan mereka dengan pedang terancung kearah monster itu.
Orang-orang itu terkejut dengan kedatangan Aria, butuh beberapa detik untuk memahami keadaan lalu segera lari tunggang langgang dengan membawa barang-barang yang bisa mereka bawa.
“Putri, bagaimana ini? Kita cuma berdua… mustahil bisa mengalahkannya, apa kita tidak kabur saja?” Tanya dayang takut-takut dengan pedangnya juga terancung kearah monster itu.
“Mau lari juga percuma…” Ucap sang putri datar. Sang dayang cuma bisa menangis dalam hati.
Lalu keduanya segera menyerang monster itu, dengan keahlian berpedang mereka. Tampaknya monster itu kalap dan menyerang secara membabi buta namun kulitnya yang tebal membuat keduanya kewalahan melumpuhkan monster itu.
Keduanya mulai kelelahan, malam pun telah menjelang. Sangat gawat kalau mereka terlalu lama disini, makhluk-makhluk malam akan segera keluar dan mereka sudah tidak sanggup lagi bertarung. Lalu Aria berkonsentrasi dengan memegang pedangnya dan mulai mengucap mantra.
“Putri jangan!”
Tapi terlambat, dengan teriakan keras, Aria mengacungkan pedangnya kearah monster itu kemudian pedangnya menyala kebiruan dan sekejap saja air berbentuk spiral muncul dan mementalkan monster itu ke belakang dan menabrak pohon. Seketika itu juga monster itu pingsan dan pohon yang ditabraknya patah dan tumbang.
“Berhasil!” Ucap Aria senang.
Ketika Aria menengok kesampingnya dayang tidak ada, ternyata dayang juga ikut terpental kebelakang karena tekanan kekuatan Aria.
“Maaf, maaf aku lupa kamu belum siap-siap” Ucap Aria sambil membantu dayang berdiri.
“Aduuh… putriii… jangan pakai kekuatanmu sembarangan dong!” Keluh dayang akan kejadian yang tidak sekali ini dialaminya sejak mereka kecil.
Tak lama kemudian para pedagang sebelumnya datang kembali membawa serta bantuan beberapa orang prajurit. Mereka segera mengamankan monster raksasa itu dengan mengikatnya. Para prajurit itu ternyata mengenali Aria dan mengatakan akan mengirim kabar ke pihak istana untuk menjemput mereka. Aria menatap sebentar monster yang pingsan itu sebelum akhirnya mengikuti rombongan menuju desa Rumput Belah.
Malam itu Aria dan dayang menginap di rumah kepala desa. Ia hendak mengadakan pesta penyambutan dan ucapan terima kasih kepada Aria dan dayang yang sudah menyelamatkan warganya dan melumpuhkan monster. Dengan halus Aria dan dayang menolak undangan kepala desa karena mereka berdua sudah sangat lelah dan ingin beristirahat saja. Meskipun agak kecewa namun kepala desa menghargai permintaan mereka.
Aria terbangun di tengah malam, ia melihat dayang masih tertidur dengan pulas. Diam-diam Aria menyelinap keluar dari rumah itu, memakai jubah hitam kemudian masuk kembali ke dalam hutan.
Keesokan paginya, terjadi kehebohan. Para prajurit menemukan bahwa monster raksasa itu telah menghilang, meninggalkan tali pengikatnya saja. Kepala desa yang mendengar kabar itu seakan maklum, bahwa monster raksasa itu tak mungkin di lumpuhkan begitu saja.
Dayang melihat kehebohan itu dari jendela kamar hanya bisa menggumam gelisah.
“Bagaimana kalau ia mau balas dendam dan membawa teman-temannya kemari?”
“Hei! Enak saja yah! Memangnya aku serendah itu?”
Tiba-tiba muncul seekor lutung kecil menggelantung di hadapan dayang dari luar jendela. Dayang yang terkejut luar biasa langsung pingsan di tempat.
“Yah, kok pingsan sih?”
“Itu karena kamu mengagetkannya, ucap salam dulu kek.” Kata Aria sambil menepuk pipi dayang berusaha membangunkannya.
“He he maaf, maaf.” ucapnya sambil nyengir. Lutung kecil itu pun masuk ke dalam kamar dan duduk diatas meja.
Ketika siuman, dayang hanya bisa berteriak kecil dan bersembunyi dibalik badan Aria sambil menatap takut-takut Lutung kecil yang sedang duduk diatas meja itu. Si lutung hanya senyam-senyum saja sedang Aria akhirnya menceritakan perihal kenapa Lutung kecil itu ada disini.
Diubah oleh nemuchan 17-01-2013 14:16
0
1.7K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•259Anggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru