JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), melakukan studi banding dengan Kolombia untuk menyelesaikan persoalan macet, sampah, dan banjir. Hanya saja, studi banding ini tidak dengan cara datang langsung ke negara di Amerika Latin itu, melainkan mendatangkan mantan Duta Besar RI untuk Kolombia, Michael Manufandu.

"Beliau minta pengalaman soal busway di Kolombia, mencegah kemacetan, sampah, dan lainnya, saya diminta hasil studinya mengenai masalah Jakarta," kata Michael seusai menemui Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/1/2013).

Mengenai poin-poin yang disampaikan, Michael menjelaskan soal manajemen penataannya harus lebih baik dan diintensifkan bukan hanya untuk masyarakat berpenghasilan kecil tapi untuk semua lapisan masyarakat.

Ke depan, tentu dampaknya akan mengurangi pengguna kendaraan pribadi sekaligus juga mengurangi area yang dijadikan sebagai lahan parkir.

"Di sana Trans Milenium harganya bisa terjangkau. Kedua, sampah harus punya mobil sampah, jangan lagi diangkat dengan truk dan dibuang. Jadi mestinya mobil itu juga mampu mengolah sampah di dalam truk, jadi gak butuh lahan untuk sampah.
Itu jadi pengalaman di Kolombia," pungkasnya.

Selain itu, Michael memberikan usulan agar harga bensin bisa lebih mahal. Sehingga ketika orang ingin menggunakan kendaraan pribadi akan berpikir dua kali karena tidak efisien dan akhirnya beralih ke transportasi massal.