Dahlan Iskan. Beliau ini memang orang yang grasak-grusuk begitulah rasa tersirat kita ketika melihat atau mendengar tingkah lakunya. Pelanggaran2 dari sebuah aturan yang bertele-tele mungkin yang membuatnya seperti itu. Contoh fakta, beliau pada awal menjabat seorang Menteri BUMN membuka gerbang tol yang belum terbuka oleh petugas tol yang membuat mancet gerbang tol tersebut dan pula membuat petinggi Jasamarga cemas dan malu dibuatnya.

Baiklah saya tidak bertele-tele. Kasus heboh selanjutnya saat ini adalah Mobil Tucuxi (mungkin kata tersebut diambil dari bahasa jawa ya "Tuku Sik" yang artinya "Beli Dulu"). Beliau membelinya seharga Rp.1,5 Milliar dengan uang beliau sendiri tanda dana dari APBN maupun dana taktis dari Kementeriannya. Beliau sendiri yang memasarkannya pula tanpa rasa malu, dilecehkan, diejek oleh masyarakat. Saya telah membaca dan mendengar berita2 mengenai proses pembuatan dan pembelian mobil Tucuxi, dari Pak Danet dibeli oleh Dahlan Iskan, kemudian direparasi atau sengaja dikembangkan kemampuan mobil tersebut.
Muncullah masalah ketika Danet menyatakan bahwa Dahlan Iskan menyontek hak Paten mobil Tucuxi darinya. Memang secara Komunikasi Dahlan Iskan salah karena tidak mengikut sertakan proses reparasi mobil tersebut di Bengkel Kupu-Kupu Malam di Yogyakarta. Alasan Dahlan Iskan tidak memberi tahu Danet pun cukup berasan juga, karena mobil sudah dibeli berarti kepemilikan beralih kepada pembeli, dan sah-sah saja bila mobil tersebut direparasi atau dimodifikasi sekalipun, toh mobil suzuki yang saya punya pun penuh dengan modifikasi.
Selanjutnya ketika mobil tersebut show up di Senayan dan beberapa tempat di Jakarta menggunakan Plat Nomor berinisial "DI 19". Masyarakat atau siapapun yang telah melihat mobil tersebut akan familiar dan tau identitas mobil Tucuxi dengan Plat Nomor inisial "DI 19".
Mediapun dengan penuh gegap gempita memberitakan mobil Tucuxi ini dengan bangga sebagai mobil sport pionir Industri mobil di Indonesia. Banyak orang2 pun memuji Dahlan Iskan dan Mobil tersebut.

Musibahpun tak dapat terelak oleh Dahlan Iskan. Perjalanannya dari Solo ke Magetan menggunakan Mobil Tucuxi untuk menguji kemampuan mesin mobil tersebut gugur ketika mobil yang ditumpanginya mengalami loss break atau rem blong, kemudian ditabrakannya mobil tersebut ketebing demi menghindari para pengguna jalan lain.

Negara kita ini memang negara pengkritik dan masyarakatnya pun masyarakat yang tidak ingin ada orang lain (masy. Indonesia juga) lebih maju dari kita atau pernah kita dengan istilah "Senang Lihat Orang Susah, Susah Lihat Orang Senang (SLOS)".

Saya bukan bermaksud membela Dahlan Iskan, karena saya tidak ada hubungan dengan beliau sama sekali, bertemu sekalipun belum pernah. Saya hanya melihat Orang-orang hebat seperti Dahlan Iskan, Habibie, dll berjuang dengan sendirinya demi membungbungkan nama NKRI di mata Internasional, tetapi hanya dilihat dan diperhatikan saja, setelah jatuh dipojokkan.
DPR, Kepolisian Republik Indonesia, dan Kementerian Perhubungan menyudutkan Dahlan Iskan bersalah telah melanggar aturan2 hukum yang telah ada, seperti, Mobil belum mendapatkan izin pengujian, Plat Nomornya palsu, dll. Dengan gentle Dahlan Iskan menggelar konferensi saya bertanggung jawab atas pelanggaran-pelanggaran yang saya lakukan.
Mdia Massa pun dengan gegap gempita pula turut memojokkan Dahlan Iskan yang sebelumnya dielu-elukan.

DPR, Kepolisian Republik Indonesia, dan Kementerian Perhubungan kenapa kalian tidak menegur atau menindak tindakan Dahlan Iskan sebelumnya jika memang dan sudah pasti diketahui Dahlan Iskan telah melanggar aturan-aturan dimaksud ???