Setiap orang memandang hidupnya melalui suatu pandangan (filter). Contohnya, orang yang optimis akan melihat kesempatan dari situasi yang dihadapinya, sementara orang yang pesimis hanya bisa melihat kekalahan dan kegagalan.

Keduanya mungkin menghadapi situasi yang sama, tetapi pandangan (filter) mereka menentukan bagaimana mereka merespon.

Pandangan (filter) itu adalah filosofi hidup mereka.

Filosofi adalah sebuah cara berpikir. Sadar atau tidak sadar, hidup anda sudah dipengaruhi dan dikontrol oleh cara berpikir anda atau pikiran dominan anda.

“Sebagaimana orang berpikir dalam hatinya, demikianlah dia.”

Jika ini adalah benar – dan saya percaya ini benar – maka pentinglah bagi anda untuk melihat hidup anda dari pandangan (filter) yang benar.

Ada seorang terkenal yang berkata, “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kebenaran yang sejati.”

Kata "hati-hati" digunakan dalam arti seorang penjaga yang sedang bertugas. Dalam istilah militer artinya waspada, memperhatikan sekitar. Dan kata "menawan" tidak berbicara tentang sifat yang menarik, tapi berbicara tentang harta rampasan perang – emas, perak dan tanah.

Jadi kita berjaga-jaga dari musuh yang ingin mengambil harta anda, yakni kebenaran sejati yang telah tertabur dalam hatimu. Si musuh, masalah/tantangan, ingin mencuri apa yang ada pada anda.

Banyak orang yang mendasari hidupnya dengan filosofi yang salah.
Contoh, anda memiliki uang yang lebih dari cukup untuk kehidupan anda, tetapi di dalam hati anda, anda masih memiliki mental kemiskinan atau dapat saya katakan dengan filosofi kemiskinan.

Mungkin anda didoktrinasi oleh orangtua/sahabat/lingkungan dengan “takut akan kekurangan”, karena dulu mereka adalah seorang yang kekurangan yang akhirnya menjadi sukses.

Meskipun mereka sudah akumulasikan beberapa uang dari filosofinya, mereka masih melihat dirinya seorang yang miskin dan hal itu mempengaruhi bagaimana mereka membuat keputusan.

Filosofi atau cara berpikir mereka ini, sebenarnya membuat dia menjadi tawanan dan membatasi apa yang Allah ingin lakukan dalam hidup mereka.

Jika inti/dasar keyakinan anda, anda memiliki filosofi – cara berpikir – yang negatif, maka akan termanifestasi dalam hidup anda. Jika anda melihat diri anda sebagai orang yang bangkrut, sakit atau gagal, maka anda menubuatkan dan menggenapi hal tersebut untuk diri anda sendiri. Sebaliknya, jika anda melihat diri anda sebagai orang yang makmur, diberkati, sehat dan sukses, maka hal tersebut akan termanifestasi dalam hidup anda.

Jadi, sangatlah penting untuk menaruh filosofi anda dalam kebenaran yang Sejati.

Anda yang membaca artikel ini mungkinb waktu anda bercermin, anda melihat seorang yang gagal, pecundang, atau orang yang sakit dan orang yang kalah. Mengapa bisa demikian?

Itu karena filosofi anda. Mungkin orangtua/lingkungan/teman anda pernah mengatakan anda adalah orang yang tidak berguna, tidak berharga, tidak akan bisa berhasil atau pemimpin anda berkata bahwa anda disumpahi karena tingkah laku dan karakter anda, yang kemudian anda mempercayai hal-hal tersebut.

Apapun akarnya, yang membuat pandangan (filosofi) dalam hidup anda, anda menjadi orang yang tertawan dan harta karun anda sedang dicuri.

Jika anda orangnya, maka mulailah merubah cara berpikir anda.

Cara berpikir yang bagaimana yang harus saya pikirkan??
Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Dalam hidup saya, saat saya mulai merubah pemikiran saya, hal itu membuka pintu berkat yang Allah telah sediakan untuk saya. Kadang saya membatasi Allah dengan pikiran saya yang kecil, yaitu filosofi saya.

Anda mungkin melakukan hal yang sama. Jika benar anda begitu, jangan buang-buang waktu lagi – rubah pikiran anda.

Setiap orang memerlukan filosofi yang benar dalam hidupnya. Tanpa hal tersebut, anda akan melemparkan diri anda dan setuju untuk setiap doktrin yang salah.